BAHAN MAKANAN TERNAK HEWANI

BAB IV BAHAN MAKANAN TERNAK HEWANI

Telah diketahui bahwa pakan nabati dari bijian dan limbah industrinya sering dipergunakan sebagai sumber protein dalam ransum ternak. Pakan ternak berasal

dari hewani biasanya dipergunakan untuk meningkatkan kadar protein pada ransum basal karena pakan nabati merupakan sumber protein yang biasanya miskin asam amino antara lain lysine dan methionin. Sumber protein hewani dapat berasal dari ternak darat (ruminansia dan unggas serta limbahnya) dan hewan air beserta limbahnya. Ciri -ciri spesifik dari sumber protein hewani antara lain kadar protein kasar berselang 34-82% dan lemak kasar 0 -15% dan kandungan Ca dan P pada beberapa jenis tinggi.

Bahan makanan ternak sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein lebih dari 20%. Sumber protein terbagi dua yaitu sumber protein nabati dan hewani, Sumber protein hewani berasal dari hewan dan hewan air. Bahan makanan ternak sumber protein berasal darat diantaranya tepung daging, tepung daging dan tulang (meat bone meal/MBM); limbah rumah potong hewan yaitu tepung darah, tepung hati; susu dan limbah pengolahannya; dan tepung bulu ayam.

I. Asal Ternak dan Limbah Ternak

1. Tepung Daging

Tepung daging berasal dari sisa-sisa daging yang tidak dikonsumsi manusia, biasanya melekat pada ku lit dan tulang dalam bentuk tetelan sehingga seringkali dalam bentuk tepung daging dan tulang (MBM). Pengolahan tepung daging dapat dilakukan dengan :

a. Dibuat dengan pemasakan dengan tangki terbuka (Meat Scrap) Dengan pengolahan ini air dapat terus keluar, setelah itu bahan baku diperas, dikeringkan dan digiling. Kandungan protein meat scrap berkisar 50-55% dan bila meat scrap ini mengandung mineral phosphor sebanyak >4.4% maka namanya meat and bone scrap.

Gambar 28. Tepung Daging dan Tulang serta Penyimpanannya

b. Bahan Baku dimasak pada tangki tertutup. (Tankage) Setelah dimasak dalam ta ngki tertutup kemudian disaring lalu residu diperas. Filtrat diuapkan akan didapat serbuk-serbuk. Residu yang diperas b. Bahan Baku dimasak pada tangki tertutup. (Tankage) Setelah dimasak dalam ta ngki tertutup kemudian disaring lalu residu diperas. Filtrat diuapkan akan didapat serbuk-serbuk. Residu yang diperas

niacin, riboflavin dan vitamin B12. Bahan baku tankage tidak boleh berisi bulu, kuku, tanduk, kotoran dan isi perut. Penggunaan untuk ternak unggas

berkisar 10% dan kurang disukai karena dapat menimbulkan bau pada produk ternak (daging, telur dan susu). Komposisi tepung daging adalah sebagai berikut : Bahan kering 88.5%; Abu 27.73%; protein 61.13%; lemak 11.75%; serat kasar 2.71% dan Beta-N 0.68%.

2. Tepung Darah

Tepung darah diperoleh dari darah ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman dan relative sulit larut dalam air. Rasio pembuatan tepung darah

berkisar 5:1 dimana untuk mendapatkan 1 kg tepung darah memerlukan 5 kg darah segar. Kandungan protein berkisar 85% dengan kadar air 10%. Tepung darah rendah kandungan kalsium, phosphor dan asam am ino isoleusin dan glysin. Kurang disukai ternak, sehingga penggunaanya untuk ternak unggas dan babi dibatasi berkisar 5%. Pemberian tepung darah harus dihentikan sebulan sebelum ternak dipotong supaya daging tidak bau. Tepung darah bersifat protein Bypass dalam rumen yaitu 82%, sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber protein untuk ternak ruminansia Komposisi gizi tepung darah adalah sebagai berikut : bahan kering 90.00%; Abu 4.00%; protein 85.00%; lemak 1.60%; serat kasar 1.00% dan Beta N 8.40%.

3. Tepung Hati

Tepung hati dibuat dari hati ternak atau ikan yang tidak dikonsumsi manusia (afkir). Proses pembuatannya melalui tiga tahap yaitu hati diiris-iris, dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung hati mengandung protein berkisar 60-62%; lemak 16-17% dan banyak mengandung zat besi Fe, Mg dan Cu serta vitamin B1, riboflavin, niacin dan asam panthotenat.

II. Susu dan Limbah Pengolahan Susu

Anak sapi baru lahir memerlukan susu pertama produksi induk sapi yang disebut Collestrum, berwarna krem, kental dan bau amis. Collestrum ini diberikan selama satu minggu dan berfungsi untuk pembentukan antibody untuk daya immunitas (kekebakan) tubuh. Susu induk mengandung casein dan zat-zat lain yang dibutuh kan ternak yang sedang berkembang yaitu laktalbumin, mineral dan globulin. Juga mengandung asam lemak essensial yaitu asam oleat, linoleat dan arachodonat serta karbohidrat susu yaitu lactosa. Susu banayak mengandung vitamin yang larut dalam lemak yaitu A,D,E dan K. Susu banyak

Tabel 14. Komposisi Zat Makanan beberapa Pakan Sumber Protein.

