Unsur – unsur dakwah Strategi

23 dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah merupakan komponen utama yang akan membentuk moralitas atau akhlak ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran Islam. Iman juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam al quran iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244 kali. 18 2 Syariah Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan diri dalam hukum- hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban dikalangan kaum muslim. 19 3 Muamalah Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah muamalh disini dipahami sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan sesama makhluk dalam rangka mengabdi kepada Allah swt. Karena islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada kehidupan ritual. 20 18 Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana 2009, jilid ke-1, cet ke-2, h. 24 19 Ibid., h. 25 20 Ibid., h. 26 24 4 Akhlak Secara etimologis kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari Khuluqunyang berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku. Menurut Al Farabi, ilmu akhlak adalah pembahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan. Oleh karena itu berdasarkan pengertian diatas, maka akhlak dalam islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi kondisi jiwanya. 21 d. Wasilah Media Dakwah Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah ajaran islam kepada penerima dakwah. Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang tidak bisa dipisahkan salah satuya adalah penggunaan media sebagai alat untuk melakukan aktivits dakwah. Media merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang dai saat berdakwah. Media dakwah sebgai jalan untuk memudahkan seorang da‟i melakukan dakwahnya sehingga apa yang di sampaikan nya dengan cepat dapat di terima oleh khalayak atau para jamaah dan pesan dakwah yang disampaikannya itu dapat tersebar dengan luas. 21 Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 28 25 Keberadaan media dakwah sangatlah penting untuk diupayakan dan diperhatikan oleh seorang da‟i apalagi jika kita melihat kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berkembang. Jika seorang da‟i tidak bisa memanfaatkan media yang ada maka sulit dakwahnya itu diterima. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya: media lisan, media tulisan, lukisan, audio visual dan media – media yang lainnya yang bisa di manfaatkan untuk berdakwah. 22 e. Metode Dakwah Metode berasal dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias diartikan metode dakwah adalah cara- cara yang digunakan seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. 23 banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang dai dalam melakukan dakwah agar apa yng menjadi tujuan dakwah bisa di terima oleh para khalayak banyak atau mad‟u 22 M. Bachri Ghazali, Dakwah Komunikasi, Surabaya: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet. Ke-1, h. 12 23 Moh. Abdul Aziz, Ilmu dakwah, Jakarta: Prenada Media: Jakarta, 2004, h. 75-120 26 Dalam Al-Quran Allah menerangkan tentang metode dalam menyampaikan dakwah seperti dalam surah An-Nahl: 125                          Artinya:”Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”Qs. An-Nahl: 125 Dalam ayat tersebut terdapat tiga metode dakwah yang harus kita laksanakan yaitu berdakwah dengan hikmah, berdakwah mauidzoh hasanah pelajaran yang baik dan berdakwah melalui bantahan yang baik. C. Strategi dakwah Setelah membahas tentang pengertian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah.

1. Pengertian strategi dakwah

Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan manajemen, karena orientasi keduanya sama-sama mengarah pada sebuah keberhasilan planning atau sebuah rencana yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi. 27 Menurut Asmuni syukir bahwa strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik, yang harus di gunakan dalam aktiftas dakwah. 24 Sedangkan Menurut Abu Zahra, strategi dakwah islam adalah perencanaan, penyerahan dan operasi dakwah islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan. 25 Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa strategi dakwah adalah metode atau taktik yang digunakan dalam melakukan aktifitas dakwah dengan perencanaan yang disusun sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah itu dapat terlaksana.

2. Asas – asas strategi dakwah

Dalam strategi dakwah ada beberapa asas yang harus dipehatikan agar dakwahnya berjala efektif dan tepat sasaran. Adapun asas – asas nya sebagai berikut: a. Asas Fisiologis, yaitu azas ini erat hubungannya dengan tujuan- tujuan yang akan dicapai dalam aktifits dakwah b. Asas Sosiologis, yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. c. Asas kemampuan dan keahlian dai. d. Asas Pisikologi, yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan jiwa manusia. e. Asas efektivitas dan efisiensi, yaitu asas ini maksudnya adalah dalam melakukan aktivitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara 24 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 28 25 Acep Aripudin Syukriadi Syambas, Dakwah Damai Pengantar Dakwah Budaya, Bandung: PT Remaja Rosada karya, 2007 , Cet. Ke-1, h. 138 28 waktu ataupun tenaga yang di keluarkan dengan pencapaian hasilnya. 26

D. Narkoba

1. Sejarah dan pengertian narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat- obatan untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu opium tersebut adalah orang-orang Cina. 27 Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu dan pengadaan supply secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan 26 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al – Ikhlas, 1983, h.32 27 Sabili: Majalah Islam, volume 16, masalah 15 – 18 , Bina Media Sabili, 2009 , h. 82 29 menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu Brisbane Ordinance. Ganja Cannabis Sativa banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca Cocaine banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang Verdovende Middelen Ordonantie yang mulai diberlakukan pada tahun 1927. Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa menimbulkan kecanduan tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut. 28 Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya Dangerous Drugs Ordinance dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya. Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat narkotika sangat 28 Winanto, buku A2DN Ada Apa Dengan Narkoba, Semarang: Aneka Ilmu, TT, h. 26