Latar Belakang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Independensi Komite Audit dan Kualitas Audit Terhadap Restatement Laporan Keuangan
3
Beberapa perusahaan di Indonesia pernah mengalami earnings restatement.PT Kimia Farma diwajibkan melakukan restatement atas laba
yang telah disajikan dalam laporan keuangannya. Hal tersebut terjadi setelah Kementerian BUMN dan Bapepam melakukan pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan dan terungkap bahwa PT Kimia Farma menyajikan laba yang lebih tinggi dari laba yang sebenarnya dengan cara menggelembungkan nilai harga
pada daftar persediaan sehingga menimbulkan overstated Tempo,2002. Kantor Akuntan Publik KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa yang menangani
kasus ini telah mengikuti standar akuntansi yang berlaku, tetapi gagal mendeteksi
kecurangan tersebut.Akibat
restatement ini, pemerintah melakukan divestasi saham PT Kimia Farma.
Kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan dapat memengaruhi terjadinya restatement laporan
keuangan. Suatu ukuran perusahaan dapat menentukan baik atau tidaknya kinerja dari perusahaan tersebut Novianti, 2012.Selain itu, ukuran
perusahaan dan klasifikasi industri perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengkontribusi akan terjadinya kesalahan dalam
penyajian laporan keuangan perusahaan pada saat pertama kali disajikan Santioso et al., 2011.
Ukuran perusahaan merupakan gambaran mengenai besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dari beberapa
aspek, misalnya aset yang dimiliki perusahaan, total penjualan perusahaan dalam suatu periode, jumlah karyawan yang digunakan untuk melakukan
4
aktivitas operasi perusahaan dan jumlah saham perusahaan yang beredar. Ukuran perusahaan dibagi menjadi tiga, yaitu perusahaan besar, perusahaan
menengah dan perusahaan kecil Machfoedz, 1994 dalam Suwito dan Herawaty, 2005.Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki
transaksi-transaksi yang lebih rumit, kondisi tersebut memberikan pengaruh terhadap proses audit dalam memastikan kelayakan informasi yang disajikan
oleh perusahaan kepada para pemakai informasi tersebut Santioso et al., 2011. Untuk mencegah adanya hal tersebut, perusahaan sebaiknya
menerapkan prinsip GCG. Penerapan prinsip GCG dapat meminimalisir terjadinyarestatement
laporan keuangan pada suatu perusahaan. Menerapkan prinsip GCG dilakukan agar proses operasional perusahaan berjalan secara efektif. Menurut Komite
Nasional Kebijakan Governance-KNKG2006, terdapat lima asas dalam menerapkan GCG diantaranya keterbukaan transparant, akuntabilitas
accountability, pertanggungjawaban
responsibility, independensi
independency serta kesetaraan dan kewajaran fairness.Karateristik dalam prinsip GCG memengaruhi terjadinya restatement laporan keuangan
Kusumo dan Meiranto, 2014. Terdapat beberapa karakteristik dalam prinsip GCG.Dewan komisaris
merupakan salah satu karakteristik dalamprinsip GCG. Keberadaan dewan komisaris dalam suatu perusahaan memiliki tugas untuk mengawasi kinerja
perusahaan dalam mengelola kekayaan yang dimiliki. Dewan komisaris dalam perusahaan harus terdiri dari komisaris independen dan komisaris yang
5
terafiliasi KNKG, 2006. Keberadaan dewan komisaris independen sangat penting dalam menjalankan tugas pengawasannya agar lebih objektif dan tidak
terpengaruhi apapun. Independensi pada dewan komisaris sangat diperlukan, agar dalam menjalankan tugasnya sebagai dewan komisaris tidak dipengaruhi
oleh tekanan ataupun kepentingan tertentu, sehingga tidak memengaruhi profesionalismenya. Pengawasan efektif yang dilakukan dewan komisaris,
diharapkan mampu meminimalisir terjadinya kecurangan dan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan. Selain pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris, pengawasan
yang dilakukan oleh komite audit juga dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan. Komite audit juga termasuk salah satu karakteristik prinsip GCG.
Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari
manajemen Arens et al., 2012. Komite audit bertanggung jawab atas laporan keuangan, tata kelola perusahaan dan pengendalian terhadap perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya, komite audit harus memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan
operasionalnya secara etis dan bermoral. Komite audit dipilih oleh dewan komisaris dan memiliki tanggung jawab terhadap dewan komisaris.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuristisia dan Lukviarman 2008 menyebutkan bahwa keberadaan komite audit memengaruhi terjadinya
restatement laporan keuangan.
