STRATEGI MENGAJAR GURU PAI DALAM PENGELO
STRATEGI MENGAJAR GURU PAI DALAM PENGELOLAAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TOMBARIRI SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Program Studi Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado
Oleh: SUMIATI TANAIYO NIM. 10.2.3.132 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MANADO 2015
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini : Sumiati Tanaiyo, NIM. 10.2.3.132, mahasiswi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI dalam pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Tombariri” benar adalah skripsi karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, apalagi tanpa izin yang mempunyai hak atau di buat orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.
Manado, 18 Juni 2015 penulis
Sumiati Tanaiyo NIM. 10.2.3.132
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “(Strategi Mengajar Guru PAI Dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Tombariri)”,yang disusun oleh Sumiati Tanaiyo, NIM: 10.2.3.132 mahasiswi Program studi Pendidikan Agama Islam ( PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN Manado, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.Pd.i, Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ), dengan beberapa perbaikan.
Manado, 17 Nov 2015
02 Muharram 1437 H
DEWAN PENGUJI
Ketua
: Dr.Muh.Idris. M.Ag
Sekretaris
: Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I (.……………..………...)
Munaqisy I
: Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I
(………………………..)
Munaqisy II
: Dr.Hj.Nurhayati. M.Pd.I (......................................)
Pembimbing I
: Mustafa ,M.Pd.I,
Pembimbing II
: Shinta Nento ,M.Pd.
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Manado
Dr.Muh.Idris,M.Ag
NIP.197105152002121002
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Rabb yang telah menciptakan manusia dan menetapkan hukum untuk mereka. Memohon pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang mampu menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk kepadanya. Semoga Allah memberikan rahmat, berkah, dan keselamatan kepadaku, keluarga beserta orang-orang memperjuangkan agama Allah. Amin Ya Rabbal Alamin.
Salam dan salawat senantiasa kukirimkan buat baginda Muhammad SAW. Putra padang pasir yang membentangkan permadani-permadani kebenaran untuk melawan kebatilan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan keselamatan baginya, keluarga beserta sahabat beliau.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor IAIN Manado.
2. Dr. Yasin Jetta, selaku Wakil Rektor I bidang Administrasi.
3. Dr. Yusno Abdullah Otta, M.Ag selaku Wakil Rektor II bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga.
4. Dr. Evra William, M.Pd, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan
5. Dr. Muh. Idris, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
6. Drs. Ishak Talibo. M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan dan Ibu Feby Ismail selaku
Sekertaris Jurusan, Mustafa, M.Pd.I, selaku pembimbing I dan Ibu Shinta Nento, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan,kritikan, dan saran demi sempurnanya skripsi ini.serta semua dosen-dosen Fakultas Tarbiayah IAIN Manado yang telah membantu penulis selama perkuliahan.
iii
7. Elsje J. Johannis, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tombariri dan
semua teman-teman guru yang ada di SMP Negeri 1 Tombariri yang telah membantu dalam pengambilan data pada skripsi ini.
8. Para dosen yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis yang telah
memberikan ilmunya selama ini dan segenap Civitas akademika IAIN Manado.
9. Kepala perpustakaan IAIN Manado beserta seluruh pegawainya,yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis terutama literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Alm. Ibrahim Tanaiyo dan Ibu Kadikem serta
Aba Hamka Naya yang tanpa pamrih telah memenuhi kebutuhan penulis sejak penulis lahir sampai sekarang ini ketika penulis awal studi sehingga menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku serta semua saudara dan keluarga Jamila Tanaiyo, Asmar Tanaiyo,
Atika Naya ,Ramla Huladu ,Amalia Pua , serta keluarga yang lainnya penulis tidak sempat sebutkan satu-persatu yang telah memberikan support sehingga penulis tetap bersemangat menyelesaikan studi di IAIN Manado.
Akhirnya penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah membalas amal kebaikan semuanya dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya, Amin Ya Rabbal Alamin.
