3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 bertempat di Laboratorium Data Prosesing Oseanografi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi penelitian di perairan Laut Jawa khususnya di perairan Indramayu pada posisi geografis
wilayah model 105.6613531
o
BT sampai 110.5106564
o
BT dan 7.272217603
o
LS sampai 5.076857448
o
LS, dengan daerah model seperti yang terlihat pada Gambar 4. Sumber peta umumnya diperoleh dari Dinas Hidro-Oseanografi DISHIDROS
tahun 1987 dengan skala 1:1000000. Tanda bintang pada Gambar 4 tersebut merupakan titik ujung pipa milik
suatu perusahaan minyak di Indonesia yang digunakan untuk memompa minyak dari laut ke darat. Untuk keperluan analisis hasil model, wilayah yang digunakan
terfokus pada tanda kotak di Gambar 4. Wilayah di luar kotak tidak digunakan dengan maksud untuk menghilangkan efek non-linier pada batas terbuka.
Gambar 4. Peta batimetri Perairan Laut Jawa dan titik pipa tanda bintang yang terjadi kebocoran minyak
22
3.2 Data penelitian dan Akuisi Data
Data yang digunakan untuk membangun sebuah model sebaran tumpahan minyak meliputi dua macam data yaitu data masukan model dan data verifikasi
hasil model. Data masukan model digunakan untuk membangun skenario model yang di dapat dari berbagai sumber data. Data kedalaman batimetri Laut Jawa
didapat dari Tentara Nasional Indonesia -Angkatan Laut pada Dinas Hidro- Oseanografi DISHIDROS tahun 1987 pada skala 1:1000000. Data arah dan
kecepatan angin di perairan Laut Jawa pada bulan September tahun 2008 dengan interval waktu selama tiga jam didapat dari ECMWF European Centre for
Medium-Range Weather Forecasts pada koordinat 109.5
o
BT dan 6
o
LS Lampiran 5. Data pasang surut air laut diambil pada beberapa titik di sel batas
terbuka yang berhadapan dengan laut terbuka yang digunakan untuk syarat batas di sel tersebut. Data pasang surut tersebut diprediksi untuk bulan September 2008
dengan menggunakan model NAOTIDE yang dikembangkan oleh National Astronomical Observatory. Model NAOTIDE dibuat pada tahun 2000 yang
merupakan pengembangan dari data asimilasi satelit TOPEXPOSEIDON. Hasil prediksi pasang surut dikeluarkan dalam interval waktu satu jam dan resolusi
spasial sebesar 0.5 derajat. Selain data-data tersebut, diperlukan juga data verifikasi untuk menunjang
keakuratan data. Data verifikasi arah dan kecepatan angin didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMKG kota Bogor pada daerah stasiun di Curug,
Jawa Barat pada bulan September tahun 2008 dengan koordinat 106
o
39’ BT dan 6
o
14’ LS dengan elevasi sebesar 46 meter. Data pasang surut air laut diperoleh dari hasil pengukuran langsung, data tersebut diperoleh dari Hawai University of
Sea Level Center HUSLC dan program Seawatch tahun 1996 sampai 2000 yang sudah dalam bentuk komponen pasang surut Koropitan dan Ikeda, 2008. Data
propertis minyak dipeoleh dari PT. Pertamina UP VI Balongan-Indramayu, Jawa Barat, sedangkan data sebaran tumpahan minyak untuk verifikasi model diperoleh
dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2008. Perbandingan data angin ECMWF dan BMKG dilakukan dengan membandingkan arah dan kecepatan
angin dalam bentuk mawar angin, sedangkan data pasang surut diverifikasi dengan data lapang menggunakan selisih dari masing-masing komponen pasang
surut. Semakin kecil selisih antara data model dan data lapang, maka semakin akurat hasil simulasi model.
3.3 Perangkat Lunak yang digunakan