BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus kerusakan tulang akibat trauma, tumor, atau kecelakaan lalu lintas yang
mengakibatkan fractur patah tulang dapat menimpa setiap orang kapan saja. Fractur
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan
oleh
cedera
1
. Kasus
fractur dapat
mengakibatkan kehilangan struktur tulang. Dalam hal ini diperlukan adanya suatu bahan
yang diharapkan menjadi alternatif untuk menggantikan atau mempercepat proses
perbaikan bagian tulang yang rusak. Bahan tersebut yaitu biomaterial implantasi tulang.
Biomaterial merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai suatu sistem pada jaringan,
organ, atau fungsi tubuh
2
. Biomaterial yang digunakan
sebagai implantasi
tulang diharapkan dapat berinteraksi dengan jaringan
di sekitarnya tanpa adanya reaksi balik atau penolakan oleh tubuh manusia. Pemilihan
biomaterial yang tepat sangat diperlukan dalam proses implantasi. Biomaterial yang
dipilih adalah biomaterial yang mudah diperoleh, biocompatible sesuai dengan
jaringan keras dalam komposisi dan morfologi, bioaktif, dan tidak toksik
3
. Penggunaan biomaterial sebagai bahan
implantasi tulang
bertujuan untuk
memperbaiki posisi patahan tulang ke posisi semula reposisi dan mempertahankan posisi
itu selama masa penyembuhan patah tulang imobilisasi
2
. Pada
umumnya biomaterial
yang digunakan sebagai bahan pengganti tulang
adalah hydroxyapatite Ca
10
PO
4 6
OH
2
dan tricalcium phosphate
Ca
3
PO
4 2
karena kedua material ini memiliki komposisi kimia
yang mendekati dengan komponen anorganik yang ada di dalam tulang. Untuk keperluan
medis Tricalcium phosphate TCP memiliki sifat biodegradable, bioaktif, dan tingkat
kelarutan yang tinggi dibandingkan dengan hydroxyapatite
HA. Salah satu polymorf TCP
yang banyak
digunakan untuk
rekontruksi tulang yaitu -TCP karena
memiliki tingkat biodegradasi yang sesuai dengan laju pertumbuhan tulang dan memiliki
sifat osteoconductive
4
. Metode pembuatan -TCP dapat dilakukan
secara sintesis buatan manusia. Sumber kalsium untuk menghasilkan -TCP dapat
diperoleh dari bahan alam. Sintesis -TCP dari bahan alam lebih baik karena bahan
tersebut dapat meningkatkan sifat bioaktif dan biocompatible
5
. Bahan alam yang biasa digunakan yaitu koral, kerang, dan cangkang
telur. Penggunaan bahan tersebut sebagai sumber kalsium karena sebagian besar
kandungan yang terdapat pada bahan tersebut adalah kalsit kalsium karbonat, CaCO
3
. Pada penelitian ini,
-TCP dibuat dengan menggunakan sumber kalsium alami dari
limbah cangkang kerang ranga yang didapatkan dari daerah perairan kepulauan
Riau. Sintesis -TCP berbasis cangkang kerang ranga ini diharapkan dapat menambah
nilai guna limbah cangkang kerang ranga dari masyarakat Indonesia menjadi biomaterial
tulang yang ekonomis dalam bidang medis.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Melakukan sintesis
-TCP berbasis kalsium dari cangkang kerang ranga.
2. Mengetahui dan mempelajari suhu
optimum untuk menghasilkan senyawa -TCP.
3. Menganalisis -TCP yang dihasilkan
dengan metode x-ray diffraction XRD, spektroskopi fourier transform infrared
FTIR, scanning electron microscopy SEM, dan particle size analysis PSA.
1.3 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu sintering
dalam pembentukan -TCP?
2. Bagaimana struktur dan komposisi
sampel yang dihasilkan?
1.4
Hipotesis
Semakin tinggi suhu sintering yang dimulai pada suhu 800
o
C sampai dengan suhu 1300
o
C maka -TCP yang terbentuk akan
semakin maksimum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cangkang Kerang
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak moluska. Berasal dari
bahasa latin, molluscus yang berarti lunak, tubuhnya lunak, tidak bersegmen, terbungkus
oleh mantel yang terbuat dari jaringan khusus, dan umumnya dilengkapi dengan kelenjar-
kelenjar yang dapat menghasilkan cangkang
6
. Semua kerang-kerangan memiliki sepasang
cangkang disebut juga cangkok atau katup yang biasanya simetri cermin dan pada bagian
tengah dorsal yang dihubungkan oleh jaringan ikat ligamen, berfungsi seperti engsel untuk
membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.
