berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945”.
12
1.5.2 Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian adalah pola prilaku dan interaksi di antara sejumlah partai politik dalam sebuah sistem politik. Mengacu pada pendapat Maurice
Duverger dalam bukunya yang berjudul Political Parties,
13
Bentuk partai tunggal otoriter adalah suatu sistem partai yang di dalamnya terdapat lebih dari satu partai besar yang digunakan oleh penguasa sebagai alat
untuk memobilisasi masyarakat dan mengesahkan kekuasaannya sedangkan partai-partai lain kurang dapat menampilkan diri karena ruang gerak dibatasi oleh
penguasa. Bentuk partai tunggal yang otoriter biasanya diterapkan di negara- negara berkembang yang menghadapi masalah-masalah integrasi nasional dan
keterbelakangan ekonomi. Partai tunggal yang otoriter digunakan sebagai wadah persatuan segala lapisan dan golongan masyarakat, dan sebagai alat untuk
menggolongkan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi partai, dan
sistem multi partai. Penggolongan sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai dapat dikemukakan seperti berikut. Bentuk partai tunggal totaliter, otoriter dan
dominan, sistem dua partai dominan dan bersaing dan sistem multi partai. Dalam negara yang menerapkan bentuk partai tunggal totaliter terdapat satu partai yang
tak hanya memegang kendali atas militer terdapat satu partai yang tidak hanya memegang kendali atas militer dan pemerintah, tetapi juga menguasai seluruh
aspek kehidupan masyarakat. Partai tunggal totaliter biasanya merupakan partai doktriner dan diterapkan di negara-negara komunis dan fasis.
12
UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.
13
Koirudin, Op.Cit., hal.167
Universitas Sumatera Utara
memobilisasi masyarakat untuk mendukung kebijakan yang dibuat oleh penguasa. Apabila dalam bentuk partai tunggal totaliter, partailah yang menguasai
pemerintahan dan militer maka dalam bentuk tunggal otoriter pemerintahan dan militer yang menguasai partai. Partai Uni Nasional Afrika Tanzania UNAT, dan
Partai Aksi Singapura merupakan contoh partai otoriter. Bentuk partai tunggal dominan tetapi demokratis adalah suatu sistem
kepartaian yang di dalamnya terdapat lebih dari satu partai, namun satu partai saja yang dominan secara terus menerus mendapat dukungan untuk berkuasa,
sedangkan partai-partai lain tidak mampu menyaingi partai yang dominan, walaupun terdapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan dukungan melalui
pemilihan umum. Partai yang dominan itu biasanya lebih dahulu muncul untuk membina bangsa dan mengorganisasikan pembangunan ekonomi, dibandingkan
dengan partai-partai lain yang muncul beberapa dekade kemudian untuk mengoreksi dan menyaingi partai dominan. Ketika partai-partai oposisi muncul,
partai dominan sudah berakar dalam masyarakat dan organisasinya sudah melembaga. Partai liberal di Jepang merupakan contoh partai dominan tetapi
demokratik. Sistem dua partai merupakan sistem kepartaian yang di dalamnya terdapat
dua partai yang saling bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kewenangan pemerintah melalui pemilihan umum. Dalam sistem ini terdapat
pembagian tugas diantara kedua partai yaitu partai yang memenangkan pemilihan umum menjadi partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah dalam
pemilihan umum mengambil peran sebagai kekuatan oposisi yang loyal sebagai kontrol atas partai yang menang. negara yang menerapkan sistem dua partai
Universitas Sumatera Utara
bersaing adalah Amerika Serikat Partai Republik dan Partai Demokrat dan Australia Partai Liberal dan Partai Buruh.
Sistem multipartai merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua partai yang dominan. Sistem ini merupakan produk sari struktur masyarakat yang
majemuk, baik secara kultural maupun secara sosial ekonomi. Setiap golongan masyarakat cederung memelihara keterkaitan dengan asal-usul budaya dan
memperjuangkan kepentingan melalui wadah politik sendiri. Karena banyak partai bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan
umum maka yang sering terjadi adalah pemerintahan koalisi dengan dua atau lebih partai yang sama-sama dapat mencapai mayoritas di parlemen. Untuk
mencapai konsensus diantara partai yang berkoalisi itu memerlukan tawar- menawar bargaining dalam hal program dan kedudukan menteri.
Partai politik pada umumnya juga dapat diklasifikasikan menurut komposisi dan fungsi keanggotaannya ke dalam dua bagian, yaitu :
a. Partai Massa
Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota dengan elite kepemimpinan yang diseleksi secara ketat, oleh karena
itu partai ini biasanya terdiri dari pendukung-pendukung dari aliran-aliran politik dalam masyarakat yang sepakat untuk bernaung dibawahnya dalam
memperjuangkan program yang biasanya luas dan agak kabur. Kelemahan dari partai massa adalah bahwa masing-masing aliran atau kelompok yang
bernaung di bawah partai ini cenderung untuk memaksakan kepentingan masing-masing, terutama pada saat krisis, sehingga persatuan dalam partai
Universitas Sumatera Utara
dapat melemah atau hilang sama sekali sehingga salah satu golongan memisahkan diri dan mendirikan partai baru.
b. Partai Kader
Partai kader mementingkan keketatan organisasi dan disiplin kerja anggotanya. Proses seleksi terhadap anggota-anggota partai dilakukan secara
ketat dengan memperhatikan berbagai aspek seperti keterampilan, prestise, pengalaman politik, serta pengaruh-pengaruhnya yang diharapkan bisa
menarik pendukungpemilih sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan
mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggotanya yang menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.
14
1.5.3 Prilaku Politik