-0.44 Analisis Kualitas Pelayanan Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo dalam Pengembangan Sistem Agribisnis Nenas Ngancar, Kabupaten Kediri

harapan rata-rata sebesar 4.29. Kedua nilai ini berada pada kategori yang sama yakni kinerja dan harapan dimensi ini dalam kondisi baik. Nilai kinerja yang lebih kecil daripada nilai harapan menghasilkan nilai negatif dan hal ini mengindikasikan adanya ketidakpuasan anggota dengan tingkat ketidakpuasan 10.71 persen dari nilai harapan rata-rata. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi jaminan berada pada atribut pengetahuan pengurus tentang koperasi. atribut ini memiliki gap sebesar -0.58 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 13.74 persen. Anggota merasa tidak puas dengan kinerja koperasi pada atribut ini karena sebagian besar anggota mendapati yang paling aktif menggerakkan koperasi dan tahu banyak hal tentang perkoperasian adalah manajer saja. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa tidak semua pengurus tahu tentang koperasi dan diharapkan semua pengurus memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang koperasi. Atribut kejujuran pengurus sudah cukup memuaskan sebagian besar anggota. Hal ini ditunjukkan oleh nilai gap relatif kecil daripada nilai gap pada atribut lain yang berada pada dimensi yang sama yakni hanya sebesar -0.35 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 8.40 persen. Anggota cukup percaya dengan tingkat kejujuran pengurus karena para pengurus berasal dari lingkungan yang sama dengan anggota sehingga para anggota sudah mengetahui reputasi dari masing-masing pengurus.

e. Dimensi Emphaty Empati

Dimensi emphaty merupakan dimensi yang menggambarkan kememapuan perusahaan dalam memahami dan memperhatikan konsumennya secara personal dan mendalam. Dimensi ini menggunakan atribut layanan konsultasi individu anggota terkait dengan sistem agribisnis nenas, kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota, dan dukungan moril maupun materiil terhadap petani yang mengalami gagal panen nenas. Tabel 16. Nilai gap rata-rata antara harapan dengan persepsi kinerja dimensi emphaty pada Koperta Langgeng Mulyo Atribut Dimensi Emphaty Kinerja Harapan Gap Persentase Konsultasi individu anggota terkait dengan sistem agribisnis nenas 4.45 4.48 -0.03 -0.72 Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota 3.87 4.35 -0.48 -11.11 Dukungan moril maupun materiil terhadap petani yang gagal panen nenas 2.39 3.87 -1.48 -38.33 Rata-rata 3.57