Manado, 18 Juni 2015 Penulis
SUMIATI TANAIYO NIM. 10.2.3.132
iv
DAFTAR TABEL
No Tabel
Keadaan SaranaPrasarana
45
Tabel 2.4
Keadaan Ruang Menurut Jenis dan Kondisi
46
Tabel 3.4
Laporan Keadaan Siswa
47
Tabel 4.4
Laporan Keadaan Guru
ABSTRAK
NAMA
: SUMIATI TANAIYO
NIM
JURUSAN : TARBIYAH PRODI
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JUDUL
: STRATEGI MENGAJAR GURU PAI DALAM
PENGELOLAAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TOMBARIRI
Skripsi ini adalah sebuah karya ilmiah dengan judul “Strategi Mengajar Guru PAI dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri Tombariri” alasan penulis mengangkat judul ini karena penulis melihat bahwa pengelolaan kelas yang ada di SMP Negeri Tombariri yang dilakukan oleh guru PAI belum baik, sehingga penulis ingin lebih mengetahui seperti apa strategi yang digunakan untuk pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa yang ada di SMP Negeri Tombariri.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis menggunakan metode penelitian lapangan yang bertitik tolak pada metode deskriptif kualitatif, di mana penulis berusaha melukiskan fenomena yang terjadi berdasarkan faktakenyataan yang ada berupa kata-kata dan bukan angka. Penggunaan strategi dalam menunjang dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah menggunakan sesuai dengan materi dan penggunaan strategi pembelajaran yaitu konstektual yang meliputi tujuh strategi yaitu: contructivisme (guru memberikan motivasi untuk membangun minat siswa dalam proses pembelajaran, inkuiri (siswa diberikan motivasi oleh guru supaya dapat menemukan sendiri materibahan pelajaran yang dimaksud, Questioning atau bertanya (siswa diwajibkan untuk bertanya setelah pelajaran telah selesai dijelaskan oleh guru), Learning Comunity atau masyarakat belajar (dengan belajar berkelompok dapat tercipta kooperatif dan dapat mengaplikasikan hasil belajar kepada teman, Autentik yaitu memberikan penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan sehari- hari dan Modeling atau pemodalan (melalui pembelajaran siswa dapat menjadi model yang boleh merangsang siswa lain ataupun masyarakat baik keterampilan ataupun tingkah laku
Dalam melakukan pengelolaan kelas tentu seorang guru selalu memiliki kendala dan solusi yang diberikan kepada siswa agar proses belajar berjalan dengan baik. Sehingga dengan adanya solusi yang tepat, yang dilakukan guru PAI seperti yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di dalam kelas berjalan dengan baik dan kondusif seperti yang diharapkan oleh guru dan siswa pun akan merasa nyaman dalam belajar.
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu pembelajaran Guru di tuntut akan kaya ilmu mendidikan dan kaya akan strategi dalam belajar mengajar agar dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pendidikan disekolah merupakan lanjutan dari pendidikan yang terdapat dalam rumah tangga. Peserta didik sebelum masuk sekolah banyak pengalaman yang di terimah di rumah dari orang tua dan saudarahnya serta seluruh anggota keluarga.Karenanya, anak datang ke sekolah itu bermacam-macam.Merek mempunyai pembawaan sendiri-sendiri, mempunyai tingkah laku yang berbeda-beda, kondisi fisik yang berbeda-beda kemampuan
berfikir yang berbeda-beda, dan mempunyai keluarga berbeda-beda. 1
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
1 H. Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru, (Makasar: Alaudin Press, 2010), h. 9
Maka dalam kegiatan pembelajaran di samping guru di tuntut kaya akan strategi yang akan di gunakan, guru harus juga memiliki kemampuan dasar (basic ability). Kemampuan dasar merupakan kemampuan yang dipilih sesuai dengan minat masing-masing tenaga kependidikan. Kemampuan tersebut adalah sebagai
berikut: 2
1. Memahami dan mampu mengidentifikasi anak luar biasa.
2. Memahami konsep dan mampu mengembangkan alat asesmen serta
melakukan asesmen anak berkelainan.
3. Mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran bagi
anak berkelainan.
4. Mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program
bimbingan dan konseling anak berkelainan.
5. Mampu mengembangkan kurikulum.
6. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek medis dan implikasinya.
7. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek psikologi dan implikasinya.
8. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan.
9. Memiliki sikap dan perilaku empati terhadap anak berkelainan.
10. Memiliki sikap profesional.
Dari kemampuan dasar yang disebutkan di atas, kiranya sangatlah penting dimiliki oleh setiap guru yang ingin mengemban amanah sebagai pendidik juga
2 Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Nasional danInternasional, (Cet. I; Jakarta: PT Prestasi Pustaka, , 2010), h. 53 2 Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Nasional danInternasional, (Cet. I; Jakarta: PT Prestasi Pustaka, , 2010), h. 53
Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, diperlukan dukungan metode pendidikan yang tepat, diharapkan dapat memperlancar keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga guru memerlukan beberapa tujuan untuk mencapainya, maka ia perlu mengenal dan menguasai dengan baik sifat-sifat dari setiap metode penyajian sehingga ia mampu pula mengkombinasikan penggunaan beberapa metode penyajian tersebut, sekaligus untuk mencapai beberapa tujuan yang telah dirumuskannya itu, dan tidak terasa
kalau antara perubahan dari metode yang satu ke metode yang lain. 3
Di dalam suatu proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah pendidik selalu dituntut untuk belajar dan membaca, seperti firman Allah dalam Q.S. Al- Falaq96: 1-5, yang berbunyi: Terjemahannya:
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptkan, dialah telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah yang mengajar dengan kalam. Dia mengajar manusia
sesuatu yang tidak diketahui. 4 Dalam hal ini maka kelas adalah tempat anak didik belajar, sebagian besar
waktu belajar formal dari anak berlangsung di dalam kelas.Agar kegiatan belajar berlangsung efektif dan efisien, maka kelas harus dikelola secara baik oleh guru. Dengan demikian, maka tugas guru yang paling utama adalah menciptakan
3 Roestivah N.K., Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 1991), h. 3. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), h.
Kondisi belajar yang optimal hanya mungkin dicapai jika kedisiplinan belajar mengajar terlaksana dengan baik serta mampu mengatur siswa, sarana pengajaran, dan mengendalikan sarana itu dalam suasana yang menyenangkan untuk berlangsungnya kegiatan-kegiatan instruksional. Kondisi belajar yang menyenangkan akan memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal pula. Dengan kata lain, kondisi belajar yang optimal merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya kegiatan belajar optimal untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Sebagaimana diketahui bahwa disiplin merupakan hukuman, pengawasan dan latihan untuk membenarkan dan menguatkan tingkah laku.Namun dalam implikasinya pengertian disiplin itu bertujuan untuk menciptakan disiplin diri sendiri dan membuat setiap individu untuk dapat melakukan sendiri pengontrolan dan pengarahan diri sendiri.
Disamping guru memiliki kemampuan dasar yang di sebutkan di atas, dalam pembelajaran maka yang harus dimiliki oleh guru ialah kemampuan khusus yang mengarah tercapainya suasana yang kondusif di dalam kelas.Kemampuan khusus merupakan kemampuan keahlian yang dipilih sesuai dengan minat Disamping guru memiliki kemampuan dasar yang di sebutkan di atas, dalam pembelajaran maka yang harus dimiliki oleh guru ialah kemampuan khusus yang mengarah tercapainya suasana yang kondusif di dalam kelas.Kemampuan khusus merupakan kemampuan keahlian yang dipilih sesuai dengan minat
1. Mampu melakukan modifikasi perilaku.
2. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguankelainan penglihatan.
3. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguan kelainan pendengaran.
4. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguankelainan intelektual.
5. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguankelainan anggota tubuh dan gerakan.
6. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguanperilaku dan sosial.
7. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang
mengalami gangguankelainan kesulitan belajar.