6
Menurut KNKG, komite audit harus dipimpin oleh komisaris independen dan setidaknya dua orang anggota. Independensi merupakan salah
satu karakteristik dari komite audit. Sikap independensi komite audit sangat dibutuhkan agar proses pengawasan yang dilakukannya dapat berjalan dengan
efektif, sehingga mampu membantu tugas dan tanggung jawab dewan komisaris. Dengan adanya independensi komite audit, diharapkan mampu
mengawasi proses dan hasil dari audit internal dan eksternal perusahaan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan kecurangan dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan. Rani 2011 menyebutkan bahwa independensi komite audit berpengaruh terhadap earnings restatement.
Selain pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris dan komite audit, perusahaan juga memerlukan adanya auditor eksternal untuk menilai
apakah laporan keuangan perusahaan terdapat salah saji ataupun terdapat kecurangan dalam proses pembuatannya. Auditor eksternal merupakan pihak
ketiga independen yang melakukan pengawasan atas kinerja manajemen melalui laporan keuangan. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi
yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi Praptitorini dan Januarti, 2007. Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP,
karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh auditornya I Guna dan Herawaty, 2010. Schmidt dan Wilkins 2011
dan Francis et al. 2012 menyebutkan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh terhadap restatement laporan keuangan.
7
Penelitian mengenai ukuran perusahaan terhadap restatement laporan keuangan telah dilakukan olehSantioso et al. 2011 serta Puspitasari dan
Januarti 2014.Hasil penelitian Santioso et al. 2011 menunjukkan bahwaantara ukuran perusahaan memiliki korelasi terhadap terjadinya
restatement laporan keuangan suatu perusahaan. Namun, penelitian yang dilakukan Puspitasari dan Januarti 2014 menunjukkan hasil yang berbeda,
yakni ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap terjadinya restatement laporan keuangan suatu perusahaan.
Pengujian terkait dewan komisaris independen terhadap restatement laporan keuangan telah dilakukan olehSantioso et al. 2011, Yuristisia dan
Lukviarman 2008, Puspitasari dan Januarti 2014 serta Kusumo dan Meiranto 2014. Hasil penelitian Santioso et al. 2011 serta Yuristisia dan
Lukviarman 2008 menunjukan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.Namun, penelitian yang
dilakukan Puspitasari dan Januarti 2014 serta Kusumo dan Meiranto 2014, menunjukan hasil yang berbeda yaitu tidak adanya pengaruh dewan komisaris
independen terhadap restatement laporan keuangan. Pengujian terkait independensi komite audit terhadap restatement
laporan keuangan telah dilakukan oleh Rani 2011 dan Carcello et al 2010. Hasil penelitian Rani 2011 menunjukkan bahwa independensi komite audit
berpengaruh terhadap keterjadian restatement.Namun, penelitian yang dilakukan Carcello et al 2010, menunjukan hasil yang berbeda
8
yaituindependensi komite audit tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.
Selain itu, pengujian terkait kualitas audit terhadap restatement laporan keuangan telah dilakukan oleh Francis et al. 2012 serta Schmidt dan Wilkins
2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh terhadap restatement laporan keuangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dan pengujian kembali terkait dengan ukuran perusahaan, dewan komisaris independen,
indepensi komite audit, kualitas audit dan restatement laporan keuangan. Maka penelitian ini berjudul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris Independen, Independensi Komite Auditdan Kualitas Audit
terhadap Restatement Laporan
Keuangan”. Penelitian ini merupakan studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang go public dan terdaftar di BEI pada periode 2011-2014.
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan olehPuspitasari dan Januarti 2014, Kusumo dan Meiranto 2014, Francis et
al. 2012, Santioso et al. 2011, Schmidt dan Wilkins 2011, Rani 2011, Carcello et al. 2010 serta Yuristisia dan Lukviarman 2008.Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel independen dan periode peneltiannya. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut:
9
a. Variabel independen yang digunakan pada penelitianini adalah ukuran perusahaan, dewan komisaris independen, independensi komite audit dan
kualitas audit. Variabel-variabel tersebut merupakan kombinasi dari penelitian sebelumnya.
b. Periode penelitian pada penelitian ini menggunakan data terbaru yaitu data perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai
2014.