Sebagian besar cangkang kerang tersusun atas kalsium karbonat CaCO
3
, kalsium fosfat, CaHCO
3 2
, Ca
3
S, dan kalsium aktif
7
. Ada dua jenis kerang yang sangat dikenal
yaitu kerang dagu dengan cangkangnya berjalur-jalur dan kerang bulu dengan lapisan
terluar cangkangnya masih terdapat bulu. Kekerasan cangkang kerang tidak tergantung
pada usia kerang sehingga kerang yang muda dan tua mempunyai kekerasan yang sama.
Dari hasil pola difraksi sinar-X didapat bahwa cangkang kerang pada suhu di bawah 500
o
C tersusun atas kalsium karbonat CaCO
3
pada fase aragonite dengan struktur kristal
orthorombik. Sedangkan pada suhu di atas 500
o
C berubah menjadi fase kalsit dengan struktur kristal hexagonal
8
. Berdasarkan penelitian Balgies 2011,
kalsium yang terkandung pada serbuk cangkang kerang ranga adalah kalsium
karbonat CaCO
3
dengan kandungan
kalsiumnya sebesar 79,68 . Hal ini diperoleh dari hasil karakterisasi XRD pada serbuk
cangkang kerang yang dipanaskan pada suhu 110
o
C selama 5 jam Gambar 1
9
.
2.2
Tricalcium Phosphate
Tricalcium phosphate TCP merupakan
salah satu satu jenis kalsium fosfat yang memiliki struktur kimia Ca
3
PO
4 2
dengan nisbah Ca terhadap P sebesar 1,50. Senyawa
ini dikenal sebagai tribasic calcium phosphate atau “abu tulang”
10
. TCP memiliki empat polymorf
yaitu α, , , dan super-α. Polymorf adalah fase bertekanan tinggi yang teramati
pada suhu sekitar 1120
o
C, dan polymorph super-
α dapat diobservasi pada suhu lebih dari 1500
o
C. Kristal -TCP memiliki struktur
rhombohedral dengan unit sel memiliki ukuran a = 10,439 Å dan c = 37,3775 Å.
Struktur -TCP memiliki plot yang sama dengan heksagonal
11
. Kristal -TCP dalam
bentuk granul halus dapat diserap sempurna, sedangkan dalam bentuk blok hanya diserap
sebagian
12
. Struktur molekul TCP dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1 Pola difraksi XRD cangkang kerang ranga
9
. Gambar 2 Struktur molekul TCP
12
. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
TCP memiliki sifat biodegradable terutama - TCP, memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi
serta cepat diserap. Mikrostruktur -TCP berefek pada aktifitas sel-sel tulang dan
kemudian dapat menggantikan tulang
5
. Sintesis -TCP dilakukan dengan memberikan
perlakuan suhu tinggi yang bertujuan untuk menghilangkan semua OH yang terbentuk.
Aisyah 2011 melakukan sintesis -TCP berbasis cangkang telur dengan metode
presipitasi. Sintesis -TCP dilakukan pada suhu sintering 1000
o
C dengan variasi waktu tahan dari 2 jam, 6 jam, 7 jam, 8 jam, dan 9
jam. Pola difraksi sinar-X menunjukkan bahwa fase -TCP optimal terbentuk pada
sampel -TCP pada waktu tahan 7 jam Gambar 2
13
.
Gambar 3 Pola difraksi XRD sampel -TCP waktu sintering a pola difraksi
XRD -TCP komersil, b 9 jam, c 8 jam, d 7 jam, e 6 jam,
dan f 2 jam
13
. βθ
In ten
sitas c
ou nt
= -TCP = HA
= OKF =
= =
a b
c
d
e
f
Gambar 4 Pola difraksi XRD sampel Sr- -TCP
14
. Kannan et al, melakukan sintesis Sr- -
TCP dari senyawa CaNO
3 2
·4H
2
O, SrNO
3 2
, dan NH
4 2
HPO
4
dengan metode presipitasi pada variasi suhu sintering 400
o
C, 600
o
C, 700
o
C, dan 800
o
C. Hasil difraksi sinar-X menunjukkan bahwa pada suhu sintering
400
o
C, 600
o
C, dan 700
o
C Sr sudah tersubtitusi dengan -TCP yang ditandai
dengan terbentuknya Sr- -TCP. Sedangkan pada suhu sintering 800
o
C Sr tidak t
ersubstitusi dan terbentuk fase -TCP tunggal Gambar 3
14
. Pada penelitian lain, fase TCP dapat
terbentuk mulai dengan temperature 600
o
C dengan
menggunakan kalsium
nitrat tetrahidrat
[CaNO
3 2
4H
2
O] dan
di- ammonium
hidrogen ortofosfat
[NH
3 2
HPO
4
]. Sedangkan
dengan menggunakan
senyawa kalsium
fosfat komersil TCP terbentuk pada temperatur
mulai 1100
o
C. Sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan prekursor pembentuk
senyawa kalsium fosfat menyebabkan hasil sintesis memiliki fase yang berbeda
15
.
2.3 X-Ray Difraction XRD