4.24 -0.67

-15.74 Seperti pada dimensi lain, anggota belum merasakan kepuasan pada dimensi empati. Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai kinerja rata-rata sebesar 3.57 dan nilai harapan rata-rata sebesar 4.24 sehingga menghasilkan nilai gap rata-rata -0.67 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 15.74 persen. Nilai kinerja dan harapan masuk dalam kategori yang sama yakni sudah baik. Namun nilai gap yang didapatkan menunjukkan bahwa anggota masih belum merasakan kepuasan pada dimensi ini dan diharapkan koperasi dapat memperbaiki kinerjanya. Gap terbesar terdapat pada atribut ketiga yakni dukungan moril maupum materiil untuk petani nenas yang mengalami gagal panen. Nilai gap yang ditunjukkan pada Tabel 16 untuk atribut ini adalah sebesar -1.48 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 38.33 persen. Nilai gap didapatkan dari nilai kinerja sebesar 2.39 atau dapat dikatakan kinerja pada atribut ini tidak baik sedangkan harapan anggota sebesar 3.87 yang menunjukkan koperasi perlu untuk melakukan program ini dengan baik. Nilai ini cukup tinggi dibandingkan dengan kedua atribut lain. Para anggota sebenarnya tidak terlalu menuntut adanya bantuan dari koperasi untuk kegagalan pribadi. Namun jika koperasi memang dapat melakukannya, mereka berharap program tersebut ada. Untuk saat ini, yang mereka dapatkan masih berupa dukungan moril tanpa materiil. Dukungan materiil yang diharapkan tidak harus dalam bentuk pemberian modal untuk melakukan usaha budidaya. Anggota cukup puas jika dukungan materiil berupa pinjaman modal dengan bunga rendah dan jangka waktu yang lebih panjang. Atribut dengan gap terkecil berada pada atribut konsultasi individu bagi anggota. Nilai gap yang didapatkan pada atribut ini hanya sebesar -0.03 dengan tingkat ketidakpuasan 0.72 persen. Anggota merasa tidak begitu membutuhkan layanan kosultasi individu karena para anggota sudah mengetahui seluk beluk nenas. Hanya sebagian kecil saja anggota yang memberikan memberikan harapan yang cukup besar dimana mereka ini adalah para petani nenas yang masih belum lama menggeluti bidang tersebut dan masih memerlukan adanya arahan dari pihak-pihak yang kompeten. Analisis Kepuasan Anggota Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo dalam Setiap Dimensi SERVQUAL Setelah melakukan perhitungan kesenjangan masing-masing atribut, maka selanjutnya perlu juga perhitungan terhadap kesenjangan dari masing-masing dimensi pelayanan agar alternatif perbaikan lebih difokuskan pada dimensi yang memiliki nilai kesenjangan negatif cukup besar. Nilai negatif yang didapatkan dari hasil perhitungan gap merupakan hal yang wajar karena menurut Irawan 2007 kemungkinan terjadinya gap positif sangat kecil dan hanya ada 1 hingga 2 di antara 100 perusahaan. Hal tersebut dikarenakan sifat konsumen yang tidak pernah puas dan selalu ada saja hal yang menjadikan mereka tidak puas. Apalagi dengan banyaknya jumlah anggota maka semakin sulit untuk menyatukan tingkat kebutuhan mereka yang berbeda-beda. Perusahaan atau penyedia layanan dapat dikatakan baik jika mempunyai nilai gap lebih kecil dari -1.0. Tabel 17 menunjukkan bahwa ketidakpuasan anggota Koperta Langgeng Mulyo lebih cenderung pada dimensi empati. Nilai kinerja dimensi ini dalam kategori baik yakni sebesar 3.57 dan nilai harapan sebesar 4.24 yang menunjukkan bahwa harapan anggota adalah koperasi dapat menjalankan program pada dimensi ini dengan baik. Walaupun secara kategori antara harapan dan kinerja berada pada tingkat yang sama, masih ada nilai gap yang terbentuk yakni sebesar -0.67 dengan tingkat ketidakpuasan sebesar 15.74 persen. Hal ini menunjukkan bahwa anggota masih belum puas dengan kinerja koperasi pada dimensi empati. Tabel 17. Tabel kesenjangan antara persepsi kinerja dengan harapan anggota Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo untuk setiap dimensi dalam SERVQUAL Dimensi Kinerja Harapan Gap Persentase Tangible 4.04

4.39 -0.35

-7.94 Responsiveness 4.38 4.57 -0.19 -4.24 Reliability 3.73

4.16 -0.44

-10.51 Assurance 3.83 4.29 -0.46 -10.71 Emphaty 3.57

4.24 -0.67

-15.74 Rata-rata 3.91 4.33 -0.42 -9.53 Gap terkecil terdapat pada dimensi responsiveness atau daya tanggap yakni hanya sebesar -0.19 dengan tingkat ketidakpuasan 4.24 persen. Nilai kinerja dimensi ini 4.38 yang menurut anggota sudah baik. Sedangkan harapan anggota, koperasi dapat melakukannya dengan sangat baik yakni dengan nilai 4.57. Nilai gap yang terbentuk menujukkan bahwa anggot belum merasakan kepuasan terhadap kinerja koperasi pada dimensi ini. Dari persentase gap masing-masing dimensi, dapat disimpulkan bahwa koperasi hendaknya memperbaiki kinerja dari masing-masing dimensi dengan prioritas perbaikan sesuai dengan tingkat ketidakpuasan terbesar dari anggota. Dimensi emphaty perlu menjadi fokus pertama dalam melakukan perbaikan untuk kemudian beralih pada dimensi assurance, reliability, tangible, dan terakhir pada dimensi responsiveness. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo memiliki peranan yang cukup besar dalam pengembangan komoditas nenas di Desa Ngancar mulai dari subsistem hulu, onfarm, hilir, sampai dengan subsistem penunjang. 2. Hasil analisis tingkat kepuasan anggota Koperta Langgeng Mulyo dengan menggunakan analisis SERVQUAL menunjukkan bahwa koperasi belum dapat memuaskan anggota pada semua dimensi kualitas jasa. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi tangible ada pada atribut ketersediaan media informasi yang terkait dengan komoditas nenas. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi responsiveness ada pada atribut kecepatan dalam menanggapi keluhan terkait koperasi dan usahatani nenas. Ketidakpuasan terbesar pada dimensi reliability ada pada atribut penyediaan alat pertanian tanaman nenas. Pada dimensi assurance ketidakpuasan terbesar ada pada atribut pengetahuan pengurus tentang koperasi. Dan ketidakpuasan terbesar pada dimensi empati berada pada atribut dukungan moril maupun materiil terhadap petani nenas yang gagal panen. Walaupun koperasi belum mampu memenuhi semua harapan anggota, para anggota tetap memiliki loyalitas yang besar terhadap koperasi.