Prilaku Politik Kerangka Teori .1 Partai Politik

dapat melemah atau hilang sama sekali sehingga salah satu golongan memisahkan diri dan mendirikan partai baru. b. Partai Kader Partai kader mementingkan keketatan organisasi dan disiplin kerja anggotanya. Proses seleksi terhadap anggota-anggota partai dilakukan secara ketat dengan memperhatikan berbagai aspek seperti keterampilan, prestise, pengalaman politik, serta pengaruh-pengaruhnya yang diharapkan bisa menarik pendukungpemilih sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggotanya yang menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan. 14

1.5.3 Prilaku Politik

Prilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Prilaku politik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk. Dalam suatu negara, ada pihak yang memerintah, ada pula yang menaati pemerintah, yang satu mempengaruhi, yang lain menentang, dan hasilnya kompromi, yang satu menjanjikan, yang lain merasa kecewa karena janji tidak dipenuhi, berunding dan tawar menawar, yang satu memaksakan putusan berhadapan dengan pihak yang lain, yang mewakili kepentingan rakyat yang berusaha membebaskan, yang satu menutupi kenyataan yang sebenarnya yang merugikan masyarakat atau yang akan mempermalukan, pihak lain berupaya memaparkan yang sesungguhnya, dan mengajukan tuntutan, 14 Ibid., hal.166 Universitas Sumatera Utara memperjuangkan kepentingan, mencemaskan apa yang akan terjadi. Semua hal diatas merupakan prilaku politik. 15 Dalam pelaksanaan pemilu di suatu negara ataupun dalam pelaksanaan pilkada langsung di suatu deaerah, prilaku politik dapat berupa prilaku masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada tersebut hal ini juga yang membuat digunakannya teori prilaku politik dalam proposal penelitian ini. Prilaku politik dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 16 1. Prilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah 2. Prilaku politik warga negara biasa baik individu maupun kelompok Yang disebutkan pertama bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua berhak mempengaruhi pihak yang pertama dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut kehidupan pihak kedua. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara biasa individu maupun kelompok disebut sebagai partisipasi politik. Dalam melakukan kajian terhadap prilaku politik, dapat dipilih tiga unit analisis, yakni : 1. Aktor Politik yang meliputi aktor politik, aktivis politik, dan individu warga negara biasa. 2. Agregasi Politik yaitu individu aktor politik secara kolektif seperti partai politik, birokrasi, lembaga-lembaga pemerintah. 15 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo, 1999, hal 15-16 16 Ibid., hal 16 Universitas Sumatera Utara 3. Tipologi Kepribadian Politik yaitu kepribadian pemimpin, seperti otoriter, Machiavelist dan demokrat. Ada empat faktor yang mempengaruhi prilaku politik aktor politik pemimpin, aktivis, dan warga biasa. Pertama, lingkungan tidak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa. Faktor kedua, lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu merupakan faktor yang ketiga, faktor keempat adalah faktor sosial politik langsung yang berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan seperti cuaca, keadaan keluarga, kehadiran seseorang, keadaan ruang, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. 17

1.5.4 Partisipasi Politik