Arus Pasang Surut TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Arus

Gross 1990 menyatakan bahwa arus merupakan gerakan horizontal dan vertikal dari massa air laut secara terus menerus sampai tercapai keseimbangan gaya-gaya yang bekerja. Gerakan arus laut terbentuk karena resultan dari beberapa gaya yang berkerja serta pengaruh dari beberapa faktor. Pond dan Pickard 1983 membagi gaya-gaya penggerak massa air menjadi dua yaitu gaya primer gaya Gravitasi, tekanan angin, tekanan atmosfer, dan pergerakan dasar laut yang menyebabkan massa air bergerak dan gaya sekunder gaya Coriolis dan gaya Friksi yang muncul setelah massa air bergerak. Wyrtki 1961 mengemukakan bahwa pola arus permukaan umumnya mengikuti pola angin muson Gambar 1 dan 2. Gambar 1. Pola arus permukaan pada bulan Februari di perairan Indonesia Wyrtki, 1961 Gambar 2. Pola arus permukaan pada bulan Agustus di perairan Indonesia Wyrtki, 1961

2.4. Pasang Surut

Dronkers 1964 mengemukakan bahwa pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda- benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Peramalan dan penjelasan tipe pasang surut terdiri dari dua teori yang mendasar yaitu teori kesetimbangan Equilibrium Theory dan teori dinamik Dynamic Theory. Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton 1642-1727, teori ini menerangkan sifat-sifat pasang surut secara kualitatif dan pengaruh kelembaman diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut King, 1966. Pemahaman mengenai gaya pembangkit pasang surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi, bulan, dan matahari menjadi 2 yaitu sistem Gambar 3. Empat tipe pasang surut di perairan Indonesia Surbakti, 2000 bumi-bulan dan sistem bumi-matahari. Teori kesetimbangan diasumsikan bumi tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut Tide Generating Force yaitu resultan gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal. Gaya pembangkit pasang surut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi Gross, 1987. Teori pasang surut Dinamik Dynamical Theory, teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace 1796-1825. Teori tersebut melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkitnya. Hal ini menyebabkan terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain gaya pembangkit pasang surut pada teori tersebut diantaranya gaya Coreolis, kedalaman perairan dan luas perairan serta gesekan dasar Thurman dan Trujillo, 2004. Tipe pasang surut di Indonesia telah dipetakan oleh Surbakti 2000 dimana pada pantai Utara Jawa memiliki dua tipe pasang surut yaitu tipe pasang surut harian campuran condong ke ganda dan tipe pasang surut harian tunggal Gambar 3. Pantai Indramayu termasuk kedalam tipe pasang surut campuran condong harian ganda. Pergerakan pasang surut air laut dapat menyebabkan arus laut yang dikenal dengan arus pasang surut, menurut Nontji 1987 pada ekspedisi Snelius I 1929 – 1930 di perairan Indonesia bagian Timur menunjukkan bahwa arus pasang surut masih bisa diukur sampai kedalaman 600 m. Arah dan kecepatan arus pasang surut juga dipengaruhi oleh angin dan arus dari sungai. Kekuatan dari arus pasang surut tergantung pada volume air yang melewati suatu kawasan dengan luas tertentu. Arus pasang surut pada laut terbuka bergerak secara melingkar rotary tidal current dengan kekuatan arus yang lebih lemah dibandingkan dengan arus pasang surut yang terdapat di pantai Gross, 1987. 2.5. Pencemaran Tumpahan Minyak 2.5.1. Karakteristik Minyak