Kriteria Struktur Tahan Gempa
Gambar 2.14 Kurva Kriteria Kinerja.
Sumber : Jurnal tentang Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP 2000, Wiryanto Dewobroto.
Bila struktur mengalami gempa atau gaya geser dasar Vb, dengan kondisi gempa tersebut gempa rencana Vn, maka komponen struktur masih dalam keadaan
elastik A-B. Titik B menunjukkan keadaan leleh pertama. ketika Vb Vy, struktur dalam keadaan plastis B-C. Titik C merupakan batasan maksimum
struktur dalam menahan gempa Vb. Vb terus meningkat, maka terjadi degradasi pada struktur C-D. Titik D menandakan bahwa struktur tidak mampu menahan
gempa Vb, tetapi masih mampu menahan beban gravitasi. Bila beban ditingkatkan, struktur akan runtuh Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Ilustrasi Keruntuhan Gedung.
Sumber : Jurnal tentang Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP 2000, Wiryanto Dewobroto.
B
Menurut ATC-40, batasan rasio drift adalah sebagai berikut :
Tabel 2.14 Batasan rasio drift atap menurut ATC-40.
Parameter Perfomance Level
IO Damage Control
LS Structural Stability
Maksimum Total Drift
0.01 0.01 s.d 0.02
0.02 0.33
� ��
Maksimum Total
Inelastik Drift
0.005 0.005 s.d 0.015
No limit
No limit Sumber :Applied Technology Council, Seismic Evaluation and Retrofit Of
Concrete Buildings,Report ATC-40,Redwood City:ATC,1996,Table 8-4,p.8-19
Tabel 2.15 Batasan Tipe bangunan pada Capacity Spectrum Method.
Shaking duration
Essentially new building
Average exiting building
Poor exiting building
Short A
B C
long B
C C
Sumber :Applied Technology Council, Seismic Evaluation and Retrofit Of Concrete Buildings,Report ATC-40,Redwood City:ATC,1996,Table 8-4,p.8-19
Wiryanto Dewobroto 2006
menyatakan Analisis pushover dapat digunakan sebagai alat bantu perencanaan tahan gempa, asalkan menyesuaikan dengan
keterbatasan yang ada, yaitu : 1. Hasil analisis pushover masih berupa suatu pendekatan, karena bagaimanapun
perilaku gempa yang sebenarnya adalah bersifat bolak-balik melalui suatu siklus tertentu, sedangkan sifat pembebanan pada analisis pushover adalah
statik monotonik. 2. Pemilihan pola beban lateral yang digunakan dalam analisis adalah sangat
penting. 3. Untuk membuat model analisis nonlinier akan lebih rumit dibanding model
analisis linier. Analisis nonlinier harus memperhitungkan karakteristik inelastik beban-deformasi dari elemen-elemen yang penting dan efek P-
Δ.