Dari beberapa kemampuan khusus yang sudah disebutkan di atas, maka sebagai penulis kiranya sangatlah penting harus memiliki semua guru yang nantinya akan menjadi panutan bagi siswa tersebut bukan hanya di dalam sekolah saja tapi bagaimana berdampak di luar pergaulan anak dalam hal ini di lingkungan sosialnya. Itulah guru yang berhasil karna sampai di luar sekolah dirinya tetap di senangi karna perangainya dengan siswa sangat baik.
5 Ibid, h. 54
Penilain kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan menentukan kenaikan kelas. Banyak resep untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana para peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun
kelompok belajar. 6
Setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Kalau guru sudah berusaha seoptimal mungkin menciptakan kondisi baik untuk belajar, tetapi hasil belajar yang diperoleh masih belum maksimal, hal itu disebabkan oleh proses itu
6 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 103 h. 103
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilatator dapat dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. 8
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar murid.
2. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian murid.
3. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid
untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut melakukan eksplorasi dan inovasi.
5. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7 htt:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2249026-ciri-metode-pembelajaran- diakses pada tanggal 10 Februari pkl 09 wita tahun 2014
8 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1995), h. 29
7. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 9
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa mengembangkam potensi peserta didik.
Salah satu tempat paling istimewa bagi seseorang untuk belajar tentang ilmu pengetahuan adalah sekolah, oleh sebab itu sekolah sering disebut sebagai tempat menimbah ilmu.Sekolah suatu kesatuan sistem organisasi yang terdiri dari beberapa kelas. Pengembangan sekolah sebagai suatu kesatuan organisasi sangat tergantung dari penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Di kelas, segala penyelenggaraan dan pengelolaan kelas terpadu dan berproses demi mencapai pendidikan yang maksimal terhadap peserta didik. Hal ini menjelaskan bahwa apabila pengelolaan kelas tidak terkelolah dengan baik maka peserta didik akan memiliki prestasi yang kurang baik pula, akan tetapi, bila sekolah atau kelas terkelolah dengan baik maka akan membawakan hasil yang baik pula.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam mengelola kelas itu sendiri.Banyak strategi yang bisa di gunakan oleh guru dalam masalah pembelajaran demi kelanggungan pembelajaran.
9 httpwwwstrategi-guru-mengajar.com di akses pada 11 febuari pkl 13.00 wita tahun
2014
Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tau, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu. Tentu tidak diragukan bahwa setiap kali masuk kelas guru selalu melaksanakan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan- tujuan yang hendak dicapai.
Setiap guru masuk kelas, maka pada saat itu pula guru menghadapi dua masalah pokok, yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen.Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung, misalnya membuat satuan pelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan dan evaluasi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Misalnya, memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dan siswa, membuat aturan kelompok yang produktif. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran dengan melalui pengelolaan dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dan membatasinya, rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi mengajar guru PAI dalam melakukan pengelolaan
kelas di SMP Negeri 1 Tombariri?
2. Bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa di
SMP Negeri I Tombariri?
3. Apa saja hambatan dan solusi strategi mengajar guru PAI dalam
pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMP Negeri
I Tombariri?
C. Pengertian Judul
Pengertian judul digunakan penulis, agar para pembaca tidak keliru juga dapat memahami secara jelas makna yang terkandung dalam variabel penelitian skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI Dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Tombariri” untuk itu penulisan berupaya menjelaskan beberapa istilah, pengertian kata terminologi, dan
pengertian berdasarkan definisi tokoh dan pakar pendidikan. 10
1. Strategi adalah cara yang di gunakan oleh seseorang mencapai hasil yang
di inginkan. Strategi belajar adalah metode yang di pakai oleh seorang
10 S. Nasution, Metode Research: penelitian Ilmiah, (cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
h.39.
guru dalam proses pembelajaran dengan memahami segala tingkah-laku peserta didik. 11
2. Guru Agama Islam merupakan aparat fungsional yang secara langsung
melaksanakan tugas mengajar mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah umum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang telah di tetapkan. 12
3. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan
kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.
