9. Al-Farmawi, Muqoddimah fî Tafsîr al-Maudhû‟i, Kairo: al-Hadhoroh al-
Arabiyah, 1977 10.
Muhammad Rasyid Ridha, Nidâ‟ Li al-Jins al-Lathîf, terjemahan, Bandung: Perpustakaan Salman Institut Teknologi, 1986
11. Muhammad Rasyid Ridha, Tafsîr al-Manâr, Beirut: Dar al-Fikri, 1998
12. Shobahussurur, Buya Hamka Tokoh Modernis Karismatik, Dinukil dari jurnal
Refleksi, vol. XI, No. I, 2009. 13.
Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, Al-Quran dan Realitas Umat, Jakarta: Penerbit Republika, 2010
14. Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsîr Kontemporer, Yogyakarta: LKIS Salakan
Baru Sewon Bantul, 2012
C. Teknik Analisa Data
Penelitian tentang “Perempuan dalam Tradisi Tafsir Kontemporer Indonesia dengan
Perbandingan Pemikiran Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan Quraish dalam Tafsir Al- Misbah dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Mengumpulkan semua penafsiran Hamka dan Quraish terkait dengan perceraian,
karir dan jilbab. Tentu yang menjadi sumber utamanya atau sumber primernya adalah tafsir Al-Quran Al-Azhar dan tafsir Quraish al-Misbah. sedangkan sumber
sekundernya adalah buku-buku hasil karya Hamka dan Quraish yang membahas masalah yang menjadi topik penelitian ini seperti buku-buku ulum Al-Quran,
wawasan Al-Quran dan buku-buku makolah-makolah ilmiyah baik hasil karya Hamka dan Quraish maupun karya-kaya ulama dan intelektual lainnya.
2. Setelah dikumpulkan, data akan di klasifikasikan berdasarkan dua kategori yaitu
penafsiran-penafsiran terkait dengan hasil penafsiran Hamka dan penafsiran- penafsiran hasil penafsiran Quraish.
3. Setelah data diklasifikasikan berdasarkan dua kategori di atas, penulis mengamati
dan mengklasifikasikan kembali data dari penafsiran Hamka dan juga data dari Quraish. Kemudian masing-masing data ini diklasifikasikan kembali menjadi tiga
kategori, yaitu penafsiran Hamka yang terkait dengan masalah perceraian, karir dan jilbab. Begitu juga dengan penafsiran Quraish, penulis klasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu perceraian, karir dan jilbab.
4. Pada langkah ini penulis membaca, menganalisa, membandingkan, menafsirkan dan
mengambil kesimpulan. Tentu ketika melakukan langkah-langkah ini penulis merujuk pada buku-buku tafsir dan buku-buku lainnya dari hasil karya kedua
mufasir tersebut untuk melihat dan membandingkan penafsiran keduanya. Penulis juga menelusuri penafsiran Hamka dan Quraish untuk melihat cara pandang
keduanya dalam menafsirkan masalah perceraian, karir dan jilbab. Dengan langkah- langkah ini penulis mengharapkan bisa menelusuri ide-ide pembaharuan Hamka
dan Quraish dalam usaha keduanya menafsirkan ayat-ayat yang terkait dengan masalah perempuan. Ide- ide ini pada gilirannya akan memunculkan ciri lokalitas
penafsiran keduanya yang bernuansa ke Indonesiaan.
D. Metodologi Penelitian