Surfaktan Alkil Poliglikosida Pengaruh Rasio Molar Substrat Dan Konsentrasi Katalis Pada Pembuatan Surfaktan Decyl Poliglikosida Dari D-Glukosa Dan Dekanol

7

2.2 Surfaktan Alkil Poliglikosida

Salah satu surfaktan yang dapat diproduksi dari bahan nabati adalah alkil poliglikosida APG dan surfaktan APG ini telah diklasifikasikan di Jerman sebagai surfaktan kelas I yang ramah lingkungan. Potensi untuk mengembangkan dan memproduksi surfaktan APG ini masih sangat besar mengingat potensi pasar yang cukup besar dalam berbagai industri, antara lain industri herbisida, perawatan badan, kosmetik dan bahan pembersih. Surfaktan APG ini tidak berbahaya untuk mata, kulit dan membran lendir, mengurangi efek iritan serta dapat terurai baik secara aerob maupun anaerob [9]. Gambar 2.1 Produksi Surfaktan dan Contoh Produksinya [14] Alkil poliglikosida pertama kali ditemukan oleh Emil Fischer pada tahun 1893. Jika dibandingkan dengan alkohol lemak etoksilat, kekuatan membusa alkil poliglikosida jauh lebih kuat. Alkil poliglikosida juga menunjukkan efek yang sangat menarik. Alkil poliglikosida dapat mencegah kerutan dan membersihkan pori-pori dalam. Selain itu dapat diaplikasikan untuk pembersih wajah dan penghapus makeup, serta untuk sampo dan sabun mandi karena dapat mengurangi bahan aktif tanpa menghilangkan kekuatan pembersihnya [15]. 8 Gambar 2.2 Struktur Busa dari Alkil Poliglikosida dengan Perbandingan Surfaktan Standar [15] Gula lebih larut dalam air dan kurang larut dalam hidrokarbon, jadi surfaktan APG lebih lipofobik jika dibandingkan dengan surfaktan komersial lainnya seperti polioxyetilen. Selain angka biodegradasinya yang tinggi, bahayanya sangat kecil terhadap makhluk hidup di perairan. Sifat dermatologisnya lembut di kulit dan juga tidak mengiritasi mata [16]. Ukuran rantai alkil mempunyai pengaruh dalam kemampuan melarutkan dan pada tegangan permukaan. Diketahui bahwa alkil glukosida berantai pendek tidak memberikan manfaat deterjensi dan hanya ketika panjang rantainya bertambah melebihi C 8 dapat menghasilkan deterjen yang lebih baik [17]. APG disintesis dengan mereaksikan glukosa dengan alkohol lemak, menggunakan alkohol berlebih untuk meminimalisasi oligomerisasi gula. Cara lainnya yaitu dengan tranasetilasi rantai pendek alkil glukosida seperti etil atau butyl glukosida, dengan rantai panjang alkohol. Katalis asam dibutuhkan untuk kedua proses terebut [16].

2.3 Alkohol Lemak