Sumber pencemaran minyak Interaksi Minyak di Laut

alisiklik merupakan komponen yang sangat stabil dan sulit dihancukan oleh mikroba dan jumlahnya sangat dominan mencapai 30-60. Komponen hidrokarbon aromatik cincin benzena merupakan jenis yang lebih beracun dan mudah menguap volatile. Jumlah aromatik lebih kecil yaitu hanya sekitar 2-4 Mukhtasor, 2007.

2.5.2. Sumber pencemaran minyak

Tumpahan minyak di laut yang diakibatkan oleh kecelakaan tanker merupakan salah satu sumber pencemaran minyak yang nyata. Selain itu masuknya minyak ke perairan laut melalui beberapa cara, yaitu rembesan alam dari dasar laut, operasi normal tanker, kebocoran dan semburan dari produksi dan eksplorasi lepas pantai, run off dari darat dan sungai, dan dari atmosfer Mukhtasor, 2007. Masukan polutan yang sering terjadi berasal dari pengoperasian tanker pada proses pembuangan air ballast deballasting dengan sisa minyak yang terdapat pada dinding tanki sekitar 0.1-0.5 dari volume total tangki Clark, 1986. Produksi dan eksplorasi minyak merupakan sumber yang jarang terjadi, eksplorasi minyak akan menjadi masalah apabila terjadi kecelakaan seperti meledaknya sumur minyak well blow-out, kerusakan struktur platform maupun kerusakan peralatan Mukhtasor 2007. Selain sumber dari area perairan laut, sumber pencemaran minyak dapat berasal dari darat seperti pemakaian minyak untuk keperluan industri, limbah rumah tangga, kilang minyak di pesisir maupun hasil pembakaran hidrokarbon di atmosfer yang terbawa melalui proses presipitasi. Limpasan minyak dari berbagai sumber tersebut pada akhirnya akan mencapai kawasan pesisir dan laut melalui aliran air dari sungai yang bermuara ke laut. Akumulasi jumlah limpasan minyak yang bersumber dari darat merupakan sumber utama minyak yang memasuki kawasan pesisir dan laut.

2.5.3. Interaksi Minyak di Laut

Minyak akan mengalami perubahan baik secara fisik atau kimia ketika masuk ke laut weathering of oil process. Proses perubahan tersebut adalah lapisan slick formation, menyebar, dissolution, menguap evaporation, polimerisasi polymerization, emulsifikasi emulsification, fotooksidasi photooxidation, biodegradasi mikroba microbial degradation, bentukan gumpalan ter tur lump formation, dan dicerna oleh plankton Mukhtasor, 2007. Penyebaran tumpahan minyak di laut sangat tergantung pada angin dan arus, angin berpengaruh sekitar 3.4 pada sebaran tumapahan minyak Holmes, 1969. Penyebaran tumpahan minyak akan terus menerus sampai lapisan minyak menjadi sangat tipis, fenomena ini yang akan mengubah properti minyak menjadi senyawa yang berbeda. Pada tahun 1969, Fey menggambarkan hubungan antara luasan yang akan dibentuk oleh penyebaran tumpahan minyak terhadap waktu. Sebagai contoh, 2x10 4 ton minyak yang tumpah ke perairan selama 11,5 hari akan menyebar dengan diameter 3x10 6 cm. Menurut Dursma dan Marchand 1974 jika arah sebaran minyak menuju pantai dan mengendap, maka minyak akan terdegradasi dengan sendirinya di pantai dan berdampak negatif bagi ekosistem pantai. Sebaran tumpahan minyak di laut lepas, minyak akan mengalami evaporasi, precipitation yang selanjutnya akan terdegradasi.

2.5.4. Dampak dan Penanggulangan Pencemaran Minyak