-0.19 Analisis Kualitas Pelayanan Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo dalam Pengembangan Sistem Agribisnis Nenas Ngancar, Kabupaten Kediri

bantuan tenaga ahli, dll. Program yang pernah didapatkan dari pemerintahan khususnya dari dinas pertanian maupun dinas perkoperasian adalah bantuan ternak sapi, alat penyerut daun nenas untuk dijadikan kerajinan tangan, PUAP, fasilitas studi banding dengan poktan Subang, dan bibit nenas varietas Smooth cayenne dari pemerintah. Bentuk kerjasama koperasi dengan pihak akademisi adalah koperasi pernah beberapa kali mendatangkan peneliti dari sebuah institusi pendidikan untuk melakukan penelitian terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapi petani atau melakukan pengembangan komoditas tertentu. Kerjasama dengan pihak swasta, lebih ke dalam hal pendanaan dan pemasaran hasil panen nenas. Ketidakpuasan beberapa responden terletak pada kurang transparannya program yang didapatkan koperasi. Ketidaklancaran arus informasi terkait program menyebabkan anggota ada yang tahu dan ada yang tidak. Dan bagi anggota yang tidak tahu, hal ini menjadi sesuatu yang tidak adil karena merasa program tidak menyebar merata. Tiga atribut dengan nilai gap terendah yakni ada pada penyediaan obat- obatan, keakuratan informasi yang diberikan pihak koperasi, dan pembagian SHU tepat waktu. Atribut penyediaan obat-obatan tidak terlalu memiliki gap besar yakni sebesar -0.34 dengan tingkat kepuasan sebesar 8.16 persen. Responden sudah cukup puas dari segi waktu penyediaan, jumlah maupun kualitas. Hanya saja mereka memiliki harapan yang cukup besar pada sisi harga agar bisa lebih murah dari pasaran. Atribut keakuratan informasi yang diberikan memiliki nilai gap sebesar -0.16 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 3.65 persen dan pembagian SHU tepat waktu memiliki nilai gap sebesar -0.13 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 2.84 persen. Kedua atribut tersebut sudah cukup memuaskan bagi anggota. Namun untuk perkembangan skala usaha koperasi ke depannya mereka tetap berharap pengurus dapat meningkatkan kinerja pada kedua atribut tersebut.

d. Dimensi Assurance Jaminan

Dimensi assurance adalah dimensi yang lebih menekankan pada tingkat pengetahuan, keramahan, dan kesopanan dari pengurus maupun pegawai sehingga muncul rasa percaya dan yakin dari konsumen. Tabel 15. Nilai gap rata-rata antara harapan dengan persepsi kinerja dimensi assurance pada Koperta Langgeng Mulyo Atribut Dimensi Assurance Kinerja Harapan Gap Persentase Kejujuran pengurus koperasi 3.87 4.23 -0.35 -8.40 Pembagian SHU secara adil dan tepat jumlah 3.90 4.39 -0.48 -11.03 Pengetahuan pengurus tentang koperasi 3.65 4.23 -0.58 -13.74 Keterampilan pengurus koperasi 3.90 4.32 -0.42 -9.70 Rata-rata 3.83

4.29 -0.46

-10.71 Kepuasan anggota pada dimensi assurance secara umum masih belum mencapai kepuasan maksimal. Tabel 15 menunjukkan nilai gap rata-rata -0.46 yang didapatkan dari nilai kinerja rata-rata sebesar 3.83 dikurangi dengan nilai harapan rata-rata sebesar 4.29. Kedua nilai ini berada pada kategori yang sama yakni kinerja dan harapan dimensi ini dalam kondisi baik. Nilai kinerja yang lebih kecil daripada nilai harapan menghasilkan nilai negatif dan hal ini mengindikasikan adanya ketidakpuasan anggota dengan tingkat ketidakpuasan 10.71 persen dari nilai harapan rata-rata. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi jaminan berada pada atribut pengetahuan pengurus tentang koperasi. atribut ini memiliki gap sebesar -0.58 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 13.74 persen. Anggota merasa tidak puas dengan kinerja koperasi pada atribut ini karena sebagian besar anggota mendapati yang paling aktif menggerakkan koperasi dan tahu banyak hal tentang perkoperasian adalah manajer saja. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa tidak semua pengurus tahu tentang koperasi dan diharapkan semua pengurus memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang koperasi. Atribut kejujuran pengurus sudah cukup memuaskan sebagian besar anggota. Hal ini ditunjukkan oleh nilai gap relatif kecil daripada nilai gap pada atribut lain yang berada pada dimensi yang sama yakni hanya sebesar -0.35 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 8.40 persen. Anggota cukup percaya dengan tingkat kejujuran pengurus karena para pengurus berasal dari lingkungan yang sama dengan anggota sehingga para anggota sudah mengetahui reputasi dari masing-masing pengurus.

e. Dimensi Emphaty Empati

Dimensi emphaty merupakan dimensi yang menggambarkan kememapuan perusahaan dalam memahami dan memperhatikan konsumennya secara personal dan mendalam. Dimensi ini menggunakan atribut layanan konsultasi individu anggota terkait dengan sistem agribisnis nenas, kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota, dan dukungan moril maupun materiil terhadap petani yang mengalami gagal panen nenas. Tabel 16. Nilai gap rata-rata antara harapan dengan persepsi kinerja dimensi emphaty pada Koperta Langgeng Mulyo Atribut Dimensi Emphaty Kinerja Harapan Gap Persentase Konsultasi individu anggota terkait dengan sistem agribisnis nenas 4.45 4.48 -0.03 -0.72 Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota 3.87 4.35 -0.48 -11.11 Dukungan moril maupun materiil terhadap petani yang gagal panen nenas 2.39 3.87 -1.48 -38.33 Rata-rata 3.57

4.24 -0.67

-15.74 Seperti pada dimensi lain, anggota belum merasakan kepuasan pada dimensi empati. Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai kinerja rata-rata sebesar 3.57 dan nilai harapan rata-rata sebesar 4.24 sehingga menghasilkan nilai gap rata-rata -0.67 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 15.74 persen. Nilai kinerja dan harapan masuk dalam kategori yang sama yakni sudah baik. Namun nilai gap yang didapatkan menunjukkan bahwa anggota masih belum merasakan kepuasan pada dimensi ini dan diharapkan koperasi dapat memperbaiki kinerjanya.