Minat Belajar Siswa

F. Minat Belajar Siswa

  Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

  atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. 41

  Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar subjek tertentu.

  Penelitian ini menyangkut masalah minat remaja.Ekspresi dari pada minat adalah munculnya sikap perilaku seseoranng.Dalam hal minat belajar, berarti sikap atau perilaku seseorang terhadap belajar, apakah perilaku individu itu positif dalam artian mau belajar, atau sebaliknya perilaku individu itu negative dalam artian tidak mau atau tidak tertarik belajar.

  Pada bagian ini penelitian akan mengemukakan beberapa pengertian minat yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dan ahli psikologi, antara lain:

  41 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Cet. VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 180.

  Ahmad D. Marimba, dalam bukunya yang berjudul “ Filsafat Pendidikan Islam” mengemukakan, bahwa “minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai perasaan

  senang akan sesuatu itu” 42

  H.C Witherington dalam bukunya Psychologi Pendidikan mengemukakan

  bahwa “Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek atau suatu situasi mengandung atau tersangkut paut dengan dirinya”. 43

  A. Mursel H. M. Tahir mengemukakan bahwa “Minat adalah perhatian

  yang mengandung unsur-unsur perasaan”. 44

  Dimyati Mahmud, salah seorang dosen FIP IKIP Yokyakarta, perpendapat bahwa minat dapat ditafsirkan kepada dua alternatif yaitu:

  1. Minat sebagai sebab, yakni kekuatan pendorong yang memaksa seseorang

  menaruh perhatian-perhatian pada seseorang, situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau

  2. Minat sebagai akibat, yaitu pengalaman yang efektif yang stimulus oleh

  hadirnya seseorang atau suatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. 45

  Memperhatikan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat itu merupakan suatu proses kejiwaan seseorang secara sadar dan aktif yang mendorong timbulnya sikap untuk melakukan suatu tindakan atau untuk tujuan-tujuan tertentu.

  42 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. IV; Bandung: PT. Al- Ma’rif, 1980), h.88

  43 H. C. Witherington, Psychologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124. 44 Murshel H. M Tahir, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, (Jakarta; CV. Majelis Indah, 1977),

  h. 88.

  45 Ibid.

  Minat pada dasarnya merupakan suatu kemampuan psikhis manusia, sehinggah Plato seperti dikutip oleh A. Murshel H.M Tahir, menyelidiki kemampuan pshikis manusia membagi 3 kemampuan yang lazim disebut “Trichotomi”, yaitu; (1) Pikiran (logos) yang berkedudukan di kepala, (2) kemampuan (thumos) yang berkedudukan di dada, dan (3) hasrat (ethumid) yang

  berkedudukan diperut. 46

  Hal tersebut sejalan dengan trichotomi yang dikemukakan oleh seorang ahli ilmu jiwa social Inggeris, Mac. Douglas yang dikutip oleh Sumardi Soeryabrata, mengatakan bahwa: “ manusia memiliki tiga kemampuan psikkhis

  yaitu, kognisi ( pengamatan), konasi (kehendak),dan emosi (perasan). 47

  Ketiga unsur tersebut diatas harus merupakan kesatuan yang utuh, karena apabila satu diantaranya diabaikan, maka minat akan sulit dibentuk. Kemudian minat baru dapat terbentuk apabila di dalam obyek yang diamati terdapat kepentingan-kepentingan yang jelas hubungannya dengan diri.Obyek-obyek yang demikian perlu disajikan dalam setiap kesempatan, agar minat senantiasa dapat terbentuk secara utuh dan baik.

  Minat siswa menempati posisi yang sangat penting dalam setiap aktivitas pembelajaran, karena tanpa adanya minat untuk melakukan aktivitas belajar maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang direncanakan tidak akan berhasil sepenuhnya, sedangkan minat itu sendiri berfungsi sebagai pendorong bagi seseorang untuk berbuat, di mana dorongan itu bertujuan memenuhi dan mencapai

  46 Ibid. 47 Soemadi Soeryabrata, Pcyhcologi Kepribadian, jilid I; (Yokyakarta: Rake Press, 1966),

  h. 70.

  tujuan yang diinginkan. Kalau minat ada, maka guru cukup menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran dan siswalah yang mengolah dan mencerna sendiri sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri.

  Dalam proses belajar mengajar rasa optimis perlu dimiliki terutama dalam usaha untuk membangkitkan minat belajar sebagai motivasi untuk dapat menyerap dan memetik sesuatu yang bermanfaat yang terkandung dalam pelajaran. Oleh karena itu, bukan suatu pekerjaan yang mudah, tetapi harus melalui usaha yang maksimal sehingga tujuan yang telah ditetapkan bisa terwujud dengan baik.