BAB II KERANGKA TEORI
A. Kajian Pustaka
Adapun penelitian yang meneliti pemikiran Hamka dan Quraish dengan berbagai pendekatan-pendekatan ilmu banyak dilakukan, seperti M. Yunan Yusuf,
Corak Pemikiran Kalam Tafsîr Al-Azhar, 2004. Telaah Kritis Tafsîr al-Misbâh Muhammad Quraish Shihab; Tentang Muka Masamnya Nabi saw, oleh Shaleh
Andishmand, 18 Februari 2007. Artikel ini mengungkapkan komentar penulis terhadap penafsiran Muhammad Quraish Shihab terhadap ayat dalam surat
„Abasa. Kemudian sebuah disertasi dengan judul Metodologi Muhammad Quraish Shihab dalam
menafsirkan Al-Quran : Kajian Terhadap Buku Membumikan Al-Quran yang ditulis oleh Abdul Haris Zaini dan dipublikasikan pada tahun 2006. Dalam disertasi ini yang
menjadi fokus dalam penelitiannya adalah metode tafsîr Muhammad Quraish Shihab dalam karyanya yang berjudul “Membumikan Al-Quran”. Kemudian disertasi dengan
judul Penafsiran Ayat-ayat Gender menurut Quraish Shihab yang ditulis oleh Anshari dan telah diterbitkan. Dalam disertasi ini yang menjadi fokus dalam penelitiannya
adalah menjelaskan ayat-ayat gender. Akan tetapi dalam pembahasannya hanya bersifat umum. Selanjutnya sebuah buku dengan judul Berguru Kepada Sang Mahaguru:
Catatan Kecil Tentang Karya-Karya Pemikiran Quraish Shihab yang ditulis oleh Mukhlis Hanafi yang diterbitkan pada tahun 2014. Dalam buku ini yang menjadi focus
penelitiannya adalah pandangan Quraish Shihab terhadap jilbab. Selain empat pendekatan di atas, ada pula yang langsung meneliti pemikiran
beliau dari dua sisi sekaligus, sisi fiqh dan ilmu tafsîr, yakni tulisan Danang Fatihurrahman dari IAIN Sunan Ampel dengan judul
“Studi Terhadap Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Adil Dalam Poligami”. Dalam hal ini ia menyimpulkan bahwa
metode pemikiran M. Quraish Shihab tentang adil dalam poligami ini menggunakan dua metode. Yakni, dari segi metode ushul fiqh “sadd li al-dzâri‟ah”, mencegah sesuatu
yang menjadi jalan kerusakan jika seseorang tidak yakin dapat adil maka poligami dilarang baginya dan penafsiran Al-
Quran “maudhû‟i tematik”, yang mana beliau
memahami kandungan Al-Quran dengan topik tertentu yang berkaitan dengan poligami, yang kemudian dikorelasikan dengan konsep keadilan dalam Al-Quran.
Terdapat pula sebuah artikel oleh Adian Husaini pada Minggu 21 April 2006 yang mengkaji pendapat Muhammad Quraish Shihab tentang Jilbab Pakaian Wanita
Muslimah. Ia mengkritisi bahwa kesimpulan Quraish Shihab bahwa jilbab adalah masalah khilafiyyah seyogyanya diklarifikasi, karena yang menjadi masalah khilafiyyah
di antara para ulama ‟tidak jauh-jauh dari masalah „sebagian tangan, wajah, dan
sebagian kaki‟; tidak ada perbedaan di antara para ulama” tentang wajibnya menutup dada, perut, punggung, paha, dan pantat wanita, misalnya.
5
Berdasarkan beberapa kajian terdahulu yang penulis rangkum maka perbedaan dengan fokus telaah di dalam buku ini adalah pada pemetaan pola pikir Hamka dan
Quraish di bidang tafsîr. Khususnya mengenai penafsiran beliau yang membahas tentang perceraian, jilbab dan karir perempuan.
B. Kerangka Berfikir