termasuk syair Islam di bidang keuangan, tetapi aktivitas keislaman yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat secara umum perlu juga
diperhatikan. BPR syariah perlu memprakarsai terbentuknya majelis-majelis taklim dan semacamnya.
5 Nama Bank Perkreditan Rakyat Syariah, masih menyisahkan kesan sistem
BPR syariah menggunakan sistem BPRS konvensional. Kata “perkreditan” tidak ada dalam terminologi bank dan lembaga keuangan syariah. Oleh
karenanya, baik kiranya nama BPR syariah diganti.
2.6.8. Strategi Pengembangan BPR Syariah
Adapun strategi pengembangan BPR syariah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1 Langkah-langkah untuk mensosialisasikan keberadaan BPR syariah, bukan
saja produknya tetapi sistem yang digunakan perlu diperhatikan. Upaya ini dapat dilakukan melalui BPR syariah sendiri dengan menggunakan strategi
pemasaran yang halal, seperti : melalui informasi mengenai BPR syariah di media-media masa. Hal lain yang ditempuh adalah perlunya kerjasama BPR
syariah dengan lembaga pendidikan atau non pendidikan yang mempunyai relevasi dengan visi dan misi BPR syariah.
2 Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dapat dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan mengenai lembaga keuangan syariah serta lingkungan yang mempengaruhinya. Untuk itu diperlukan kerjasama di antara BPR
syariah atau kerjasama di antara BPR syariah atau kerjasama BPR syariah dengan lembaga pendidikan unutk membuka pusat pendidikan lembaga
keuangan syariah atau kursus pendek shortcourse lembaga keuangan
Universitas Sumatera Utara
syariah. Pusat pendidikan dan shortcourse tersebut memiiki tujuan unutk menyediakan SDM yang siap kerja di lembaga keuangan syariah, khusus BPR
syariah. 3
Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi daerah akan di ketahui berapa besar kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan syariah yang
lain dalam mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada. Dengan cara itu pula dapat dilihat kesinambungan kerja di antara BPR syariah, demikian juga
kesinambungan kerja BPR syariah dengan bank syariah dan BM T. sehingga hal ini akan meningkatkan koordinasi di antara lembaga keuangan syariah.
4 BPR syariah bertanggung jawab terhadap masalah ke Islaman masyarakat
dimana BPR syariah tersebut berada. Maka perlu dilakukan kegiatan rutin keagamaan dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan peran Islam dalam
bidang ekonomi. Demikian juga dengan pola ini dapat memnbantu BPR syariah dalam mengetahui gejala-gejala ekonomi-sosial yang ada
dimasyarakat. Hal ini akan menjadika kebijaka BPR syariah di bidang keuangan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat marketable.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan amsalah dan menguji
hipotesis dari penelitian. Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jumlah nasabah di BPR Syariah Puduarta Insani dengan faktor-faktornya adalah biaya
promosi, tingkat bagi hasil.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder time series yang bersifat kuantitatif yaitu data berbentuk angka-angka, dengan menggunakan data triwulan
dari triwulan pertama tahun 2005 sampai triwulan ke empat tahun 2009. Untuk data biaya promosi, tingkat bagi hasil dan jumlah nasabah sudah tersedia dalam
bentuk triwulan.
3.3 Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data, penulis menggunakan program komputer Eviews 6.0. selain itu juga digunakan software Microsoft Excel sebagai
software pembantu dalam mengkonversi data dalam bentuk baku yang disediakan
Universitas Sumatera Utara