11 Ivor K Davis, pengelolaan belajar, (Jakarta: PT. CV Rajawali, 1991), h. 291
12 Hardija Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan pembina pendidikan Agama Islam, (Cet II; PT. Friska Agung Insani, 1999), h. 84.
4. Pengelolaan kelas adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru yang dibekali
beragam-ragam strategi yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar pada sekolah tertentu atau instansi yang di abdinya.
5. Minat Belajar :adalah .kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita
merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. 13
6. Siswa :Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan
menengah 14 atau orang atau sekelompok orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaan pada jalur
pendidikan formal maupun nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Dari pengertian di atas maka penulis dapat mendefinisikan bahwa strategi mengajar guru pai dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa merupakan interaksi atau kontak antara individu. Di mana adanya interaksi ini sehinggah proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan denga lancar dan selalu tidak kehabisan strategi demi motivasi anak didik agar semangat dan dapat memahami pelajaran yang di sajika oleh guru itu sendiri dan suatu interaksi positif yang terjadi pada setiap guru yang nantinya akan di sebut guru profesional, karna mampu mengelola kelas dengan baik.
13 http:nandangzulfikar9d.blogspot.comppengertian-siswa.html,
di akses pada
haritanggal, Kamis, 13 Februari 2014 pada jam 18.25.
14 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka, 1992), h. 352.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam pengelolaan kelas di SMP
Negeri I Tombariri.
2. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar
siswa.
3. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang dialami guru PAI dalam
melakukan pengelolaan kelas di SMP Negeri I Tombariri.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan ilmiah yaitu dapat menjadi konstribusi bagi penelitian lanjutan
yang ingin mengembangkan penelitian secara komprehensif.
2. Kegunaan praktisnya yaitu dapat membantu guru dalam menentukan
strategi yang diterapkan dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri I Tombariri.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi, Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran
Sebelum lebih lanjut membahas tentang strategi pembelajaran maka terlebih dahulu penulis menjelaskan tentang, startegi, metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Strategi berasal dari kata Yunani, strategia, yaitu ilmu perang atau panglima perang.Berdasarkan arti kata tersebut, strategi adalah suatu keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa atau kemampuan internal
seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. 1
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan maksud yang tidak selalu sama. Strategi dapat diartikan sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil secara maksimal.Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. 2
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
1 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasi), (Cet. I: Yogyakarta: Familia, 2012), h. 11
2 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2009), h. 206.
optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan yang menunjuk pada suatu perencanaan untuk mencapai sesuatu pembelajaran. 3
Setiap guru harus mempersiapkan metode yang tepat sebelum melaksanakan proses pembelajaran karena tidak semua metode cocok digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sedangkan pendekatan adalah Pendekatan (approach) memiliki pengetahuan yang berbeda dengan strategi. Pendekatan bersifat filosofis paradikmatik, yang mendasari aplikasi strategi dan metode.Pendekatan adalah polacara atau dasar pandangan terhadap sesuatu.
Pendekatan dapat dioptimalisasikan dalam sejumlah strategi.Sedangkan, strategi adalah pola umum pembuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar.Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode. 4
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Sedangkan strategi sendiri merupakan pola umum perbuatan guru peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Pendekatan merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan dengan penentuan metode sedangkan metode merupakan alat yang digunakan
3 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I (Jakarta: Kencana, 2013), h. 205.
4 http:zaifbio.wordpress.compendekatan-pembelajarandiakses
pada tanggal 10
November 2014.
dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Jadi, pendekatan lebih luas cakupannya dibandingkan strategi.
Kegiatan belajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan siswa.Guru yang mengajar dan siswa yang belajar dan menerima pelajaran dari guru.
Sedangkan istilah pembelajaran, dalam khazanah ilmu pendidikan, sering disebut juga dengan pengajaran atau proses belajar mengajar. Dalam bahasa
inggris disebut dengan teaching atau teaching dan learning. 5 Maka di bawah ini beberapa pengertian pembelajaran manurut para ahli, yaitu:
1. Manurut Syaiful Sagala, pembelajaran adalah membelajarkan siswa
dengan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan dan merupakan komunikasi dua arah yaitu mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh pesera didik.
2. Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
3. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 6
Dengan demikianpembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar
5 Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi (Cet. I; Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani, 2012), h. 7
6 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 239
(perubahan tingkah laku) pada diri siswa yang mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas yang diberikan oleh guru.
Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa pengertian dari strategi pembelajaran menurut pendapat ahli, yaitu:
a. Menurut Kemp; strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
b. Menurut Kozma; startegi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang
dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
c. Menurut Gerlach dan Ely; startegi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
d. Menurut Dick dan Caret; strategi pembelajaran merupakan seluruh
komponen materi dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. 7
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang didesain oleh guru termasuk di dalamnya pemilihan metode, materi, dan pemanfaatan berbagai sumber dayamedia dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
7 Zainal Arifin dan Adhie Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT (Cet. I; Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012), h. 56
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilam sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. 8
Strategi belajar digambarkan sebagai sifat, tingkah laku yang tidak teramati, atau langkah nyata yang dapat diamati karena strategi merupakan suatu rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu tujuan dalam proses pembelajaran.
Pemahaman dan penguasaan tentang strategi pembelajaran penting bagi guru karena sangat membantu dalam melaksanakan tugasnya.Kegiatan
8 Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta: Rineke Cipta, 2010), h. 5-6.
pembelajaran yang dilakukan tanpa strategi, berarti melakukan kegiatan tanpa pedoman dan arah yang jelas, yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan- penyimpangan yang pada gilirannya tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Dalam konteks pembelajaran, maka strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ahmad Sabri mengemukakan, bahwa dalam konteks pembelajaran, strategi diartikan sebagai upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai dan efektif. 9
Seorang guru hendaknya memahami bahwa mengajar adalah tugas atau pekerjaan yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan sehingga tidak dapat dilakukan dengan baik oleh siapapun guru tanpa persiapan sekalipun telah perpengalaman bertahun- bertahun.Salah satu diantara persiapan yang dimaksud itu adalah menentukan strategi yang digunakan dalam pelaksanakan pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Guru diharapkan mengembangkan atau mencari strategi lain yang dipandang lebih tepat. Sebab, pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
9 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 1.
Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif yaitu mengamati, bertanya dan menjelaskan.
B. Strategi Guru dalam Pembelajaran
Di dalam konteks belajar-mengajar strategi pembelajaran sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana dan bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasrkan pada teori dan pengalaman tertentu.
Kriteria atau bentuk strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction), Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (inderect instruction), Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction), Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman (experiental
learning), Strategi Pembelajaran Mandiri (inpendent learning). 10 Oleh karena itu, guru dapat memilih strategi pembelajaran antara lain sebagai berikut:
10 http:zaifbio.wordpress.comkonsep dasar-strategi
pembelajaran,
diakses pada
haritanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Startegi pembelajaran langsung merupakan strategi yang berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan.Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran ekspilit, praktik dan latihan, serta demonstrasi.Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.Disini tampak kegiatan pembelajaran didominasi oleh
guru.Peserta didik lebih banyak menyimak, memperhatikan aktifitas guru. 11
Strategi pembelajaran langsung ini dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru.Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
Strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pendekatan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. 12
Kelebihan strategi pembelajaran langsung adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang
11 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas (Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 39.
12 Suryanti, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif (Cet. I; Surabaya: Unesa, 2008), h.
diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, startegi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain.
2. Strategi Pembelajaran tidak Langsung (inderect instruction)
Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.Di sini siswa tampak lebih aktif dan lebih komunikatif.
