56 Pada program ini pengurus membuat satu perpustakaan bukan di
dalam gedung tetapi di dalam mobil yang mana library car ini berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain atau dari kmpung ke
kampong lain dan adapun buku -bukunya yaitu berasal dari sumbangan pemerintah dan buku-buku bekas yang dikumpulkan oleh pengurus.
2. ABATA ANAK BANGSA TANPA NARKOBA
Program yang di buat untuk menaggulangi, membina serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba dan
mencegah masuknya narkoba. Dengan cara membuat kegiatan dam pelatihan serta pengobatan sehingga para korban penyalahgunaan
narkoba ini disibukan dengan hal – hal yang positip.
Selain kegiatan dan program yang telah di sebutkan diatas, FORMUSPA juga saat ini sedang membangun sanggar kreativitas anak
bangsa dan membangun rumah sehat yang di bangun sebagai tempat rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba khususnya untuk
masyarakat yang ada di desa pasirmulya Kec. Majalaya, Kabupaten. Karawang.
10
10
Wawan cara dengan ketua FORMUSPA Ust. Taufil Al – Firdaus, 26 Mei 2015
57
BAB IV ANALISIS STRATEGI
A. Strategi Dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah FORMUSPA
dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba
Dalam penilitian ini penulis menggunakan teori strategi Fred R David yang menyatakan bahwa dalam proses strategi ada beberapa tahapan-tahapan
yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1.
Formulasi strategi dakwah FORMUSPA Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, FORMUSPA
merumuskan strategi itu dengan memfokuskan objek dakwah pada kalangan remaja dan membuat strategi alternatif yaitu dengan melalui pendekatan
adapun pendekatannya itu sebagai berikut: a.
Pendekatan agama religius Melalui pendekatan ini, mereka yang masih bersih dari dunia narkoba
ataupun yang sudah menjadi narkoba, senantiasa di tanamkan ajaran agama dengan pengajian-pengajian dan bimbingan-bimbingan rohani yang dapat
menyentuh dan menyadarkan mereka akan kerugian yang di timbulkan dari penyalahgunaan nnarkoba tersebut baik kerugian di dunia atau pun kerugian
di akhirat. Dengan pendekatan ini di harapkan agar mereka menyadari bahwa
58
agama tidak menghendaki pemeluknya untuk merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya. Dengan jala demikian, diharapkan ajaran
agama yang pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali kejalan yang benar.
b. Pendekatan psikologis.
Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjeramah kenikmatan semu narkoba, diberikan diberikan nasihat dari hati ke hati oleh orang-orang
yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan
kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjuhi narkoba. Sedangkan bagi mereka yang telah larut dalam kehidupan gelap narkoba, melalui pendekatan
ini dapat di ketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang terbuka, tertutup, atau sensitive. Dengan mengetahui latar belakang
kepribadian mereka,maka penekatan ini dai harapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata, menyusun kembali kepingan perjalanan hidup
yang sebelumnya tidak terarah, sehingga khidupannya menjadi lebih baik dan terarah
c. Pendekatan sosial
Baik bagi meraka yang belum ataupun ataupun yang sudah masuk dalam sisi kelam narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka
59
merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya, dengan terus memberikan perhatian di dorong smua yang menjadi mint daan bakat mereka
dan terus melibatkan mereka dalan kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di
tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting. Taufik Al
– firdaus selaku ketua FORMUSPA ketika di wawancarai mengatakan:
“Dengan beberapa pendekatan diatas, diharapkan mampu menggerakan hati khususnya para remaja dan generasi muda yang masih suci dari kelamnya
dunia narkoba dan umunya masyarakat yang memang menggunakan narkoba untuk tidak larut dalam trend atau gaya pergaulan yang menyesatkan. Dan
bagi mereka yang sudah terjebur dalam kubangan dunia narkoba, melalui pendekatan tersebut, diharapkan dapat kembali sadar akan arti penting
kehidupan ini, yang amat sayang jika digadaikan dengan kesenangan yang
hanya sementara dan menghancurkan”.
1
2. Implementasi
strategi dakwah
FORMUSPA dalam
menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
a. Membentuk struktur organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan yang ada pada sebuah organisasi dalam menjalankan operasional untuk mencapai sebuah tujuan.
FORMUSPA menyusun struktur organisasi yang didalamnya terdapat pembagian kerja agar masing-masing pengurus mempunyai sebuah tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan tugas -tugasnya yang telah di tentukan yag
1
Taufik Al – Firdaus, ketua FORMUSPA, wawancara pribadi pada tanggal 20 Mei 2015, jam
19.30 WIB
60
dapat membantu berjalannya roda organisasi ini. Dalam struktur tersebut melibatkan para remaja agar mereka berperan aktif dalam organisasi.
b. Membuat program-program
Sejak pertama berdiri dan terbentuknya struktur organisasi, FORMUSPA membuat program-program yang dibuat untuk memberdayakan
para remaja yang ada sekitar desa tersebut. Dari salah satu programnya adalah menanggulangi,
membina serta
mengembangkan potensi
korban penyalahgunaan narkoba. Program ini dinamakan dengan nama ABATA
Anak Bangsa Tanpa Narkoba. Program ABATA ini di buat sebagai upaya menyelamatkan generasi
muda dari bahaya penyalagunaan narkoba dan untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba yaitu dengan
mengasah dan menyalurkan minat dan bakat mereka. Mengasah kterampilan dan menyibukan waktunya sehingga apa yang menjadi kebiasan menggunajan
naroba dapat di hilangkan. Selain program tersebut formuspa ini sedang membangun rumah rehabilitasi bagi para remaja dan masyarakat yang
menjadi pecandu narkoba di desa tersebut. Pada program ini FORMUSPA melakukan upaya-upaya dengan
membuat 5 upaya dalam menanggulngi penyalahgunaan narkoba. Diantara 5 upaya itu adalah