Sejarah dan pengertian narkoba

31 negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik. 31 Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam. Narkotika menurut UU RI No 22 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 32 Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. 33

2. Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba

Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah 31 Ilham Akbar, Narkoba Dan Penyebabnya, Semarang:PT. Karunia, 2011, h. 34 32 Diakses di www.bnn.go.id pada tanggal 20 Januari 2015 33 Zulkarnaen Nasution, Kompilasi Peraturan Perundang – undangan Tentang Narkoba Jakarta: kencana, 2006 , h. 890 32 penyalahgunan atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya. Hal ini tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga penyalahgunaan narkoba ini terjadi. Di antara faktor-faktor itu adalah: a. Indikasi pengguna a. Pengendalian diri yang lemah b. Kondisi kehidupan keluarga c. Temperamen sulit d. Mengalami gangguan perilaku e. Suka menyendiri dan berontak f. Prestasi sekolah yang rendah g. Tidak di terima di kelompok h. Berteman dengan pemakai. 34 b. Faktor individual Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan Narkoba, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya. 35 34 Azhar Hanafi, Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkoba, Bandung: Mizan, 2010, cet.1, h. 24 35 Ibid., h. 26 33 c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya. 36

3. Dampak buruk penyalahgunaan narkoba

a. Dampak pisik Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers yaitu golongan narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang denagn sifatnya yang menenangkan seperti oabat tidur dan obat anti rasa cemas. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal. 37 Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba- tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekantidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala 36 Ibid., h. 30 37 Wahyudin Pratama, Narkoba dan Kejahatan, Surabaya: PT. Cahaya Ilmu, 2003, h. 43 34 Putus Obat GPO ini. Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroinputaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dan sebagainya. 38 GPO ini juga merupakan „momok‟ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putawheroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan. Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIVAIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik. 39 38 Ibid., h. 50 39 Yusuf Fahrudin, Dampak Penyalahgunaan Narkoba, Surabaya: Bhakti Jaya, 1998, h 60