Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif Daun Katuk

mengganggu yaitu penghambatan absorpsi kalsium di saluran pencernaan dan gangguan pada pernafasan. Saat ini, dari 213 jenis jamu yang berasal dari pabrik jamu, hanya ditemukan 6 jenis jamu 2,8 yang mengandung daun katuk. Dari 6 jenis tersebut, 4 di antaranya mempunyai indikasi sebagai pelancar ASI Sutedja et al. 1997. Selain sebagai pelancar ASI, daun katuk juga bermanfaat dalam mempercepat involusi uterus. Bihariddin 2004 melaporkan bahwa pemberian minuman ekstrak daun katuk kering pada mencit dari masa kawin sampai partus mengakibatkan terjadinya percepatan involusi uterus yaitu pada hari ke-2 postpartus. Hal ini lebih cepat bila dibandingkan dengan kontrol yaitu pada hari ke-5 postpartus, sedangkan pada pemberian minuman ekstrak daun katuk hijau, involusi uterus terjadi pada hari ke-5 postpartus sama seperti kelompok kontrol.

2.1.3 Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif Daun Katuk

Kandungan nutrien yang memadai merupakan penunjang dalam nilai gizi terutama bagi ibu yang menyusui. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa daun katuk memiliki nutrien yang cukup tinggi. Komposisi nutrien yang terkandung dalam 100 gram daun katuk segar yang diacu dalam Suprayogi 2000 dapat dilihat dari Tabel 1. Tabel 1 Komposisi nutrisi daun katuk per 100 gram daun katuk segar Nutrien Depkes 1981 Padmavathi Rao 1990 Karbohidrat Protein Lemak Kalsium Ca Fosfor P Besi Fe Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin B 6 Vitamin C Vitamin D Air Energi Kal 11 g 4,8 g 1 g 204 mg 83 mg 2,7 mg 10370 SI 0,1 mg - 239 mg - 81 g 59 - 7,4 g 1,1 g 771 mg 543 mg 8,8 mg 5600 µg 0,5 mg 0,21 mg 244 mg - 69,9 g - Sumber: Suprayogi 2000 - : tidak dianalisa Selain itu daun katuk juga mengandung beberapa senyawa aktif lain yang dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Para peneliti mencoba untuk mengetahui kandungan senyawa kimia daun katuk yang dapat dimanfaatkan. Agusta et al. 1997 melaporkan bahwa pengujian ekstrak daun katuk dengan menggunakan analisa kromatografi gas dan spekrometri masa KGMS, menunjukkan adanya enam senyawa utama yaitu monomethyl succinate dan cis-2- methyl cyclopentanol asetat ester, asam benzoat dan asam fenil malonat asam karboksilat, 2 Pyrolidinon dan methyl pyroglutamat alkaloid. Semua senyawa ini berpotensi untuk industri kimia dan farmasi. Suprayogi 2000 melaporkan bahwa senyawa aktif utama yang berperan dalam meningkatkan produksi air susu adalah 5 kelompok senyawa polyunsaturate fatty acids termasuk kelompok senyawa eicosanoid, yaitu octadecanoic acid, 9-eicosyne, 5,8,11-heptadecatrienoic acid, 9,12,15- octadecatrienoic acid, dan 11,14,17-eicosatrienoic acid. Di samping itu terdapat satu senyawa intermediate-step dari biosintesis steroid hormon yaitu Androstan- 17-one,3-ethyl-3-hydroxy-5alpha. Kedua kelompok senyawa ini mampu meningkatkan sekresi air susu melalui aksi hormonal maupun aksi metaboliknya dalam tingkat seluler. Senyawa Androstan-17-one,3-ethyl-3-hydroxy-5alpha yang memiliki rumus kimia C 21 H 34 O 2 merupakan 17-ketosteroid kelompok keto pada C 17. Senyawa ini berperan langsung sebagai prekursor hormon steroid. Biosintesis hormon steroid ini dapat terjadi pada semua kelenjar steroid hormon ovarium, testes, dan kortek adrenal. Di dalam sel endokrin, senyawa ini akan dihidrosilasi oleh bantuan enzim hidroksilase Suprayogi 2000. Kelompok- kelompok senyawa tersebut sangat mudah untuk dipisahkan diekstrak dengan pelarut nonpolar yaitu heksan. Selain itu, menurut Sprayogi 2000, terdapat tujuh senyawa aktif utama di dalam daun katuk yang berpengaruh terhadap fungsi fisiologis tubuh. Senyawa-senyawa tersebut bekerja secara langsung maupun tidak langsung di dalam jaringan Tabel 2. Tabel 2 Senyawa aktif utama tanaman katuk dan pengaruhnya terhadap fungsi fisiologis di dalam jaringan Senyawa Aktif Pengaruhnya Pada Fungsi Fisiologis Octadecanoic acid 9-Eicosyne 5,8,11-heptadecatrinoic acid 9,12,15-octadecatrinoic acid 11,14,17-eicosatrienoic acid Sebagai prekursor dan terlibat dalam biosintesis senyawa eicosanoids prostaglandin, prostacyclin, tromboxane, lipoxin, dan leukotrines Androstan-17-one,3,-ethyl-3-hydroxy- 5alpha Sebagai prekursor atau intermediate-step dalam sintesis senyawa hormon-hormon steroid progesteron, oestradiol, testosterone, dan glucocorticoid Senyawa 1-6 secara bersamaan Memodulasi hormon-hormon laktogenesis dan laktasi serta aktifitas fisiologi yang lain 3,4-dimethyl-2-oxocyclopent-3-enylacetatic acid Sebagai eksogenous asam acetat dari saluran pencernaan dan terlibat dalam metabolisme seluler melalui siklus krebs Sumber : Suprayogi 2000 Beberapa senyawa aktif daun katuk juga dapat ditemukan dengan menggunakan pelarut yang lebih polar etanol, EtOH. Senyawa-senyawa aktif tersebut adalah 3 senyawa flavonol yang meliputi 3-O- β-D-glucosyl1-6-β-D- glucosyl-kaempferol, 3-O- β-D-glucosyl-7-O-α-L-rhamnosyl-kaempferol, dan 3-O- β-D-glucosyl1-6-β-D-glucosyl-7-O-α-rhamnosyl-kaempferol, senyawa 5’deoxy- 5”methylsulphinyl-adenosine dan uridine Wang dan Lee 1997. Temuan tersebut dikuatkan oleh Suprayogi 2004 yang menggunakan pelarut semipolar etil asetat EtOAc dan menemukan senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan kuat yaitu 3-O- β-Dglucosyl-kaempferol, 3-O-β-D-glocosyl-7-O-α-Lrhamnosyl-kaempferol, dan kaempferol. Dari penelitian tersebut dapat diperkirakan bahwa dengan menggunakan pelarut organik semipolar maupun polar maka senyawa utama daun katuk yaitu kaempferol dapat dipisahkan dengan mudah.

2.2 Ekstraksi