Metode Analisis Data Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Independensi Komite Audit dan Kualitas Audit Terhadap Restatement Laporan Keuangan

51 dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2013: 105. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas Ghozali, 2013: 105

c. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H A : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL Ghozali, 52 2013:340. Penurunan likelihood -2LL menunjukan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

d. Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 satu sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R 2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regressionGhozali, 2013:341. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

e. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara 53 model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya Ghozali, 2013: 341.

f. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar correct dan salah incorrect. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100 Ghozali, 2013:342. Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya restatement laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan restatement laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

g. Uji Hipotesis

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation MLE. H = β 1 = β 2 = β 3 =…= β i = 0 H a β 1 β 2 β 3 … β i 0 atau, H a β 1 β 2 β 3 … β i 54 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen x tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan dalam populasi. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, besarnya α adalah 5. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a Jika nilai probabilitas sig. α = 5, maka hipotesis alternatif didukung. b Jika nilai probabilitas sig. α = 5, maka hipotesis alternatif tidak didukung. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit dan kualitas audit. Sedangkan restatement laporan keuangan digunakan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Restatement laporan keuangan sebagai variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini. Restatement laporan keuangan yaitu penyajian kembali laporan keuangan karena adanya suatu kesalahan penyajian dimana perusahaan menyajikan ulang laporan keuangannya dan menginformasikan kepada investor bahwa laporan keuangan yang sudah dibuat tidak valid. Pengukuran variabel restatement menggunakan variabel dummy. Angka nol 0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak melakukan 55 restatement laporan keuangan dan angka satu 1 menunjukkan bahwa perusahaan melakukan restatement laporan keuangan.