BETN Ca P NaCl Tp. ikan impor

Abu

Prot. Lemak SK

23.04 62.79 10.15 2.58 5.64 5.37 2.77 1.95 Tp. ikan lokal

1.73 3.57 5.24 2.54 6.95 Tepung udang

1. Susu Skim

Susu skim adalah bagian dari susu setelah diambil lemaknya, sehingga kandungan lemaknya hanya berkisar 0.1 -0.2%. Susu skim banyak mengandung vitamin B terutama vitamin B12 dan riboflavin. Kualitas susu tergantung dari umur ternak dan tipe ternak. Komposisi gizi susu skim dalam keadaan kering mengandung protein 34-35% dengan nilai biologis mencapai 94%. Susu skim dipergunakan sebagai sumber protein untuk anak sapi baru lah ir setelah periode pemberian Collestrum dan penggemukan untuk produksi veal (daging anak sapi muda).

2. Butter Milk

Butter milk merupakan sisa pembuatan mentega dengan kadar lemak lebih banyak dari susu skim yaitu 0.6-0.7%. Kandungan protein butter milk dalam

keadaan kering yaitu 32-33%. Penggunaan untuk anak sapi berkisar 0.5 kg dalam ransum komplit.

3. Whey

Whey merupakan sisa pembuatan keju. Biasanya protein sudah terbawa ke dalam produk keju dan tersisa laktabumin. Kurang disukai karena rasanya pahit dan tidak bisa diberikan sebagai pakan tunggal. Kandungan protein whey dalam keadaan kering berkisar 12%. Kandungan gizi whey menyerupai susu skim dengan kadar lemak lebih tinggi yaitu 0.8%. Pemberian whey untuk ayam sebagai sumber riboflavin.

III. Limbah Peternakan Ayam

Tepung bulu ayam terbuat dari bulu ayam yang bersih, segar dan belum mengalami pembusukan, dengan proses hidrolisa. Rasio bobot bulu untuk setiap jenis unggas berkisar 4-6% dengan rata -rata 6% dari bobot hidup unggas. Tepung bulu ayam berpotensi sebagai sumber protein untuk ternak. Proses pembuatan tepung bulu ayam meliputi proses autoclave, perlakuan kimia dan enzimatis serta fermentasi dengan mikroorganisme. Adanya kandungan keratin pada bulu ayam menyebabkan daya utilisasi dan daya cerna bulu ayam masih rendah, sehingga pada proses pembuatan Tepung bulu ayam tidak hanya dengan proses hidrolisa atau tekanan saja. Indikator lain kualitas Tepung bulu ayam selain protein kasar adalah kecernaan pepsin. Dibandingkan tepung ikan, kandungan protein bulu ayam lebih tinggi yaitu 85-90%, energi metabolis (ME) 2287 kkal/kg, dengan kadar serat kasar 1-3%. Defisien terhadap asam amino lysine, tryptophan, histidin, dan methionin. Dengan kandungan protein kasar yang tinggi, kadar air tepung bulu ayam tidak melebihi 10%. Taraf penggunaan tepung bulu ayam untuk ternak berkisar 5-8 % untuk non ruminansia dan 10-15% untuk ruminansia.

IV. Tepung Ikan

Tepung ikan dapat berasal dari ikan jenis kecil maupun jenis besar atau limbah/sisa bagian-bagian ikan yang tidak diikutsertakan dalam pengalengan.

Kendala yang sering dijumpai adalah bahwa kadar lemak yang tinggi dari tepung ikan karena bahan baku awal tinggi lemak atau dalam proses pengolahan tidak dilakukan pembuangan lemaknya. Tepung ikan yang baik bila kadar lemak 10% dan tidak asin. Rasa asin ini terjadi karena penambahan NaCl sebagai pengawet sering ditambahkan pada bahan baku ikan yang kurang segar. Tepung ikan yang ada di Indonesia dibedakan antara impor dan lokal. Sementara ini tepung impor dianggap lebih baik karena protein kasar lebih dari 60% dan kadar lemak rendah, sedangkan tepung ikan lokal dengan konversi randemen 20% dari bahan baku hanya mempunyai kadar protein kasar 55-58% dan termasuk grade C. pemakaian tepung ikan untuk ransum unggas berkisar 10-15% dengan syarat sumbangan lemak ransum dari tepung ikan maksimal 1%. Komposisi zat makanan dapat dilihat pada Tabel 8.

Gambar 29. Tepung Ikan dan Penyimpanannya

V. Tepung Kepala Udang

Tepung kepala udang adalah tepung yang dibuat dari bagian udang yang tidak dikonsumsi manusia/ekspor terdiri atas kepala dan kulit secara keseluruhan dan dengan konversi 30-40% dari total tubuh udang. Mutu pakan lebih rendah dari tepung ikan (protein kasar 43-47%). Kelemahan tepung udang adanya khitin (yang sulit dicerna) suatu ikatan polisacharida-protein dalam kulit kelompok udang/crustaceae sebesar 20-30% dengan kecernaan yang rendah 28%. Kecernaan pakan bisa tinggi (meningkat) bila pengolahan dilakukan dengan ekstrasi dengan basa. Pemakaian tepung udang dalam ransum ungas maksimal 10%. Komposisi zat makanan dapat dilihat pada Tabel 13.