12 Gambar 4.
Perjalanan Proses Korsup Minerba 2014-sekarang
Sumber: Korsup Minerba KPK
2. Temuan, Tindak Lanjut dan Capaian Korsup
Pola umum permasalahan perizinan pertambangan batubara secara umum meliputi aspek administratif seperti kelengkapan syarat izin, alamat perusahaan yang tidak jelas, tumpang
tindih perizinan, problem tata ruang dan kewilayahan, kewajiban inansial, serta ketidakpatuhan ketentuan reklamasi dan pasca-tambang. Persoalan administrasi dan kewilayahan sebagian
besar disebabkan oleh kelemahan dan ketidaksinkronan database antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Di bawah ini adalah tabel perizinan batubara saat pertama kali
Korsup Minerba dilakukan pada 2014 dan tiga tahun setelahnya. Secara umum, dapat terlihat kinerja Korsup Minerba, yakni terjadinya penurunan jumlah IUP Batubara pasca-adanya Korsup
Minerba.
Tabel 1. Rekapitulasi IUP Batubara CnC dan Non-CnC Se- Indonesia, 2014 2017
Status IUP Batubara Desember 2014
IUP Batubara April 2017 Eksplorasi
Operasi Produksi OP
Eksplorasi Operasi Produksi
OP CNC
1.391 1.028
899 1.300
Non-CNC 991
382 535
236 Sub Total
2.382 1.410
1.434 1.536
TOTAL 3.792
2.970
Sumber: Ditjen Minerba, 2014 2017
Jan-Feb 2014
Kick of meeting Korsup Minerba di
KPK
Agu-Des 2015
Pelaksanaan Monev Korsup di 19
Provinsi
Feb-Jul 2014
Kick of Korsup Minerba di 12
Provinsi
31 Okt 2015
Keputusan dan Rekomendasi Final
Tindak Lanjut Korsup Minerba di
32 Provinsi
Agu-Nov 2014
Monev Korsup Minerba di 12
Provinsi
Feb 2016-sekarang
Korsup Energi: Minerba, Migas,
Kelistrikan dan EBTKE
Jan-Jul 2015
Kick of Pelaksanaan
Korsup Minerba di 19 Provinsi
13
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
3. Aspek Administrasi dan Kewilayahan a.
Tumpang Tindih Antar KonsesiIzin
Basis data yang lemah menyebabkan banyak terjadinya tumpang tindih antar izinkonsesi serta lambatnya tindak lanjut dari pengakhiran dan pencabutan izin-izin yang telah
berakhir atau habis masa berlakunya. Hal tersebut juga dikarenakan lemahnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga IUP yang dikeluarkan oleh
Pemda ternyata masih masuk dalam wilayah izin yang dikelola oleh pusat seperti KK PKP2B. Berikut adalah dua contoh model kasus yang saling tumpang tindih antar izin:
Tumpang Tindih IUP dengan PKP2B
Berdasarkan temuan Korsup KPK tahun 2014, tumpang tindih IUP dengan PKP2B jumlahnya mencapai 50-an izin, sebagian besar berada di wilayah Kalimantan dan sebagian kecil di
Sumatera Selatan. Hal itu terutama terjadi pada saat terjadi konversi dari KK menjadi IUP, dimana wilayaharea IUP yang diterbitkan oleh Pemda tersebut ternyata masih menjadi
area PKP2B.
Tabel 2. Tumpang Tindih IUP dengan PKP2B 2014
NO PKP2B
Lokasi Penerbit IUP
ProvKabKota Jumlah
IUP
1 Tanjung Alam Jaya
Banjar Banjar 1 IUP
1 2
Ekasatya Yanatama Tanah Bumbu
Kotabaru 2 IUP 2
3 Kadya Caraka Mulia
Banjar Banjar 1 IUP
1 4
Trubando Coal Mining Kutai Barat
Barito Utara 1 IUP 1
5 Borneo Indobara
Tanah Bumbu SK Menteri 1
kk:Pelsart 1
6 Bharinto Ekatama
Barito Utara Kutai Barat Kutai barat 1 IUP 1
7 Asmin Bara Bronang
Kapuas dan Murungraya Kapuas 7 IUP 7
8 Antang Gunung
Meratus Hulu sungai selatan, Hulu
sungai tengah, Banjar, Taipin
Hulu Sungai 1 IUP 1
9 Suprabari Mapindo
Mineral Barito Utara
Barito Utara 1 IUP 1
10 Interex Sacra Raya Pasir dan Tabalong
Tabalong 1 IUP 1
11 Bangun Banua Persada Kalimantan
Banjar dan Tapin Tapin 1 IUP
1 12 Intitirta Primasakti
Sarolangun, Batanghari, Musi Banyuasin
Batanghari 4 IUP Sarolangun 6 IUP
10 13 Firman Ketaun Perkasa
Kutai barat Kutai Barat 2 IUP
2