8 Gambar 2.2 Struktur Busa dari Alkil Poliglikosida dengan
Perbandingan Surfaktan Standar [15] Gula lebih larut dalam air dan kurang larut dalam hidrokarbon, jadi
surfaktan APG lebih lipofobik jika dibandingkan dengan surfaktan komersial lainnya seperti polioxyetilen. Selain angka biodegradasinya yang tinggi,
bahayanya sangat kecil terhadap makhluk hidup di perairan. Sifat dermatologisnya lembut di kulit dan juga tidak mengiritasi mata [16].
Ukuran rantai alkil mempunyai pengaruh dalam kemampuan melarutkan dan pada tegangan permukaan. Diketahui bahwa alkil glukosida berantai pendek
tidak memberikan manfaat deterjensi dan hanya ketika panjang rantainya bertambah melebihi C
8
dapat menghasilkan deterjen yang lebih baik [17]. APG disintesis dengan mereaksikan glukosa dengan alkohol lemak, menggunakan
alkohol berlebih untuk meminimalisasi oligomerisasi gula. Cara lainnya yaitu dengan tranasetilasi rantai pendek alkil glukosida seperti etil atau butyl glukosida,
dengan rantai panjang alkohol. Katalis asam dibutuhkan untuk kedua proses terebut [16].
2.3 Alkohol Lemak
Alkohol lemak merupakan turunan dari minyak nabati seperti minyak kelapa maupun minyak kelapa sawit yang lebih dikenal sebagai alkohol lemak alami,
sedangkan turunan dari petrokimia paraffin dan etilen dikenal sebagai alkohol lemak sintetik. Alkohol lemak termasuk salah satu jenis bahan oleokimia dasar
yang merupakan alkohol alifatik rantai panjang dengan panjang rantai antara C
6
sampai C
22
.
9 Umumnya produk-produk komersial yang menggunakan surfaktan APG
berbasis alkohol lemak dengan panjang rantai atom C
10
dan C
12
Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia dari Berbagai Alkohol Lemak , karena memiliki
sifat sebagai bahan pembusa, bahan pembasah serta sebagai bahan pembersih yang baik [1].
Nama Sistematik Nama Komersial
Jumlah Karbon
Titik lebur Titik didih
C C
Hexanol Caproyl
6 -51,6
157 Heptanol
Oenantyl 7
-34,6 175,8
Octanol Caprylic
8 -16
194 Nonanol
Pelorgonyl 9
-5 215
Decanol Capryl
10 6,4
232,9 Dodecanol
Lauryl 12
24 259
Tetradecanol Myristyl
14 38
289 Sumber: Mudge 2005 [18]
Pemilihan fatty alcohol yang tepat juga akan berpengaruh pada suhu proses asetilasi sebab semakin panjang rantai maka titik didih fatty alcohol
semakin tinggi. Penelitian kali ini menggunakan fatty alcohol C
10
yang diperoleh dari PT. Ecogreen Oleochemical. Fatty alcohol C
10
lebih dikenal dengan nama capryl alcohol dengan titik didih 232,9
2.4 D-Glukosa
C.
Glukosa termasuk monosakarida atau gula sederhana yang banyak terdapat di alam sebagai D-Glukosa. Disebut juga sebagai dektrosa yang merupakan suatu
senyawa pentahidroksi heksanal dan karenanya dimasukkan dalam kelompok aldeheksosa. Glukosa dapat juga diperoleh dari hasil hidrolisa sukrosa
disakarida serta hidrolisa pati [19]. Glukosa yang dipakai dalam penelitian ini adalah D-glukosa anhidrat atau disebut juga dekstrosa.
2.5 Katalis dalam Pembuatan Alkil Poliglikosida
Keberhasilan proses sintesis surfaktan APG sangat dipengaruhi oleh jenis katalis asam yang digunakan. Jenis-jenis katalis asam yang dapat digunakan untuk
10 proses sintesis APG adalah asam anorganik seperti HCl, H
2
SO
4
, H
3
PO
4
, HNO
3
2.6 Sintesis Alkil Poliglikosida