Spektroskopi Fourier Transform Scanning Electron Microscopy SEM

Gambar 6 Perangkat difraktometer 17 . XRD banyak digunakan untuk mengidentifikasi mineral atau campuran mineral karena sangat mudah dilakukan, prosesnya cepat, dan hasilnya akurat. Setiap bahan memiliki pola difraksi yang khas seperti sidik jari manusia. Data hasil XRD dihasilkan dan dikumpulkan dengan menggunakan alat difraktometer berupa fragmen kristal tunggal. Pola-pola difraksi sinar-X berbagai bahan telah dikumpulkan dalam data joint committee of power difraction standard JCPDS. Hasil analisis pola XRD sampel akan dianalisis komposisi fasenya dengan pola XRD yang terukur pada JCPDS 18 .

2.4 Spektroskopi Fourier Transform

Infrared FTIR Spektroskopi fourier transform infrared FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi inframerah yang dapat mengidentifikasi kandungan gugus kompleks dalam senyawa kalsium fosfat, tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan unsur- unsur penyusunnya. Bahan yang dianalisis dapat berupa padatan, cairan, dan gas. Dalam hal ini metode spektroskopi yang digunakan adalah metode spektroskopi absorpsi, yang didasarkan pada perbedaan penyerapan radiasi inframerah oleh molekul suatu materi. Pada spektroskopi inframerah, spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang yang dimulai dari 0,75 µm sampai 1000 µm atau bilangan gelombang dari 12800 cm -1 sampai 1 cm -1 . Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi, spektrum infrared dibagi menjadi tiga jenis radiasi yaitu infrared dekat bilangan gelombang 12800-4000 cm -1 , infrared pertengahan bilangan gelombang 4000-200 cm -1 , dan infrared jauh bilangan gelombang 200-10 cm -1 . FTIR termasuk kedalam kategori radiasi infrared pertengahan 19 . Gambar 7 Perangkat FTIR. Absorpsi infrared oleh suatu materi dapat terjadi jika adanya kesesusaian antara frekuensi radiasi inframerah dengan frekuensi vibrasional molekul sampel dan perubahan momen dipol selama bervibrasi. Pada FTIR terdapat komponen interferometer michelson yang berfungsi untuk mengurai radiasi infrared menjadi komponen-komponen frekuensi. Cara kerja FTIR yaitu dengan mengumpulkan data dan dikonversi dari pola interferensi menjadi spektrum 9 .

2.5 Scanning Electron Microscopy SEM

Karakterisasi dengan scanning electron microscopy SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi sampel dalam berbagai bidang. Prinsipnya adalah sifat gelombang dari elektron yakni difraksi pada sudut yang sangat kecil. Elektron dapat didifraksikan oleh sampel yang bermuatan, untuk sampel nonkonduktor dilakukan pelapisan dengan karbon, emas atau paduan emas, yang berfungsi untuk mengalirkan muatan elekton berlebih pada sampel ke ground. Pola yang terbentuk menggambarkan struktur dari sampel 19 . Prinsip kerja SEM, pertama berkas elektron disejajarkan dan difokuskan oleh magnet yang didesain khusus berfungsi sebagai lensa. Energi elektron biasanya 100 keV, yang menghasilkan panjang gelombang sekitar 0,04 nm. Spesimen sasaran sangat tipis agar berkas yang dihantarkan tidak diperlambat atau dihamburkan terlalu banyak. Bayangan akhir diproyeksikan ke dalam layar pendar atau film 20 . Kelebihan mikroskop elektron ini mempunyai daya pisah resolusi yang sangat tinggi dan penggunaan berkas elektron dengan panjang gelombang yang pendek 21 . Ganbar 8 Skema scanning electron microscopy SEM 21 .

2.6 Particle Size Analysis PSA