IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Pohon induk manggis
Kondisi morfologi pohon induk manggis tiga generasi yang diamati cukup seragam sehingga cukup sulit untuk membedakan karakter spesifik yang dapat
membedakan pohon manggis tiga generasi P1, P2, P3 Gambar 6. Hal ini disebabkan secara genetik berasal dari satu pohon induk yang sama yaitu P1 dan
ketiga pohon induk manggis tersebut ditanam pada lokasi yang berdekatan.
Gambar 6 Pohon induk manggis tiga generasi P1, P2, P3 yang diambil dari Wanayasa Purwakarta.
Berdasarkan hasil pengukuran lingkar batang dengan membandingkan rata-rata lingkar batang pohon manggis yang ditanam tahun 1992 memiliki rata-
rata lingkar batang sebesar 31 cm, sehingga diperkirakan penambahan lingkar batang setiap tahunnya sebesar ± 1.5 cm. Maka bisa diperkirakan umur dari
masing-masing pohon induk P1, P2, dan P3 yaitu secara berturut-turut 180, 150, dan 120 tahun Tabel 2.
Tabel 2 Deskripsi pohon induk manggis Parameter
Lingkar batang pada 1 m di atas tanah
Tinggi pohon m
Perkiraan umur P1
127 cm 30 m
± 180 tahun P2
105 cm 15 m
± 150 tahun P3
86 cm 13 m
± 120 tahun
P1 P2
P3
4.2 Analisis Keragaman Morfologi Tiga Generasi
Analisis keragaman morfologi karakter seedling flush dilakukan pada bulan Mei - Juli 2009. Hasil pengamatan seedling Gambar 7 menunjukkan
terdapat variasi pada warna flush daun muda. Seedling progeni P1 P2’
menunjukkan warna flush merah bata. Sedangkan seedling progeni P2 P3’
memiliki warna flush cenderung keperak-perakan. Pada seedling progeni P3 P4 terdapat variasi flush, dimana pada P4S1 mempunyai warna flush hijau
kemerahan, sedangkan lainnya memiliki warna flush merah bata.
Gambar 7 Progeni dari pohon induk P1, P2, P3 dari Wanayasa Purwakarta yang dikecambahkan saat ini. U, T, S, B secara berturut-turut adalah sektor
arah mata angin utara, timur, selatan, barat. Angka dibelakangnya 1=bawah, 2=atas.
Berdasarkan dendrogram Gambar 8, P1 memiliki tingkat keragaman morfologi lebih tinggi dibandingkan dengan P2 dan P3. Begitu juga dengan P2
mempunyai keragaman morfologi lebih besar dari P3. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan umur pohon mempengaruhi penampilan fenotipenya. Tanaman
yang memiliki umur lebih tua kemungkinan telah mengalami akumulasi mutasi spontan akibat pengaruh sinar kosmos, UV selama hidupnya. Mutasi spontan ini
mengakibatkan kesalahan dalam replikasi DNA, kerusakan atau pengaturan kembali kromosom, delesi spontan, dan kerusakan DNA Van Harten 1998.
P1 terlihat cenderung membentuk kelompok sendiri begitu juga dengan P2 dan P3 kemungkinan dipengaruhi oleh posisi penanaman dimana pohon induk P1
P2’U2 P2’S2
P 3’S1
P3 ’T1
P4S1 P4T1
P4T2 P4B2
ditanam terpisah, sedangkan pohon induk P2 dan P3 ditanam berdekatan. Hal ini memperlihatkan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap
penampilan fenotipe tanaman manggis. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian Mansyah 2002 menunjukkan adanya variasi karakter morfologi pada populasi
manggis Wanayasa. Menurut Allard 1960 bahwa penampilan karakter sangat dipengaruhi
oleh perubahan faktor lingkungan yang dikategorikan sebagai karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen gen minor yang masing-
masing gen tidak memiliki kontribusi besar dalam penampilan fenotipiknya sehingga pengaruh lingkungan lebih dominan mempengaruhi penampilan
fenotipiknya. Sedangkan karakter kualitatif adalah karakter yang dikendalikan oleh gen mayor yang memiliki kontribusi besar dalam penampilan fenotipiknya.
Dendrogram dibawah ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman morfologi antar tiga generasi sebesar 18-43. Jika dibandingkan dengan hasil
penelitian Mansyah 2002, variasi fenotipe manggis Jawa dan Sumatra sebesar 48. Begitu juga dengan penelitian Sinaga 2008 mengatakan keragaman
morfologi manggis Tasikmalaya sebesar 37-55.
Koefisien kemiripan 0.57
0.63 0.70
0.76 0.82
P1U1 P1U2
P1T2 P1S2
P2T2 P2U1
P3U2 P2B1
P2T1 P3S1
P2S1 P2U2
P3B1 P3B2
P2S2 P3U1
P3T1 P2B2
P3T2 P3S2
Gambar 8 Dendrogram keragaman morfologi pohon induk tiga generasi. U, T, S, B secara berturut-turut adalah sektor arah mata angin utara, timur,
selatan, barat. Angka dibelakangnya 1=bawah, 2=atas.
Dari hasil analisis korelasi antar karakter morfologi dengan menggunakan program NTSYS fungsi MxComp diperoleh nilai r sebesar 0.623. Nilai korelasi
ini berarti bahwa pengelompokan morfologi yang diperoleh mempunyai goodness of fit yang lemah.
4.3 Analisis DNA Berdasarkan Penanda ISSR