Tabel 17. Tabel kesenjangan antara persepsi kinerja dengan harapan anggota Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo untuk setiap dimensi dalam
SERVQUAL
Dimensi Kinerja
Harapan Gap
Persentase
Tangible 4.04
4.39 -0.35
-7.94 Responsiveness
4.38 4.57
-0.19 -4.24
Reliability 3.73
4.16 -0.44
-10.51 Assurance
3.83 4.29
-0.46 -10.71
Emphaty 3.57
4.24 -0.67
-15.74 Rata-rata
3.91 4.33
-0.42 -9.53
Gap terkecil terdapat pada dimensi responsiveness atau daya tanggap yakni hanya sebesar -0.19 dengan tingkat ketidakpuasan 4.24 persen. Nilai kinerja
dimensi ini 4.38 yang menurut anggota sudah baik. Sedangkan harapan anggota, koperasi dapat melakukannya dengan sangat baik yakni dengan nilai 4.57. Nilai
gap yang terbentuk menujukkan bahwa anggot belum merasakan kepuasan terhadap kinerja koperasi pada dimensi ini.
Dari persentase gap masing-masing dimensi, dapat disimpulkan bahwa koperasi hendaknya memperbaiki kinerja dari masing-masing dimensi dengan
prioritas perbaikan sesuai dengan tingkat ketidakpuasan terbesar dari anggota. Dimensi emphaty perlu menjadi fokus pertama dalam melakukan perbaikan untuk
kemudian beralih pada dimensi assurance, reliability, tangible, dan terakhir pada dimensi responsiveness.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo memiliki peranan yang cukup besar dalam pengembangan komoditas nenas di Desa Ngancar mulai dari subsistem
hulu, onfarm, hilir, sampai dengan subsistem penunjang. 2. Hasil analisis tingkat kepuasan anggota Koperta Langgeng Mulyo dengan
menggunakan analisis SERVQUAL menunjukkan bahwa koperasi belum dapat memuaskan anggota pada semua dimensi kualitas jasa. Ketidakpuasan terbesar
pada dimensi tangible ada pada atribut ketersediaan media informasi yang terkait dengan komoditas nenas. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi
responsiveness ada pada atribut kecepatan dalam menanggapi keluhan terkait koperasi dan usahatani nenas. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi reliability
ada pada atribut penyediaan alat pertanian tanaman nenas. Pada dimensi assurance ketidakpuasan terbesar ada pada atribut pengetahuan pengurus
tentang koperasi. Dan ketidakpuasan terbesar pada dimensi empati berada pada atribut dukungan moril maupun materiil terhadap petani nenas yang gagal
panen. Walaupun koperasi belum mampu memenuhi semua harapan anggota, para anggota tetap memiliki loyalitas yang besar terhadap koperasi.
Saran
Karena koperasi Pertanian Langgeng Mulyo memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan sistem agribisnis nenas di Desa Ngancar, maka
koperasi ini
perlu dipertahankan
keberadaannya. Untuk
memperkecil ketidakpuasan anggota, koperasi perlu mengadakan diskusi yang dilakukan secara
kontinu agar harapan-harapan anggota dapat sampai langsung kepada pengurus dan agar semangat anggota dalam berkontribusi membangun koperasi tetap
terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Amrul EA. 2009. Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota terhadap Pelayanan KUD Giri Tani kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor
ID : Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Ariffin R. 2002. Manfaat Harga Koperasi: Landasan Teoritis Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah. Bandung ID : Laboratorium Manajemen
Koperasi IKOPIN. Asmanto RY. 2011. Usaha Peningkatan Kepuasan Pelayanan Jasa Pendidikan
dengan Pendekatan Servqual-Six Sigma. Studi Kasus Jurusan Teknik Industri FTI-UII. Yogyakarta ID: Jurusan Teknik Industri. Fakultas
Teknik Industri. Universitas Islam Indonesia.
Bay S. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota terhadap Kualitas Pelayanan KUD Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau [Skripsi].
Bogor ID : Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor.
Darwin et al. 2000. Pengembangan Peran Koperasi dalam Distribusi Sembako. Jakarta ID : Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Dufler E. 1994. Corporate Culture of Cooperatives. Geneva: Cooperative To-day.
International Cooperatives Alliance. Durianto et al. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar melalui Riset Ekuitas dan
Perilaku Merek. Jakarta ID: PT. Gramedia Pustaka Utama. Edilius dan Sudarsono. 1993. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta ID:
Rineka Cipta. Engel JF, Blackward, Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Ed ke-6 Jilid 1.
Budijanto, penerjemah. Jakarta ID : Binarupa Aksara. Terjemahan dari Consumer Behaviour.
Fatmala E. 2012. Analisis Hubungan Kinerja Partisipasi dan Manfaat Bagi Anggota Koperasi Studi Kasus : KUD Puspa Mekar, Kabupaten Bandung
Selatan [Skripsi]. Bogor ID : Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Firdaus M, Edhi AS. 2004. Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek. Bogor ID : Ghalia Indonesia.
Griffin J. 2002. Customer Loyalty How To Earn It, How To Keep It I. Kentucky US : Mc Graw Hill.