Dimensi Tangible Bukti Fisik

c. Dimensi Reliability Konsistensi Kinerja

Dimensi reliability merupakan dimensi yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Dimensi ini mencakup dua aspek utama yaitu konsistensi dan sifat terperrcaya yang berarti perusahaan dapat memberikan pelayanan secara benar sejak awal right the first time sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan. Dimensi reliabilitas merupakan dimensi yang paling menggambarkan performa kinerja koperasi dalam menjalankan peranannya sebagai subsistem penunjang dari sistem agribisnis. Tabel 14. Nilai gap rata-rata antara harapan dengan persepsi kinerja dimensi reliability pada Koperta Langgeng Mulyo Atribut Dimensi Reliability Kinerja Harapan Gap Persentase Penyediaan pupuk untuk tanaman nenas 3.67 4.23 -0.56 -13.33 Penyediaan obat-obatan tanaman nenas 3.81 4.15 -0.34 -8.16 Penyediaan alat pertanian tanaman nenas 2.97 3.56 -0.60 -16.74 Pinjaman untuk berusahatani nenas 3.29 3.94 -0.65 -16.39 Penyuluhan teknis budidaya tanaman nenas 3.45 4.00 -0.55 -13.71 Pembagian Sisa Hasil Usaha tepat waktu 4.42 4.55 -0.13 -2.84 Kerjasama koperasi dengan pihak lain Pemerintah, Akademisi, Swasta 3.94 4.45 -0.52 -11.59 Keakuratan informasi yang diberikan 4.26 4.42 -0.16 -3.65 Rata-rata 3.73

4.16 -0.44

-10.51 Hasil yang ditunjukkan Tabel 14 adalah nilai gap rata-rata yang didapatkan adalah -0.44. Nilai ini terbentuk dari nilai kinerja rata-rata sebesar 3.73 dan nilai harapan rata-rata sebesar 4.16 yang menunjukkan bahwa kinerja dimensi ini baik begitu pula dengan harapan terhadap dimensi ini adalah baik. Walaupun kinerja dan harapan masuk kedalam kategori yang sama, kedua nilai ini tetap menimbulkan nilai negatif pada gap rata-rata karena harapan anggota lebih besar dari pada performa kinerja koperasi. Persentase ketidakpuasan terhadap harapan yakni sebesar 10.51 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa anggota belum merasa puas terhadap kinerja dimensi reliability secara keseluruhan dengan tingkat ketidakpuasan yang relatif kecil terhadap nilai harapan rata-rata dimensi. Penyebab ketidakpuasan terbesar anggota pada dimensi reliability adalah pada atribut pinjaman untuk berusahatani nenas. Nilai gap yang ditunjukkan pada Tabel 14 untuk atribut ini adalah sebesar -0.65 dengan tingkat ketidakpuasan terhadap harapan sebesar 16.39 persen. Nilai gap didapatkan dari nilai kinerja sebesar 3.29 yang menunjukkan pinjaman yang diberlakukan cukup lunak dengan nilai bunga standar dan nilai harapan sebesar 3.94 yang menunjukkan bahwa anggota mengharapkan pinjaman yang lunak dengan nilai bunga yang lebih rendah dari nilai bunga standar diluar koperasi. Responden menyebutkan bahwa tingkat suku bunga koperasi saat ini cukup tinggi yakni 1.5-2 persen. Menurut mereka, suku bunga koperasi seharusnya bisa lebih rendah mengingat aset yang dimiliki koperasi cukup besar yakni sekitar 5M rupiah. Selain itu, tenggang waktu yang hanya 6 bulan dirasakan cukup memberatkan para anggota yang berprofesi sebagai petani nenas karena mereka tidak ada pemasukan selain dari hasil panen