BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No: 047U2002 bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, melalui upaya peningkatan mutu,
setiap kabupaten dan kota wajib melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan bidang Pendidikan dasar dan menengah. Daerah
kabupaten dan kota dapat mengembangkan dan atau menambah sistematika dan substansi Standar Pelayanan Minimal, sesuai dengan potensi, tuntutan, dan
perkembangan daerah yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah
Dengan banyaknya persaingan antar SMP di Kota Medan, maka peneliti merasa berkepentingan untuk melakukan penelitian untuk mengetahui factor-
faktor apa saja yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sekolah. Berdasarkan kinerja yang telah diberikan oleh pihak manajemen sekolah kepada
siswa-siswinya, masih terdapat beberapa keluhan terhadap pelayanan yang telah diberikan. Adapun keluhan-keluhan yang diberikan dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Keluhan Siswa Terhadap Pelayanan Keluhan Jumlah
Keluhan
sarana fasilitas perpustakaan yang kurang memadai kipas angin
34 sarana fasilitas di ruang praktikum yang kurang
memadai 23 Kelas yang panas dan tidak kondusif
25 Perlengkapan olahraga yang tidak lengkap
12 guru yang kurang baik dalam mengajar
33 guru yang kurang disiplin waktu dalam mengajar,
32 Kurangnya fasilitas ruang kelas LCD
17 Sumber: SMP Swasta An-Nizam Medan
Pihak manajemen sekolah berniat untuk mengetahui tingkat kepuasan murid terhadap pelayanan yang telah diberikan selama ini guna meminimalkan
keluhan yang diberikan. Untuk itu, analisis mengenai tingkat pelayanan jasa pendidikan sekolah dilakukan agar bisa didapatkan pemahaman tentang sejauh
mana kepuasan siswa terhadap pelayanan sekolah. Total Quality Management TQM
merupakan paradigma filosofi yang menjadi perhatian bagi dunia industri dan akademik dalam beberapa tahun
terakhir ini. Quality Function Deployment QFD atau penyebaran fungsi mutu merupakan alat yang digunakan untuk mendukung penerapan TQM dan program
perbaikan mutu secara langsung peningkatan kinerja suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen siswa didik
ataupun sebaliknya. Sehingga berdasarkan latar belakang diatas, pada penelitian ini akan dibahas upaya untuk mengetahui sejauhmana tingkat keinginan siswa
didik guna meningkatkan kinerja dari lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk meningkatkan mutu pelayanannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Kombinasi metode QFD dan TRIZ metode yang menjembatani ide-ide pengembangan dan peningkatan yang relatif tidak standar, kontradiksi, tumpang-
tindih terhadap konsep-konsep desain, atau kejadian interaktif yang disinyal dari diagram QFD atau dari desain axiomatic. Dalam diagram QFD, manifestasi desain
dapat ditinjai pada matriks-matriks korelasinya di bagian atas ‘House of Quality’
. Seperti pada sebuah kasus tentang perancangan produk dengan menggunakan pendikatan antara QFD dan TRIZ Permasalahan yang diangkat
adalah bagaimana merancang ulang desain kompor bioetanol yang lebih efisien dan user-friendly dengan pendekatan metode Quality Function Deployment
QFD dan Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch TRIZ. Tahap yang pertama adalah tahap QFD yang digunakan untuk mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen serta menerjemahkannya kedalam spesifikasi produk. Pertama-tama yang dilakukan adalah penggalian informasi mengenai
kebutuhan pengguna akan kompor dengan menyebarkan kuesioner kepuasan dan kepentingan pada sembilan atribut dengan skala Likert 1-4. Setelah kuesioner
direkap maka dilakukan penyusunan house of quality yang terdiri dari penentuan atribut atribut, penentuan respon teknis, menentukan matrik interaksi, dan
menentukan spesifikasi dan target. Tahap kedua adalah TRIZ yang mana bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan kontradikstif dalam perancangan.
Dari HoQ didapatkan respon-respon teknis dari prioritas atribut yang paling tinggi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tahap selanjutnya adalah mereduksi kontradiksi teknis ataupun fisik dari respon teknis melalui metode TRIZ guna memperbaiki kinerja dari desain yang
ada. Dimulai dari penentuan specific problem yang diperoleh dari respon teknis hasil dari wawancara atau kuesioner, dilanjutkan penentuan general problem
kontradiksi teknis dan fisik. Kontradiksi teknis bisa langsung diselesesaikan dengan tabel matrik kontradiksi dan tool the 40 inventive principles sedangkan
kontradiksi fisik bisa dipecahkan dengan tool the separation principles atau tool the 40 inventive principles
. Pada akhirnya tahap terakhir dalam TRIZ adalah mencari solusi terbaik specific solution dari alternatif-alternatif solusi yang
diberikan.
1.2. Rumusan Masalah