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik, (b) menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah, (c) mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lain, (d) pemahan yang lebih baik, (e) mengekspresikan pemahaman. Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang dan tidak cocok apabila siswa perlu mengingat materi dengan
cepat. 13
http:zaifbio.wordpress.comkonsep dasar-strategi
pembelajaran,
diakses pada
haritanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara siswa. Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dan berpikir. Strategi pembelajaran interaktif melibatkan proses pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan sekitar. Guru harus mampu membangun suasana kelas dari berbagai arah yang meningkatkan minat siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. 14
Dalam pembelajaran interaktif guru mengarahkan siswa untuk selalu aktif. Guru dituntut tidak hanya menguasai secara mendalam materi pembelajaran, tapi juga harus mengikuti perkembangan informasi agar pada saat proses pembelajaran berlangsung ketika ada siswa bertanya guru mampu menjawabnya dengan jawaban yang dapat dimengerti siswa.
Kelebihan strategi ini antara lain: (a) siswa dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan, (b) mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional.
14 Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid (Cet.I; Yogyakarta: Diva Press, 2013), h. 28
Sedangkan kekurangannya adalah sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok. 15
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk- bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara perpasangan.
4. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman
Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk induktif yang berpusat pada siswa, dan beriorentasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi pembelajaran ini melalui pengalaman adalah proses belajar, dan bukan hasil belajar. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik dan efektif. 16
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) meningkatkan partisipasi peserta didik, (b) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (c) meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada
hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang. 17
15 Ibid, h. 29. 16 Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran: Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 117.
17 Ibid,118
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.Strategi pembelajaran mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri.Fokus strategi belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi guru.Belajar mandiri menuntut peserta didik untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan menetukan kecepatan belajarnya.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggungjawab. Sedangkan kekurangnnya adalah peserta dalam proses belajar dalam hal ini adalah siswa yang belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri. 18
Pembelajaran mandiri pada siswa sangat membantu guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas karena dengan adanya materi yang diberikan atau tugas siswa bisa mengerjakannya tepat waktu karena sifat mandiri dimilikinya.
18 http:zaifbio.wordpress.comkonsep dasar-strategi
pembelajaran,
diakses pada
haritanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
C. Komponen Strategi Pembelajaran
Ciri utama dari pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman, alat, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lain. Sebagai suatu sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh.Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. 19
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengaju pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain :
guru, peserta didik, tujuan, bahan, metode, situasi dan evaluasi. 20 Dari keseluruhan komponen strategi pembelajaran di atas seorang guru tidak boleh
hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tetapi guru harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Maka komponen-komponen strategi pembelajaran akan dijelaskan satu persatu di bawah ini, yaitu:
19 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
20 Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran,Cet. I (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013), h. 31.
1. Guru
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas yang bertanggung jawab dalam membantu anak didik mencapai kedewasaan masing-masing. 21
Guru bukan hanya sekedar orang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan (mata pelajaran) tertentu, akan tetapi guru adalah anggota masyarakat yang harus ikut dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
2. Peserta didik
Peserta didik merupakan raw material (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu dan merupakan orang yang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis yang merupakan ciri dari seseorang peserta
didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. 22 Peserta didik adalah komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi
kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru. 23
21 Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, Cet. I (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009), h.
142-143.
22 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 77.
23 Muhammad Rahman dan Sofan Amri, op. cit., h. 31.
Dalam suatu pendidikan komponen yang paling penting adalah peserta didik. Tanpa peserta didik maka seorang guru tidak akan bisa menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di butuhkan peserta didik.
3. Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran.Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran dengan sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik sehingga dengan nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap
dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 24
Dalam mencapai tujuan, maka kita harus benar-benar memperhatiakn kesinambungan setiap jenjang pendidikan dan pengajarnya. Oleh karena itu, guru dalam melakukan pengajaran, sekalipun hanya berupa beberapa materi bahan ajar, tidak boleh terlepas dari konteks tujuan yang akan di capai.
24 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op. cit., h. 13.
4. Bahan
Bahan merupakan sesuatu yang memiliki pesan untuk tujuan pengajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat penampilan, seperti buku paket, audio-tape, peta, bola dunia dan grafik. 25
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus menyiapkan bahan pelajaran sebelum memulai materi pembelajaran di dalam kelas agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
5. Metode