Metode peramalan dapat memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkan penggunaan teknik-teknik
penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan teknik-teknik tersebut, maka diharapkan dapat memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar,
karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.
Disamping itu, metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan. Sehingga bila digunakan
pendekatan yang sama dalam suatu permasalahan dalam suatu kegiatan peramalan maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama.
Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh metode yang digunakan juga ditentukan oleh baik tidaknya informasi maupun data
yang digunakan. Selama data maupun informasi yang digunakan tidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya akan
ketepatannya.
2.2 Kegunaan Peramalan
Sering terjadi sepanjang waktu time lag antara kesadaran akan peristiwa. Adanya waktu tenggang lead time ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan
Universitas Sumatera Utara
peramalan. Dalam situasi diatas, peramalan sangat diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.
Dalam perencanaan di suatu instansi baik instansi pemerintahan maupun swasta, peramalan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Dimanapun, baik
maupun buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian instansi, karena waktu tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun. Peramalan
merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Didalam bagian organisasi terdapat beberapa kegunaan peramalan diantaranya :
1. Berguna untuk penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber
daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas personalia dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu
adalah ramalan tingkat permintaan konsumennya atau si pelanggan. 2.
Berguna dalam penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang lead time untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja baru atau pembelian
mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan digunakan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di
masa yang akan datang. 3.
Untuk menentukan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang dimiliki dalam waktu jangka panjang.
Keputusan semacam ini bergantung kepada faktor-faktor lingkungan, manusia dan pengembangan sumber daya keuangannya. Semua penentuan ini
memerlukan peramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
SEJARAH DAN STRUKTUR BADAN PUSAT STATISTIK
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik BPS adalah lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara lain pada bidang
pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal tersebut Badan Pusat Statistik juga
bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya
pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya. Berikut ini adalah
beberapa masa peralihan dari BPS yaitu :
3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan Directur Vand Land Bouw Nijeverheid En
Universitas Sumatera Utara
Handle, dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
Pada tahunn 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk
merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.
Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal Kantoor Voor de Statistik CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke
Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijinsen IUA yang
sekarang disebut kantor Bea Cukai.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1944 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
Pada masa ini CKS diganti Shomubu Chasasitsu Gunseikanbu.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil
perjanjian Linggar Jati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor KPS dan berada
dibawah Kementerian Kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian,
dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan Surat Menteri Perekonomian Nomor 18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut
Afdeling A dan bagian penyelenggaraan dan tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan
Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 172 Tahun 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik, dan urusan statistik
yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian
Universitas Sumatera Utara
dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Menteri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap Negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan
UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.
Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah
tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka pada tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU Nomor 7 Tahun 1960
tentang Statistik.
Berdasarkan putusan Presidium Kabinet RI No. AaC9 Tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan
nama Kantor Sensus Statistik Daerah KKS yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Di setiap daerah administrasi kecamatan,
dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS di tingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan. Kabupaten Kota terdapat cabang
perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten Kota.
Universitas Sumatera Utara
3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
Pada masa pemerintahan Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang
handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat Statistik.
Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi yaitu :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 tentang organisasi Biro Pusat
Statistik. b.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1980 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat
Statistik dan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan Tata Kerja Biro Pusat Statistik.
d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
e. Keputusan Presiden RI Nomor 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.
f. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 100 Tahun 1998 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. g.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama
Kantor Statistik Kabupaten Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU Nomor 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada
tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang
baru.
3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik