PAKAN SUPLEMEN

BAB VI PAKAN SUPLEMEN

Dalam penyusunan ransum, pakan sumber energi dan serat yang biasanya dihasilkan di farm merupakan pakan basal. Pakan tersebut biasanya defisien

protein dan kemungkinan defisien satu atau lebih asam amino, mineral dan vitamin.

Pakan suplemen merupakan pakan yang dipakai untuk memperbaiki nilai gizi pakan basal. Biasanya pakan suplemen merupakan konsentrat:

1. Protein, atau satu atau lebih asam amino

2. Satu atau lebih asam mineral

3. Satu atau lebih vitamin dan

4. Campuran mineral, vitamin dan protein

1. Suplemen Protein

Protein suplemen adalah bahan baku yang mengandung protein lebih dari dua puluh persen protein atau protin ekuivalen. Bahan ini dapat diperoleh dari

ternak, ikan, tanaman, mikroba, juga dari nitrogen bukan protein seperti urea, biuret dan produk amonia.

Secara umum protein merupakan unsur yang kritis pada ternak muda, ternak yang tumbuh cepat dan untuk ternak yang berproduksi tinggi. Ternak tidak dapat mengembangkan potensi genetik mereka, tidak dapat menghasilkan produksi susu yang tinggi, atau tidak dapat menghasilkan tenaga yang maksimal kecuali apabila ransum mereka mengandung protein yang cukup.

2. Suplemen Asam Amino

Pada ternak muda yang rumennya belum berfungsi, asam amino merupakan unsur yang penting. Ternak yang berproduksi tinggi memerlukan

asam amino yang lebih tinggi dan mikroba rumen tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga kualitas protein ransum lebih penting untuk ternak yang berproduksi tinggi dibandingkan dengan kandungan protein kasar.

Gambar 31. A. Lysine dan B. Methionin

3. Suplemen Mineral

Mineral sangat penting untuk kelangsungan hidup ternak. Hampir semua mineral ditemukan dalam jaringan ternak dan mempunyai fungsi yang sangat

penting dalam proses metabolisme ternak. Metabolisme dan interrelationship diantara mineral sangat bervariasi dan kompleks. Suatu kelebihan atau kekurangan mineral tertentu dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan dari mineral lain.

Komposisi mineral pakan bervariasi tidak hanya karena perbedaan tanaman dan spesies tetapi juga antar tanaman yang sama dengan varietas yang berbeda. Leguminosa dan butir-butiran umumnya mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) lebih banyak dibanding tanaman lain. Banyak peru bahan komposisi mineral terjadi dalam masa pertumbuhan tanaman. Perbedaan lingkungan juga sangat mempengaruhi kandungan mineral tanaman seperti jenis dan kondisi tanah, pengaruh pemupukan, komposit tanaman yang di tanam, serta cuaca dan iklim. Kebutuhan mineral pada ternak sangat bervariasi tergantung pada umur ternak, ukuran ternak, jenis kelamin, tipe produksi dan fase produksinya.

Gambar 32. Mineral Sumber Kalsium (Limestone Granular)

Mineral esensial adalah mineral yang telah terbukti mempunyai peranan dalam metabolisme tubuh. Hingga tahun 1950 hanya tiga belas mineral yang diklasifikasikan sebagai mineral esensial yaitu Ca, P, K, Na, Cl, S, Mg, Fe, I, Cu, Mn, Zn, dan Co. Sejak tahun 1970 Mo, Se, Cr, dan F ditambahkan dalam daftar dan menyusul Arsen, Boron, Lead, Lithium, Nikel, Silikon, Tin, dan Vanadium dimasukkan ke dalam mineral esensial.

Klasifikasi Pakan Mineral

Pakan sumber mineral dibagi ke dalam tiga kategori dasar yaitu:

1. Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga sangat potensial digunakn sebagai sumber mineral seperti tulang dan jaringan sendi yang dihasilkan dari pengolahan daging. Limbah ini sangat baik digunakan sebagai sumber Ca, P dan beberapa trace mineral.

2. Mineral dari sumber alam Pakan ini diperoleh dari alam dan diolah agar aman sebagai pakan. Contohnya adalah batu phosphat yang dihilangkan flourinenya, NaCl, KCl,

batu dolomit dan CaCO 3 .

3. Sumber alam sintetis Sekarang ini sudah banyak sumber mineral sintetis yang telah dikembangkan dengan harga yang murah dan kemurnian yang sangat tinggi. Sehingga peternak bisa memberi mineral murni untuk tujuan-tujuan tertentu.

Perlunya Suplemen Mineral

Hanya mineral yang diperlukan seyogyanya disediakan. Kelebihan dan ketidakseimbangan mineral harus dihindari. Kecuali bahan seperti urea dan

lemak hampir semua pakan dapat menyediakan beberapa mineral. Meskipun demikian banyak ransum yang telah disusun masih memerlukan satu atau beberapa mineral makro/mikro.

Mineral makro . Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak, hanya garam (NaCl), kalsium (Ca), phosphor (P), secara rutin ditambahkan ke ransum ternak. Makro mineral lain seperti magnesium (Mg), dan sulfur (S) kadang-kadang ransum ternak dalam kasus tertentu. Magnesium kadang-kadang disediakan pada daerah dimana tetani masih merupakan masalah. Sulfur secara rutin ditambahkan ke dalam ransum yang mengandung urea karena urea tidak dapat menyediakan sulfur seperti halnya protein.

Mineral Mikro atau Terbatas. Tujuh mineral mikro berikut yang sering disuplementasikan ke dalam ransum yaitu: Cobalt (Co), Tembaga (Cu), Iodium (I), Besi (Fe), Mangan (Mn), Selenium (Se) dan Seng (Zn). Meskipun ransum ternak tidak defisiean akan tujuh mineral di atas, suplemen mineral tersebut ke dalam ransum tidak berbahaya karena besarnya batas ambang antara tingkat yang dibutuhkan dengan tingkat toksisitasnya. Juga sedikit ekstramikro diperlukan karena adanya variasi kandungan mineral dalam pakan, variasi dalam produktivitas ternak, stres dan hubungan antar nutrien.

Gambar 33. Mineral Sumber Tembaga (CuSO 4 )

Petunjuk Suplementasi Mineral

Pertimbangan-pertimbangan yang harus diingat oleh peternak sehubungan dengan suplementasi mineral antara lain:

1. Kebutuhan ternak Usia, jenis kelamin, berat, dan parameter produksi harus dipertimbangkan.

2. Jenis pakan Ternak yang menerima ransum konsentrat tinggi akan memerlukan suplementasi mineral yang berbeda daripada ternak yang menerima ransum hijauan tinggi.

3. Daerah asal pakan Kandungan mineral pakan tergantung pada kandungan mineral tanah dan faktor genetik tanaman.

4. Fasilitas Jika campuran ditawarkan dengan bebas, maka diperlukan kontainer.

Gambar 34. Mineral Mix

Garam (NaCl)

Garam diperlukan oleh semua kelas ternak, khususnya ternak herbivora (pemakan hijauan). Rasio kalsium dan natrium pada hijauan pakan dapat mencapai 17:1, sehingga garam diperlukan untuk mempersempit rasio agar tidak terjadi aksi metabolik dari tingginya kalsium.

Jumlah garam yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung pada tingkat pertumbuhan, komposisi ransum, tingkat produksi, dan suhu lingkungan.

Beberapa ternak yang berkeringat lebih banyak dari yang lainnya dan kebutuhan garamnya berkorelasi positif dengan makin banyaknya keringat. Ternak yang banyak terkena panas dan bekerja lebih berat memerlukan garam yang lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang normal. Ternak ruminansia yang digembalakan memerlukan garam untuk menyeimbangkan kalium yang tinggi dan kalsium yang rendah.

Pemberian garam dapat disediakan dalam bentuk:

1. Garam blok

a. Keuntungan - memudahkan pemberian - merangsang penegluaran air ludah - tidak berbahaya bila konsumsinya berlebihan

b. Kerugian - ternak kadang-kadang susah untuk memperoleh garam yang cukup.

2. Garam bisaa (bentuk lepas/butiran)

a. Keuntungan - ternak mudah untuk mengkonsumsinya

b. Kerugian - harus diproteksi dengan mineral box - harus tersesia cukup air

3. Sebagai bagian campuran mineral (mineral mix)

a. Keuntungan - mudah bagi ternak untuk mengkonsumsi kebutuhan garamnya - menyebabkan ternak mengkonsumsi mineral yang rendah palatabilitasnya

b. Kerugian - harus diproteksi dengan mineral box - harus tersedia cukup air - memeaksa ternak untuk mengkonsumsi mineral yang mungkin tidak

dibutuhkan ternak.

4. Sebagai komponen dari campuran ransum

a. Umumnya ditambahkan 0.25-0.5%

b. Menjamin konsumsi garam yang cukup

c. Dapat meningkatkan palatabilitas

Sumber Garam. Garam yang bisaa digunakan adalah natrium chlorida (NaCl). Garam ini dapat diperoleh dengan cara penguapan air laut atau dari pertambangan deposit garam di beberapa tempat di dunia.

Tanda-tanda defisiensi dan keracunan. Secara umum ternak yang defisien garam akan menunjukan gejala seperti : hilangnnya cita rasa (ternak akan memakan tanah, dinding atau bahan-bahan lain). Kecepatan pertumbuhan menurun, kemandulan pada ternak jantan, terlambatnya kematangan seksual pada ternak betina dan produksi menurun. Keracunan terjadi ketika tubuh tidak dapat mengeluarkan garam yang cukup untuk mempertahankan keseimbangan air. Jika ada kelebihan konsumsi garam atau tidak berfungsinya mekanisme ekskresi maka endema akan terjadi akibat dari retensi air.

Kalsium (Ca) dan Phosphor (P)

Ketika kalsium sendiri diperlukan, batu kapur atau cangkang kerang giling biasanya digunakan. Suplemen kalsium yang lain antara lain tepung tulang, kalsium gluconate, kalsium laktat, dikalsium phosphat dan dolomit.

Suplemen phosphor yang seringkali dipakai adalah ammonium phosphat, tepung tulang, kalsium phosphat, tanah liat koloid, dikalsium phosphat, monosodium phosphat dan phosphat deflourinate.

Pemberian Kalsium

1. Kebutuhan supplementasi tergantung pada kualitas ransum. Jika dibutuhkan bisa ditambahkan dengan menggunakan :

a. Hanya penambahan kalsium - Batu Kapur - Tepung kulit kerang

- CacCO 3 mengandung kalsium 33-44%, dimana CaCO 3 murni mempunyai konsentrasi Ca 40%.

b. Kalsium dengan tambahan phosphat - Tepung tulang - Deflourinated phosphat

Gambar 35. Sumber Kalsium dan Phosphor (Dicalsium Phosphat)

2. Sumber kalsium di atas bisa diberikan dalam bentuk mineral mix pada ransum.

Pemberian Phosphor

1. Kebutuhan supplementasi tergantung pada kualitas ransum, dan dapat ditambahkan dengan menggunbakan :

a. Tepung tulang - mengandung phosphor 14% - merupakan sumber P yang sangat baik.

b. Deflouronated phosphat - kandungan phosphor 14 -20% - tersedia dialam dan mengandung flourine pada level yang dapat

menyebabkan keracunan, sehingga perlu dihilangkan flournya sebelum digunakan.

2. Sumber-sumber phosphor bisa diberikan dalam bentuk mineral mix atau ad libitum atau ditambahkan langsung pada ransum.

Tabel 14. Beberapa sumber mineral Ca dan P

Kalsium Karbonat (CaCO 3 )

- Monokalsium phosphat (CaH 4 (PO 4 ) 2 H 2 O)

23.3 18 - Trikalsium phosphat

- Dikalsium phosphat (CaHPO 4 .2H 2 O)

38.8 20 Kulit kerang

37-39 - Tepung tulang arang

27 13 Tepung tulang kukus

Rekomendasi Umum Untuk Supplementasi Mineral

A. Garam dicampurkan 0.25-0.50% dari total ransum

B. Kalsium dan Phosphor ditambahkan untuk menyeimbangkan kebutuhan atas mineral tersebut dengan menambahkan batu kapur dan tepung tulang kerang untuk kalsium atau tepung tulang dan deflourinated phosphat untuk phosphor (Bahan lain bisa dilihat pada tabel 4.)

