Pendekatan dan Prinsi-Prinsip Pengelolaan Kelas

E. Pendekatan dan Prinsi-Prinsip Pengelolaan Kelas

1. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

  Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan siswa adalah faktor utama yang terkait langsung, karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar siswa baik secara berkelompok maupun secara

  37 Sudirman N, dkk, Op. Cit, h. 311.

  individual. Kaharmonisan hubungan guru dengan siswa, tingginya kerja sama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka

  pengelolaan kelas. 38 Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

  a. Pendekatan Kekuasaan; pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu

  proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Peran guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

  b. Pendekatan Ancaman; pengelolaan kelas adalah suatu proses untuk

  mengontrol tingkah laku siswa. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku siswa dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.

  c. Pendekatan Kebebasan; pengelolaan kelas diartikan suatu proses untuk

  membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan siswa.

  d. Pendekatan Pengajaran; pendekatan ini menganjurkan tingkah laku

  guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku siswa yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

  e. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku; pendekatan ini menekankan

  pada peruban tingkah laku siswa. Peranan guru adalah

  38 Hadar Nawawi, Op. Cit, h. 115.

  mengembangkan tingkah laku siswa yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.

  f. Pendekatan Proses Kelompok; pengelolaan kelas diartikan sebagai proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, dimana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peran guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok

  itu efektif. 39

  Dari pendekatan di atas seorang guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannya untuk pengelolaan kelas sehingga kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efesien.

2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

  Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu.Secara umum faktor- faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstrn.Faktor intern siwa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku.Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing- masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya secara individual.Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana

  39 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit, h. 178-183.

  lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa dan jumlah siswa di kelas.

  Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat digunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan diuraikan sebagai berikut:

  a. Hangat dan Antusias; guru yang hangat dan akrab dengan siswa selalu

  menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktiviatsnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

  b. Tantangan; penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-

  bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

  c. Bervariasi; penggunaan alat bantu atau media, gaya mengajar guru

  yang bervariasi merupakan pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa sehingga pengelolaan kelas dapat berjalan dengan efektif dan menghindari kejenuhan.

  d. Keluwesan; keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi

  mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.

  e. Penanaman Disiplin Diri; tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah

  anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,

  pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. 40

  Dari prinsip-prinsip di atas diharapkan seorang bisa menggunakannya dengan baik apabila mengalami kesulitan dalam pengelolaan kelas. Guru harus disiplin dalam segala hal sehingga siswa dapat menirunya. Sehingga masalah- masalah yang terjadi dalam kelas bisa teratasi dengan baik sesuai harapan guru.

  Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas.Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa menjauhinya.Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru.Rasa benci yang tertanam di dalam diri siswa menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan baik.Kecenderungan sikap siswa yang negatif lebih dominan.

  Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan siswa, selalu terbuka, selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu mau mendengarkan saran dan kritikan dari siswa adalah guru yang disenangi oleh siswa. Siswa rindu akan kehadirannya, siswa senang mendengarkan nasihatnya, siswa merasa aman disisinya, siswa senang belajar bersamanya dan siswa merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari diri guru tersebut. Figur seorang guru yang baik akan kurang menemui dalam mengelola kelas.

  Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif, maka itu berarti tugas yang berat guru adalah berusaha menghilangkan atau memperkecil permasalahan- permasalahan yang terkait dengan semua problem pengelolaan kelas, seperti

  40 Ibid, h. 185-186.

  kurangnya kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, moral rendah dan kekeliruan yang sering terjadi antar sesama siswa. Sehingga dibutuhkan kerja keras dari seorang guru agar bisa menciptakan suasana kelas bisa menjadi kondusif.