Model Sebaran Tumpahan Minyak

kromatografi merupakan metode yang menggunakan thin-layer chromatographi TLC, gas liquid chromatographi GLC, dan mass spectrometery MS yang digunakan untuk analisis minyak dan hidrokarbon di air. Metode ini sangat baik digunakan untuk identifikasi komposisi dari minyak, hidrokarbon, dan residu minyak.

2.6. Model Sebaran Tumpahan Minyak

Dua mekanisme pergerakan minyak disebabkan oleh properti minyak dan penyebaran yang diakibatkan oleh proses dispersi. Penguapan dari tumpahan minyak ditentukan oleh komposisi dari minyak, suhu udara, suhu perairan, area tumpahan, kecepatan angin, radiasi matahari dan ketebalan tumpahan minyak. Transpor minyak ke dalam kolom air terjadi dari beberapa mekanisme yaitu kelarutan, dispersi, akomodasi dan sedimentasi. Fraksi minyak yang terdispersi di dalam kolom air per waktu dihitung sebagai fraksi yang hilang di permukaan laut. Selain itu, tumpahan minyak juga akan menerima dan mengemisi bahang akibat radiasi gelombang panjang matahari. Persamaan sebaran, penguapan, kelarutan dan emisi bahang diformulasikan untuk mendapatkan nasib tumpahan minyak Sabhan, 2010. Model sebaran tumpahan minyak merupakan suatu model yang menganalisis pergerakan sebaran tumpahan minyak di laut menurut kondisi lingkungan oseanografi di wilayah sekitar tumpahan minyak. Model sebaran tumpahan minyak menggunakan General NOAA Oil Modelling Environment GNOME. GNOME merupakan model sebaran tumpahan minyak yang mensimulasikan pergerakan minyak yang dipengaruhi oleh angin, arus, pasang surut dan sebaran tumpahan minyak. GNOME dikembangkan oleh Hazardous Materials Response Division HAZMAT oof the National Oceanic and Atmospheric Administration Office of Response and Restoration NOAA, 2002. HAZMAT menggunakan model ini selama tumpahan minyak untuk memperkirakan “best guess” dari sebaran tumpahan minyak yang diasosiasikan dengan ketidakpastian unsertainty sebaran tumpahan minyak. Fungsi GNOME secara luas yaitu untuk memprediksikan pengaruh angin, arus, dan proses pergerakan lain di laut terhadap tumpahan minyak di laut. GNOME juga digunakan untuk memprediksi ketidakpastian dari sebaran tumpahan minyak dan kondisi minyak yang dipengaruhi oleh cuaca di sekitar tumpahan minyak NOAA, 2002. Model minyak yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan dapat dikaji dengan menggunakan software Automated Data Inquiry for Oil Spills ADIOS 2. ADIOS merupakan perangkat untuk respon awal dari tumpahan minyak yang digunakan oleh responder dan bagian perencanaan untuk mengetahui kondis tumpahan minyak di laut. ADIOS juga mencangkup ribuan propertis minyak dengan perkiraan propertis minyak yang tumpah dalam jangka pendek dan beberapa metode pembersihan minyak di laut, hal tersebut digunakan untuk mengestimasi tumpahan minyak yang masih ada di laut sehingga dapat dikembangkan metode pembersihan minyak yang tepat. ADIOS juga dapat menghitung dan menggabungkan data kondisi lingkungan seperti kecepatan dan arah angin, suhu perairan, salinitas, arus, dan propertis dari minyak yang digunakan untuk memodelkan minyak yang masih tersisa di laut. NOAA ORR, 2007.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 bertempat di Laboratorium Data Prosesing Oseanografi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi penelitian di perairan Laut Jawa khususnya di perairan Indramayu pada posisi geografis wilayah model 105.6613531 o BT sampai 110.5106564 o BT dan 7.272217603 o LS sampai 5.076857448 o LS, dengan daerah model seperti yang terlihat pada Gambar 4. Sumber peta umumnya diperoleh dari Dinas Hidro-Oseanografi DISHIDROS tahun 1987 dengan skala 1:1000000. Tanda bintang pada Gambar 4 tersebut merupakan titik ujung pipa milik suatu perusahaan minyak di Indonesia yang digunakan untuk memompa minyak dari laut ke darat. Untuk keperluan analisis hasil model, wilayah yang digunakan terfokus pada tanda kotak di Gambar 4. Wilayah di luar kotak tidak digunakan dengan maksud untuk menghilangkan efek non-linier pada batas terbuka. Gambar 4. Peta batimetri Perairan Laut Jawa dan titik pipa tanda bintang yang terjadi kebocoran minyak 22