Biji manggis bersifat poliembrioni dan nutrisi ntuk perkembangan embrionya didukung oleh nusellus dan inti endosperm. Sekitar 10 dari biji yang
berkecambah akan menumbuhkan lebih dari satu tunas dan masing-masing tunas akan tumbuh pada posisi yang berlainan dan masing-masing membawa
perakarannya sendiri.
2.2 Apomiksis Tanaman Manggis
Apomiksis merupakan perbanyakan aseksual melalui biji dimana biji terbentuk bukan merupakan hasil fertilisasi. Biji dari tanaman apomiksis apabila
tidak mengalami mutasi mengandung embrio yang mempunyai konstitusi genetik yang sama dengan induknya. Pada tanaman apomiksis, gen untuk reproduksi
seksual tidak berekspresi. Pada apomiksis fakultatif, sel nuselar tertentu mengalami reproduksi seksual, sel nuselar lain mengalami reproduksi aseksual
sedangkan pada apomiksis obligat kejadian seksual dihambat Koltunow 1993. Reproduksi apomiksis terdiri atas diplospory, apospory, dan adventitious
embriony. Diplospory adalah pembentukan kantong embrio tidak tereduksi dari megaspore mother cell tanpa meiosis, sel telur berkembang secara partenogenetik
menjadi embrio atau sel lain dari kantung embrio dipecah dan berkembang menjadi embrio. Apospory merupakan mekanisme dimana kantung embrio tidak
tereduksi muncul dari sel somatik pada nusellus atau integumen. Pada adventitious embriony , embrio terbentuk dari sel nusellus atau integumen dengan
inti diploid dan tidak melalui generasi gametofit Ramulu et al. 1995. Biji manggis merupakan biji apomiksis dan sering disebut sebagai
agamospermi, diproduksi melalui tunas adventif proembrio dan jaringan ovular, berwarna coklat, pipih, tidak memiliki endosperm dan permukaannya ditutupi
jaringan pembuluh Lim 1984, Richards 1990. Reproduksi apomiksis, menurut den Nijs dan van Dijk 1993 menyatakan bahwa dalam reproduksi apomiksis, biji
terbentuk tanpa reduksi jumlah kromosom dan fertilisasi terjadi melalui reproduksi aseksual. Horn 1940, menyatakan bahwa apomiksis terjadi dengan
cara embrio yang berkembang membentuk biji bukan berasal dari hasil penyerbukan, tetapi berasal dari sel epithellium dari ovari. Menurut Mansyah
2002, tidak terlihat adanya serbuk sari pada berbagai tingkat perkembangan bunga secara visual dengan menggunakan lup. Karakter agamospermy pada
Garcinia dicirikan oleh pembentukan biji tanpa pengaruh organ jantan, pembentukan embrio yang berjalan cepat sebelum terjadinya anthesis,
terbentuknya proembrio adventitious dari nucellar atau integumen, terbentuknya beberapa kecambah dari satu biji atau jarangtidak diperoleh tanaman jantan den
Nijs dan van Dijk 1993. Tanaman manggis termasuk apomiksis obligat, sehingga perbaikan genetik tidak dapat dilakukan dengan persilangan Lim 1984, Richards
1990, Asker dan Jerling 1992.
2.3 Keragaman Manggis