Bencana angin kencang Bencana Kekeringan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011 465

c. Bencana angin kencang

Bencana angin kencang sering kali terjadi pada musim pancaroba, dan secara statistik terjadi pada siang sampai dengan petang hari. Jumlah kejadian bencana angin kencang berfluktuasi tergantung cuaca dan kondisi alam. Data menunjukkan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 19 kejadian dan pada tahun 2011 terdapat 8 kejadian. Walaupun terjadi penurunan kejadian, tetapi dampak bencana di tahun 2011 lebih besar yaitu menimpa 149 rumah, sedangkan pada tahun 2010 menimpa 71 rumah. Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2011 telah menyalurkan bantuan kepada korban akibat angin kencang sebesar Rp83.450.000,00. Kejadian angin kencang yang paling merugikan tercatat pada tanggal 2 Desember 2011 yang mengakibatkan 113 rumah rusak ringan hingga berat, di Kecamatan Ngemplak, Gamping, Minggir, dan Moyudan. Angka estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang mencapai Rp643.200.000,00. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji mesin dan mobil hidrolik untuk membuka akses jalan yang tertutup akibat pohon tumbang, sehingga lalulintas kembali normal. 2 Membawa korban luka ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. 3 Melakukan kajian cepat dan verifikasi korban bencana untuk bantuan korban bencana.

d. Bencana Kekeringan

Di wilayah Kecamatan Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo Padukuhan Klumprit I, Klumprit 2, Gayamharjo Padukuhan Lemahbang, Nawung, Kalinongko Kidul, Jali dan Gayam, Sumberharjo Padukuhan Umbulsari A dan B dan Sambirejo Padukuhan Sumberwatu, Dawangsari, Gedang Atas dan Mlakan. Kekeringan di Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011 466 wilayah Kecamatan Gamping terjadi di Padukuhan Sembung, Balecatur. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: 1 Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga sedikit demi sedikit ketergantungan masyarakat terhadap droping air bersih dikurangi. 2 Pada tahun 2011 droping air bersih dilakukan secara selektif, terutama di daerah yang jauh dari sistem jaringan air baku. Droping 100 tangki air tersebut ditujukan bagi penduduk di wilayah Desa Wukirharjo, Gayamharjo, Sambirejo, Sumberharjo, dan Balecatur sebanyak.

e. Bencana Tanah Longsor