Pagar HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 28 Perbandingan luas penampang pondasi mesin.

4.9 Pagar

Pagar merupakan bagian konstruksi yang diletakkan menyambung gading- gading paling atas yang terlihat dari bagian dek, pagar juga merupakan tempat melekatnya sheer. Pagar terletak di bagian sisi kanan dan kiri kapal sampai me- ngelilingi seluruh bagian atas kapal di atas dek juga berguna sebagai pembatas dan pelindung untuk para awak kapal agar tidak terjatuh saat melakukan aktivitas di atas kapal. Gambar tebal pagar yang diukur disajikan pada Gambar 29. Tebal pagar kapal-kapal yang diukur berkisar antara 2-8 cm dengan rata- ratanya sebesar 5,09 cm, sedangkan standar ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI untuk kapal-kapal tersebut berkisar antara 2,66-4,1 cm dengan rata-rata sebesar 3,18 cm. Jika dibandingkan antara tebal pagar kapal-kapal yang diteliti dengan standar BKI, pada bagian tebal pagar didapatkan nilai deviasi sebesar 0,06-4,39 cm mengacu pada Lampiran 9. Gambar 29 Tebal pagar. 80 160 240 320 400 480 560 640 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Lu as p e n am p an g c m ² Kapal BKI Hasil Dengan demikian, banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar kapal sesuai dengan ukuran tebal pagar yang telah ditetapkan oleh BKI sebesar 4,55. Banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar lebih besar dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BKI sebesar 68,18 dengan selisih ukuran berkisar antara 0,03-4,39 cm. Banyaknya kapal yang mempunyai ukuran tebal pagar lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI sebesar 27,27 dengan kisaran selisih ukuran 0,06-0,96 cm. Gambar 30 dan 31 adalah grafik yang memperlihatkan perbedaan ukuran tebal pagar antara kapal-kapal yang diteliti dengan standar ukuran tebal pagar yang ditetapkan oleh BKI. Gambar 30 Grafik radar tebal pagar. Gambar 31 Perbandingan tebal pagar. Secara umum, ukuran modulus penampang atau ukuran luas penampang dan ukuran lainnya pada kapal-kapal yang diteliti di PPN Palabuhanratu memiliki 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Hasil BKI 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Teb al c m Kapal BKI Hasil perbedaan ukuran dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI. Pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu merupakan pengrajin kapal tradisional yang mempunyai patokan ukuran sendiri dalam membuat kapal. Para pengrajin kapal tidak membuat perencanaan pembangunan kapal terlebih dahulu seperti perencanaan daerah pelayaran, muatan yang dapat dimuat, gambar lines plan, general arrangement dan tabel offset kapal. Mereka hanya menetapkan ukuran dimensi kapal yang terdiri dari panjang kapal L, lebar kapal B, dan dalam kapal D. Penentuan ukuran dimensi kapal tersebut, hanyalah berdasarkan kebiasaan para pengrajin setempat. Para pengrajin kapal membuat kapal juga berdasarkan permintaan dari pemesan kapal, akan tetapi para pemesan hanya menentukan panjang kapal atau panjang lunas saja, selebihnya ukuran-ukuran lain diserahkan kepada pengrajin kapal tersebut. Ukuran konstruksi kapal di Indonesia diatur oleh suatu badan resmi yang diberi wewenang oleh pemerintah yaitu BKI. BKI mempunyai ketentuan ukuran konstruksi kapal yang berpedoman dari ketentuan ukuran internasional, nilai-nilai yang ditetapkan dalam lingkup internasional terkadang tidak sesuai untuk diterapkan di Indonesia karena perbedaan letak wilayah dan keadaan kondisi perairan. Berdasarkan kondisi perairan yang ada di Palabuhanratu ukuran kapal yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan ukuran BKI bisa berlayar dan melakukan proses kegiatan penangkapan dengan baik. Menurut para nelayan di Palabuhanratu, kapal yang dibuat oleh para pengrajin kapal di Palabuhanratu terasa lebih nyaman dibandingkan kapal yang dibuat berdasarkan ketentuan BKI. Sekitar tahun 1955-an, nelayan-nelayan Palabuhanratu pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa kapal untuk menangkap ikan. Kapal tersebut, dibuat dengan mengacu pada standar BKI. Akan tetapi pada akhirnya, nelayan-nelayan Palabuhanratu banyak yang tidak lagi menggunakan kapal tersebut. Dikarenakan kapal tersebut kurang mendukung dalam pengoperasian dan ketidaknyamanan nelayan pada waktu pengoperasian. Berdasarkan pengukuran ke-22 unit kapal yang dibangun oleh pengrajin di PPN Palabuhanratu, dapat diketahui adanya perbedaan ukuran konstruksi bagian kapal antara ketentuan yang ditetapkan oleh BKI dengan ukuran konstruksi bagian kapal yang dibuat oleh pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu. Secara umum ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang telah diukur di PPN Palabuhanratu tidak sesuai dengan ukuran konstruksi kapal yang telah ditetapkan oleh BKI. Ketidaksesuaian tersebut dilihat pada seluruh bagian yang diteliti dan disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6 Persentase kuantitas kapal berdasarkan kesesuaian lunas, linggi, gading- gading, dan wrang Kriteria Lunas Linggi Gading-gading Wrang Haluan Buritan Penampang Jarak sesuai dengan BKI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 dari BKI 0,00 31,82 72,73 77,27 100,00 55,00 dari BKI 100,00 68,18 27,27 22,73 0,00 45,00 Tabel 7 Persentase kuantitas kapal berdasarkan kesesuaian galar, balok geladak, kulit luar, pondasi mesin, dan pagar Kriteria Galar Balok geladak Kulit luar Pondasi mesin Pagar Balok Kim sesuai dengan BKI 0,00 0,00 0,00 4,55 0,00 4,55 dari BKI 4,55 9,09 100,00 36,36 81,82 68,18 dari BKI 95,45 90,91 0,00 59,09 18,18 27,27 Berdasarkan 12 kriteria ukuran bagian konstruksi kapal yang diukur hanya didapatkan dua kriteria ukuran kapal yang sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh BKI yaitu konstruksi tebal kulit luar dan tebal pagar. Banyaknya kapal pada masing-masing kriteria tersebut yang sesuai hanya sebanyak 1 buah kapal dari 22 buah kapal yang diukur. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu umur teknis kapal yang mereka buat mencapai delapan sampai 10 tahun setelah itu kapal biasanya hanya bersandar di dok pelabuhan. Ukuran konstruksi bagian-bagian kapal di Palabuhanratu yang lebih besar dibandingkan dengan ketentuan BKI menyebabkan konstruksi kapal di Palabuhanratu lebih berat, sehingga diduga kapal-kapal tersebut tidak dapat melaju lebih cepat. Secara umum jika mengacu pada Tabel 6, terlihat bahwa sebagian besar bagian-bagian konstruksi kapal memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI. Bagian-bagian konstruksi kapal di Palabuhanratu yang umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan standar BKI adalah wrang, gading-gading, jarak antar gading, balok geladak, dan pagar. Adapun bagian konstruksi yang lebih kecil dibandingkan dengan standar BKI adalah lunas, linggi haluan, galar balok, galar kim dan kulit luar. Ditinjau dari volume kayu yang digunakan untuk masing-masing konstruksi yang diukur tersebut, diduga kapal-kapal di Palabuhanratu memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan kapal-kapal dengan ukuran yang sama apabila dibangun dengan mengacu pada standar BKI. Dengan demikian, dapat diduga bahwa kapal-kapal tersebut sebenarnya dapat dioperasikan di daerah yang lebih jauh di luar Teluk Palabuhanratu. Apabila kapal-kapal tersebut tetap dioperasikan didaerah penangkapan yang saat ini dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa daya tampung kapal tersebut lebih sedikit, karena kapal tersebut telah memiliki bobot yang cukup berat. Beratnya bobot kapal, mengakibatkan mesin yang digunakan harus memiliki kekuatan yang lebih besar lagi. Jika kapal-kapal di Palabuhanratu tersebut dibangun dengan mengacu pada standar BKI, maka dimungkinkan untuk menghasilkan kapal-kapal yang lebih ringan lagi. Jika kapal lebih ringan, diharapkan dapat menampung muatan yang lebih banyak lagi dan menggunakan mesin yang lebih kecil dibandingkan dengan yang saat ini digunakan. Selain itu, penggunaan material kayu untuk pembangunan kapal menjadi lebih sedikit efektif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa semua kapal-kapal di Palabuhanratu yang diukur, memiliki ukuran konstruksi yang tidak sesuai dengan standar ukuran konstruksi yang telah ditetapkan BKI.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1 kapal yang dibuat oleh pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu dengan panjang 12 – 19 m mempunyai: a ukuran luas penampang lunas 225-400 cm 2 ; b luas penampang linggi buritan 256-900 cm 2 ; c luas penampang gading-gading sebesar 72-300 cm 2 ; d jarak gading-gading sebesar 37-60 cm; e tinggi wrang sebesar 12-32 cm; f luas penampang galar balok sebesar 40-96 cm 2 ; g luas penampang galar kim sebesar 40-96 cm 2 ; h luas penampang balok geladak sebesar 72-120 cm 2 ; i tebal kulit luar sebesar 3-4 cm; j luas penampang pondasi mesin sebesar 400-625 cm 2 ; dan k tebal pagar sebesar 2-8 cm; 2 Secara keseluruhan kapal penangkap ikan yang dibuat pengrajin kapal di PPN Palabuhanratu belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan, dapat menjadi masukan kepada pihak-pihak terkait dalam menetapkan standar ukuran kapal yang diterapkan bagi kapal ikan di Indonesia. Perlu dilakukan kajian terhadap konstruksi kapal yang telah teridentifikasi tidak sesuai dengan standar BKI.