C. Jika diduga ada kekurangan trace mineral, garam bertrace mineral bisa digunakan. Garam tersebut murah, tidak berbahaya dan cukup baik.

D. Mineral lain tidak umum ditambahkan, kecuali dalam kondisi khusus.

4. Suplemen Vitamin

Vitamin secara umum dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.

2. Vitamin yang larut dalam air : biotin, cholin, folacin (asam folat), inositol, niacin (asam nicotinat, nikotinamid), asam pantotenat (vitamin B 3 ), asam para amino benzoat (PABA), riboflavin (vitamin B 2 ), thiamin (vitamin B 1 ), vitamin

B 6 (pyridoxin, pyrodoxal, pyridoxiamin), vitamin B 12 (cobalamin) dan vitamin C (asam askorbat)

Pada vitamin yang larut dalam air hanya vitamin C yang tidak termasuk dalam vitamin B kompleks. Vitamin berasal dari jaringan tanaman kecuali vitamin

C dan vitamin D yang terdapat dalam jaringan hewan hanya apabila hewan mengkonsumsi pakan yang mengandungnya atau mikroorganisme yang ada dalam tubuh mensintesisnya.

Vitamin yang larut dalam lemak terdapat dalam jaringan tanaman dalam bentuk provitamin (precursor vitamin). Dalam kondisi yang baik umumnya ransum mengandung cukup beberapa vitamin.

Vitamin A

Ada beberapa bentuk vitamin A, yang mempunyai aktivitas biologi berbeda, yang paling penting adalah bentuk retinol dan dehydroretinol. Retinol dulu disebut dengan vitamin A 1 di dapat sebagai ester (retinyl palmitate) dalam minyak ikan, minyak hati, lemak susu, dan kuning telur, mempunyai aktivitas biologi sebagai suatu alkohol, aldehyde dan asam. Bentuk alkohol merupakan bentuk yang Ada beberapa bentuk vitamin A, yang mempunyai aktivitas biologi berbeda, yang paling penting adalah bentuk retinol dan dehydroretinol. Retinol dulu disebut dengan vitamin A 1 di dapat sebagai ester (retinyl palmitate) dalam minyak ikan, minyak hati, lemak susu, dan kuning telur, mempunyai aktivitas biologi sebagai suatu alkohol, aldehyde dan asam. Bentuk alkohol merupakan bentuk yang

Dehydroretinol atau vitamin A 2 berbeda dari retinol karena mempunyai tambahan ikatan rangkap dan mempunyai ± 40% nilai aktivitas biologinya.

Terdapat pada ikan tawar dan burung yang memakan ikan ini. Sekarang yang dimaksud dengan vitamin A digunakan untuk retinol dan dehydroretinol. Senyawa yang berhubungan dengan vitamin A adalah karoten yang terdapat dalam buah- buahan dan sayuran. Karoten ini juga disebut provitamin A, oleh karena dapat diubah menjadi vitamin A dan precursor vitamin A karena akan menjadi vitamin

A. Sekurang-kurangnya da 10 karotenoid didapat pada tanaman yang akan diubah kedalam vitamin A dengan efesiensi yang berbeda-beda. Beta karoten mempunyai aktivitas vitamin A yang paling tinggi dan dapat menyediakan dua per tiga dari vitamin A yang seharusnya dalam ransum.

Perbedaan jenis hewan mengubah beta karoten menjadi vitamin A dengan derajat efesiensi yang berbeda. Konversi tikus untuk mengubah beta karoten menjadi vitamin A dijadikan standar, yaitu 1 mg beta karoten setara dengan 1667 IU vitamin A. Berdasarkan standar ini didapat angka konversi beta karoten untuk sapi 24%, domba 24-30%, babi 30%, unggas 100%. Satuan vitamin A yang digunakan adalah IU atau USP, ini adalah nilai vitamin A untuk tikus 0.3 µg (mikrogram) vitamin A alkohol atau 0.6 µg beta karoten murni.

Sumber vitamin A adalah minyak ikan, hati dan vitamin A sintesis. Beta karoten dan vitamin A sangat mudah teroksidasi, sehingga perlu diperhitungkan kehilangan dalam pengolahan dan penyimpanan bahan makanan ternak. Vitamin

A sintesis lebih banyak digunakan karena lebih stabil.

Vitamin D

Vitamin D adadah vitamin yang hanya terdapat dalam sedikit bahan makanan dan dapat dibentuk dalam tubuh oleh kulit yang terkena sinar UV yang berasal

dari sinar matahari dengan panjang gelombang pendek dan frekwensi yang tinggi. Oleh karena itu disebut vitam in cahaya matahari.

Kurang lebih 10 senyawa sterol dengan aktivitas vitamin D telah diidentifikasikan yang dikenal sebagai provitamin D atau precursor vitamin D. Dari segi bahan makanan, ergocalciferol (vitamin D 2 ) dan cholacalciferol (vitamin D 3 ) nama cholacalciferol menunjukan precursornya adalah cholesterol, oleh karena zat ini sangat erat hubungan kimianya.

Iradiasi UV dan 2 provitamin – ergosterol dan &-dehydrocholerterol didapat dari hati, minyak ikan dan kulit hewan, sehingga hewan yang kena sinar matahari dalam waktu lebih lama tidak memerlukan tambahan vitamin D, vitamin D 2 dan vitamin D 3 mempunyai aktivitas yang untuk manusia dan beberapa spesies hewan kecuali untuk unggas vitamin D 3 lebih efesien daripada vitamin D 2 . Sumber ragi yang diiradiasi, hati, minyak ikan, UV dari sinar matahari.

Vitamin E

Delapan tocopherol dan tocotrienol mempunyai aktivitas vitamin E, semuanya dikatakan vitamin E telah diidentifikasi. Alpha tocopherol mempunyai Delapan tocopherol dan tocotrienol mempunyai aktivitas vitamin E, semuanya dikatakan vitamin E telah diidentifikasi. Alpha tocopherol mempunyai

Vitamin K

Terkenal sebagai vitamin antihaemorrhage, diperlukan protombin dan faktor pembeku darah lainnya. Istilah vitamin K menggambarkan secara kimia golongan senyawa quinone. Sejumlah kimia mempunyai aktivitas vitamin K telah diisolasi

dan dis intesis. Secara alami terdapat 2 bentuk vitamin K yaitu vitamin K 1 (Phylloquinone ata phytylmenaquinone) yang terdapat pada tanaman hijau, dan

vitamin K 2 (menaquinone atau multiprenyl-menaquinone) yang disintesis banyak mikroba termasuk bakteri dalam saluran pencernaan.

Senyawa sintesis yang mengandung aktivitas vitamin K telah dibuat, terkenal dengan nama menadion (2-methyl,1,4,naphthoquinone) dulu dikenal sebagai K 3

menadione yang diubah dalam tubuh menjadi K 2 mempunyai potensi 2-3 kali sebagai K 1 dan K 2 . Bahan makanan yang kaya vitamin K adalah butir-butiran, tepung ikan, hay, bungkil kedele. Sumber vitamin K adalah menadion.

Biotin

Merupakan anggota vitamin B kompleks, mengandung sulfur, merupakan derivat siklus urea dengan yang melekat pada cincin thiophene. Terdapat luas di alam, memegang penting dalam metabolisme, karbohidrat, lemak dan protein. Biotin mudah rusak oleh asam dan alkali keras dan cahaya UV. Bahan makanan yang kaya biotin adalah kecambah jelei, bungkil kapas, bungkil kedelai, kedelai, dedak gandum, whey, sorghum. Sumber : biotin sintetis, dedak padi dan ragi.

Choline

Struktur cholin (C 6 H 15 NO 2 ) relatif molekul sederhana yang mengandung gugus methyl, apabila terkena udara mudah mencair (higroskopis), lebih stabil dalam bentuk kristal garam dengan asam seperti cholin chlorida atau choline bitartrat. Garam ini cukup stabil terhadap panas dan penyimpanan, tetapi tidak stabil terhadap basa. Terdapat dalam makanan yang mengandung phospholipid.