2. Variabel Independen

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan antara lain: a. Ukuran Perusahaan Variabel ini dinilai dengan mengukur total aset yang dimiliki perusahaan pada tahun terjadinya restatement. Menurut Luthfia 2012, total aset dan penjualan yang besar menggambarkan perusahaan yang besar. Semakin besar ukuran perusahaan, maka kemungkinan datangnya pengaruh dari luar semakin meningkat. Jadi, kemungkinan perusahaan besar melakukan salah saji yang material sehingga menyebabkan restatement juga semakin besar. Oleh karena itu, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural Ln dari total aset yang dimiliki perusahaan. b. Dewan Komisaris Independen Prinsip tata kelola perusahaan good corporate governance- GCG merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuannya. Penerapan GCGberfungsi untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan terhadap kinerja manajemen suatu perusahaan. Keberadaan dewan komisaris pada suatu perusahaan berfungsi sebagai pengawas atas kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan. Dewan komisaris independen dapat menjalankan pengawasan perusahaan lebih efektif. Keberadaan 56 komisaris yang memiliki jabatan ganda dalam suatu perusahaan dapat mengurangi kualitas laporan keuangan perusahaan. Semakin besarnya proporsi komisaris independen maka proses pengawasan yang dilakukan dewan ini semakin berkualitas dengan semakin banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan Nasution dan Setiawan, 2007. Oleh karena itu, keberadaan dewan komisaris independen pada suatu perusahaan sangat dianggap penting. Untuk mengukur dewan komisaris independen dilakukan dengan menghitung jumlah komisaris independen dalam suatu perusahaan, dengan rumus: c. Independensi Komite Audit Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawab dan wewenangnya. Komite audit harus mampu menilai perusahaan apakah perusahaan telah mematuhi peraturan yang berlaku dan memastikan bahwa perusahaan telah menjalankan kegiatan operasionalnya secara etis dan bermoral agar perusahaan dapat mencapai GCG. Untuk dapat menjalani tugasnya dengan baik dan efektif, dalam dewan komite audit harus memiliki beberapa anggota komite audit independen. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dalam Kep-29PM2004 mensyaratkan adanya komite audit yang terdiri dari 3 orang dengan 1 komisaris independen Dewan Komisaris Independen: Dewan Komisaris Independen Total Dewan Komisaris … 2 57 sebagai ketua dan 2 orang anggota dari luar direksi agar pengawasan dapat berjalan efektif. Keberadaan komite audit independen dalam suatu perusahaan mempengaruhi pengawasan dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah komite audit independen dalam suatu perusahaan, maka fungsi pengawasan komite audit semakin efektif. Pengukuran independensi komite audit dalam suatu perusahaan, dengan rumus: d. Kualitas Auditor Perusahaan go public diwajibkan untuk mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat. Proses audit dapat medeteksi adanya salah saji ataupun kecurangan fraud dalam laporan keuangan. Kualitas audit dapat mempengaruhi kepercayaan pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan terhadap laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik KAP. Ukuran KAP dapat mencerminkan kinerja selama melakukan proses audit. Ukuran KAP terbagi menjadi dua, yaitu first tier big four dan second tier non-big four. Berikut adalah KAP big four yang berafiliasi dengan KAP lokal pada tahun 2011-2014. Pada tahun 2011, KAP big four yang berafiliasi dengan KAP lokal terdiri atas: Independensi Komite Audit: Komite Audit Independen Total Komite Audit … 3 58 a. Price Waterhouse Coopers PWC berafiliasi dengan KAP Haryanto Sahari dan Rekan. b. Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio dan Rekan. c. Ernst Young Global EY berafiliasi dengan KAP Purwantono, Sarwako dan Sandjaja. d. Klynveld Peat MarwickGeordeler InternationalKPMG berafiliasi dengan KAP Siddharta dan Widjaja. Sementara pada tahun 2012-2014, KAP big four berafiliasi dengan KAP lokal yaitu: a. Price Waterhouse Coopers PWC berafiliasi dengan KAP Tanudiredja Wibisana dan Rekan. b. Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio dan Rekan. c. Ernst YoungGlobal EY berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suherman dan Surja. d. KlynveldPeatMarwickGeordeler InternationalKPMG berafiliasi dengan KAP Siddharta dan Widjaja. Kecakapan profesional auditor size besar big-audit lebih memiliki kemampuan teknikal untuk menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya dibandingkan dengan auditor size kecil non-big audit De Angelo, 1981 dalam Dahlan, 2009. Sehingga KAP big four dipercaya mampu menemukan kesalahan yang 59 dilakukan oleh kliennya, sehingga dapat meminimalisir terjadinya restatement laporan keuangan. Variabel kualitas audit dihitung dengan menggunakan variabel dummy. Angka nol 0 menunjukkan bahwa perusahaan diaudit oleh KAP non-big four, dan angka 1 menunjukkan bahwa perusahaan diaudit oleh KAP big four. Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Indikator Skala Restatement LaporanKeuangan Dummy 0 jika tidak mengalami restatement laporan keuangan dan 1 jika mengalami restatement laporan keuangan Nominal Ukuran Perusahaan X 1 Logaritma natural total aset Rasio Dewan Komisaris Independen X 2 Perbandingan komisaris independen dengan total dewan komisaris Rasio Independensi Komite Audit X 3 Perbandingan komite audit independen dengan total komite audit Rasio Kualitas Audit X 4 Dummy 0 jika KAP non-big four dan 1 jika KAP big four Nominal 60 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI mulai tahun 2011-2014. Perusahaan industri manufaktur tersebut telah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2011 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar atau mengalami delisting dari BEI. Penulis memilih industri manufaktur karena memfokuskan penelitian pada satu jenis industri untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu risiko industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang lainnya. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit, serta kualitas audit terhadap restatement laporan keuangan pada industri manufaktur. Tabel 4.1 berikut menyajikan seleksi sampel dengan kriteria yang telah diterapkan: 61 Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria No. Kriteria Jumlah Restatement laporan keuangan Tidak restatement laporan keuangan 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 129 2. Perusahaan yang terdaftar setelah 1 Januari 2011. 3 3. Perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah dalam laporan keuangan. 28 4. Perusahaan yang tidak memberikan informasi lengkap terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian. 3 Jumlah perusahaan 19 76 5. Perusahaan yang tidak memiliki aset hampir sama dengan perusahaan yang mengalami restatement laporan keuangan. 62 Jumlah sampel 19 14 Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel. 33 Periode penelitian tahun 4 Jumlah sampel total selama periode penelitian. 132 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 berjumlah 129 perusahaan.Dari 129 perusahaan, terdaftar 3 perusahaan yang terdaftar setelah 1 Januari 2011.Dari 126 perusahaan terdapat 28 perusahaan yang menggunakan selain mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.Dari total 98 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang tidak memberikan informasi lengkap.Dari total 95 perusahaan terdapat 19 perusahaan yang 62 mengalami restatement laporan keuangan dan 76 perusahaan yang tidak mengalami restatementlaporan keuangan. Dari 76 perusahaan yang tidak mengalami restatementlaporan keuangan, terdapat 62 perusahaan yang tidak memiliki aset yang sama dengan perusahaan sejenis yang mengalami restatementlaporan keuangan. Sehingga perusahaan manufaktur yang terdaftar pada periode 2011-2014 yang dapat dijadikan sampel adalah sebanyak 33 perusahaan, dan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 132 pengamatan. Alasan penggunaan data mulai tahun 2011-2014 adalah karena tahun 2011-2014 merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan industri manufaktur.Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2014 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur yang dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan industri manufaktur yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti total aset, dewan komisaris, komite audit dan nama KAP. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 4.2

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Keahlian Keuangan Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Blockholder, dan Kualitas Audit terhadap Keterjadian Restatement - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Keahlian Keuangan Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Blockholder, dan Kualitas Audit terhadap Keterjadian Restatement - Unika Repository

0 0 27