- Ha : b1
≠ b2 ≠ 0, berarti variabel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.3 Penaksiran Koefisien Determinasi R
2
Merupakan ukuran untuk menyatakan bahwa proporsi dalam variabel yang dijelaskan oleh variabel independen dan karenanya memberikan ukuran sejauh
mana varian dalam suatu variabel menentukan dalam variabel itu.
3.6 Pengujian Asumsi Klasik
Pada prakteknya, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data.
Masalah tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas. Mudarajat Kuncoro, 2001 : 105. Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan menyebabkan uji statistik uji t-stat
dan f-stat yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik akan
mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. 3.6.1 Uji Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya
dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan
uji LM Test yang dikembangkan oleh bruesch -goldfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling akurat Kuncoro, 2001,107.
Uji Lagrange multiplier LM Test.
Universitas Sumatera Utara
Uji hipotesis untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi -
H
o
: p
1
= p
2
…. = p
q
= 0, Tidak ada autokorelasi -
Ha : p
1
≠ p
2
≠ ….. ≠ p
q
≠ 0, ada autokorelasi
3.6.3Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel independen atau variabel independen yang satu fungsi dari variabel independen
yang lain. Pengujian terhadap gejala multikoliniearitas dapat dilakukan dnegan uji Klien. Kemudian kita membandingkan koefisien determinasi parsial r
2
dengan koefisien determinasi majemuk R
2
, jika r
2
lebih kecil dari R
2
maka tidak ada multikolinieritas.
3.7 Defenisi Operasional
1. Promosi adalah suatu perusahaan dalam kegiatan pemasarannya
mengusahakan agar produknya dapat diperoleh dengan mudah oleh konsumen, tetapi juga perusahaan perlu merancang dan menyebarkan
informasi tentang kehadiran produk. 2.
Bagi hasil Profit Loss Sharing adalah prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana posisi bagi hasil ditentukan
pada saat akad kerja sama. 3.
Jumlah Nasabah adalah keseluruhan masyarakat yang menabung di bank yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Ringkas PT.BPRS Puduarta Insani
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Puduarta Insani Tembung selanjutnya disingkat BPRS beralamat di Jl.Besar Tembung No. 132 A,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. BPRS mulai beroperasi tanggal 18 Juni 1996. Peresmian operasionalnya ketika itu dilakukan oleh
Sekwildasu H. A. Wahab Dalimunthe, SH mewakili Gubsu. Nomor sandi BPRS adalah 60.441.1.
Modal dasar BPRS sesuai akter No. 13 tanggal 23 Mei 2007 adalah Rp. 5 Milyar, dan telah disetor sebesar Rp. 1.736.960,- Milyar, dengan komposisi
kepemilikan terdiri dari : IAIN Instintut Agama Islam Negeri Sumatera Utara 40,60, BAZDA Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara 22,74 dan
masyarakat 36,66. BPRS saat ini dipimpin oleh H.Saparuddin Siregar, SE, Ak, Mag selaku
Direktur Utama, Mailiswarti,SE selaku Direktur Operasional, Desan Komisaris terdiri dari : Prof.Dr.H.M. Yasir Nasution Komisi Utama, DR. H. Maratua
Simanjuntak Desan Komisaris, dan Drs. A.Samad Zaino, MS Dewan Komisaris.Dewan Pengawas Syariah terdiri dari : Prof. Dr.Haidar Putra Daulay
Ketua, dan DR. H. Amiur Naruddin, MA anggota. Jaringan kantor BPRS sampai akhir Desember 2009 terdiri dari 1 satu
kantor Pusat di Jl. Pekan Raya No.13 A Tembung dan 1 satu Kantor kas di Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara. Kantor kas ini telah diaj ukan untuk
dikonversi menjadi kantor Cabang, pada tahun 2009, namun sesuai perubahan
Universitas Sumatera Utara