Gambar 36. Choline Cloride

Kandungan choline dalam bahan makanan umumnya cukup dengan ransum yang tinggi protein, akan banyak choline dapat disintesis dari precursor dan asam amino tertentu. Bahan makanan yang kaya choline adalah tepung biji lobak, terung, limbah unggas, tepung ikan, tepung daging dan tulang, butir-butiran, bungkil kapas, bungkil kedele. Hasil ikutan pengolahan susu. Sumber choline sintesis lembaga gandum, ragi, dedak padi, kedele, lecithin.

Folacin (Asam Folat)

Terdapat dalam beberapa bentuk. Semua bentuk mempunyai aktivitas yang sama bila dimakan hewan, akan tetapi mempunyai aktivitas yang berbeda untuk pertumbuhan mikroorganisme. Formula asam folat (asam pteroylmonoglutamat) terdiri dari pteridine, para amino benzoic acid dan asam glutamat bila pecah aktivitas nutrisinya hilang. Bentuk aktif biologi dari folacin adalah hasil reduksi yang disebut dengan asam tetra hydrofolat.

Bahan yang kaya folacin adalah bungkil kapas, bungkil kedele, gandum/hasil ikutannya, tepung daging, tepung ikan, whey. Sumber: folacin sintesis

(ptoroylglutamic acid atau PGA) lembaga gandum, ragi.

Inositol

Struktur dari senyawa 6 C dengan gugus hydroxy yang hampir mendekati struktur glukosa. Ada 9 bentuk, akan tetapi hanya myoinositol yang mempunyai aktivitas biologi. Ester asam hexafosforat dari inositol adalah asam pitat, suatu senyawa yang mengikat fosfor, menyebabkan P tidak bisa diserap hewan.

Bahan makanan yang kaya inositol adalah tepung hati, butir-butiran, tetes, tepung daging, limbah jeruk strun, leguminosa, susu, sedangkan sebagai sumber inositol dapat digunakan inositol sintesis, lembaga gandum dan ragi.

Niacin (asam nikotinat, nicotinamide)

Suatu istilah kumpulan asam nikotinat dan nicotinamide, keduanya bentuk alami dari vitamin yang sama aktivitasnya dengan niacin. Dalam tubuh mereka

aktive sebagai nicotinamide adenine dinucleotida (NAD) keduanya larut dalam air (dengan bentuk amide lebih lagi), tidak rusak oleh asam, basa, cahaya, oksidasi atau panas.

Bahan makanan yang banyak mengandung niacin adalah dedak padi, tepung ikan, tepung hati, gandum/hasil ikutannya, susu, dan sebagai sumber: nicotinamide dan niacin sintesis, dedak padi, ragi.

Asam pantothenat (vitamin B 3 )

Kata asam pantothenat berasal dari kata Yunani Pantothen yang artinya disetiap tempat. Struktur asam pantothenat terdiri dari asam pentoat dan asam

amino betha alanine. Asam pantothenat mempunyai sifat larut dalam air, stabil dalam larutan netral, tetapi rusak oleh asam, basa, terkena lama oleh panas yang kering, bentuk komersialnya adalah Calsium Pantothenat, juga tersedia dalam bentuk garam natrium.

Bahan makanan yang kaya asam pantothenat adalah tetes, susu/hasil ikutannya, tepung hati, bungkil kacang tanah, dedak padi, pollard dan asam pantothenat sistesis, ragi, dedak padi, torula digunakan sebagai sumber asam pentothenat.

Para Amino Benzoic Acid (PABA)

PABA diidentifikasikan sebagai suatu zat yang esensial untuk mikroorganisme. Struktur kimia PABA menyerupai beberapa sulfonilamide, oleh

karena itu dapat menerangkan mengapa ia dapat ikut serta menghambat pertumbuhan mikroba oleh obat-obat tersebut. Selain mempunyai aktivitas sebagai suatu faktor pertumbuhan bakteria tertentu, PABA mempunyai aktivitas folacin apabila diberikan pada hewan yang deisien folacin dimana sintesis folacin dalam usus terjadi.

Bahan makanan yang kaya PABA adalah tetes, telur, tepung ikan, tepung hati, bungkil kacang tanah, bungkil kedele, sedangkan sumber dapat digunakan PABA sintesis, lecithin, lembaga gandum dan ragi.

Riboflavin (vtamin B 2 )

Struktur kimia ribflavin terdiri dari satu cincin alloxazine yang mengikat pada derivat alkohol dari gula pentosa ribosa. Riboflavin mempunyai sifat stabil dalam larutan netral dan asam, akan tetapi rusak oleh basa dan panas, mudah rusak oleh cahaya terutama UV. Oleh karena stabil terhadap panas maka hanya sedikit terjadi kehilangan riboflavin dalam pengolahan makanan.

Susu dan hasil ikutannya, tepung hati, limbah unggas, rumput muda merupakan bahan yang kaya riboflavin, sedangkan riboflavin sintesis dan ragi juga digunakan sebagai sumber riboflavin.

Thiamin (vitamin B 1 )

Disebut juga vitamin anti beri-beri, vitamin anti neuritis, vitamin anti polyneuritis adalah vitamin yang pertama dari vitamin B komplek yang didapat dalam bentuk murni, sedangkan nama B 1 adalah nama yang diusulkan oleh British (Inggris) tahun 1927. struktur thiazole yang dihubungkan oleh satu jembatan nethylene.

Thiamin sintesis dalam bentuk thiamin hydrochlorida yang sudah dipasarkan lebih stabil dari pada vitamin yang bebas. Thiamin mono nitrat lebih stabil

daripada thiamin hydrochlorida. Derivat thiamin, thiamin propyl disulfida dan thiamin tetrahydrofurfural disulfida telah disintesis dan sudah dianjurkan untuk digunakan secara oral. Bahan makanan yang kaya thiamin butir-butiran/hasil ikutannya, sedangkan thiamin hydrochlorida dan thiamin mononitrat (sintesis) ,dedak padi, ragi dan torula merupakan sumber thiamin.

Vitamin B 6 (pyridoxin, pyridoxal, pyridoxamine)

Vitamin B 6 adalah kumpulan dari 3 senyawa di alam yang sangat dekat dengan potensi aktivitas vitamin B 6 yaitu pyridoxine, pyridoxal dan pyridoxamine. Pyridoxine didapat kebanyakan dalam produk tanaman, pyridoxal dan pyridoxamine didapat dari produk hewan. Vitamin B 6 mempunyai sifat stabil terhadap panas dan asam, tetapi mudah rusak oleh basa dan cahaya UV. Diantara ketiga bentuk, pyridoxine lebih resisten terhadap pengolahan dan

penyimpanan. Vitamin B 6 banyak terdapat dalam tepung hewan, bungkil kedele, gandum dan hasil ikutannya, sedangkan dedak padi, pyridoxine HCL, lembaga gandum, ragi dan torula digunakan sebagai sumber vitamin ini.

Vitamin B 12 (cobalamin)

Vitamin B 12 adalah vitamin dengan struktur yang paling besar dan sangat kompleks dari semua molekul vitamin. Bagian utama vitamin B 12 adalah

C 63 H 90 O 14 N 14 PCo. Bahan makanan berasal dari hewan dan ikan kaya akan vitaminini dan ragi juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin ini.

Vitamin C (asam askorbat, asam dehydroaskorbat)

Asam askorbat adalah senyawa yang relatif strukturnya sederhana, sangat dekat denga struktur gula monosacharida. Disintesis dar glukosa dan gula sederhana lainnya. Oleh tanaman dan kebanyakan hewan. Dua bentuk vitamin C ada di alam asam askorbat (bentuk reduksi) dan asam dehydroaskorbat (bentuk oxidasi). Diantara semua vitamin, vitamin C paling tidak stabil dalam larutan, sangat mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam lemak. Stabil dalam keadaan kering, kerusakan dipercepat oleh udara panas, cahaya, basa, enzim oksidasi, Co dan Fe. Ampas jeruk sitrun, hati, hijauan segar, ubi jalar kaya vitamin

C sedangkan sumbernya adalah vitamin C sintesis, cherry dan tangkai bunga mawar.

Gambar 37. Vitamin Mix