Rekonsiliasi IUP dan Status Clean and Clear dan Non-Clean and Clear

5 Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK yang menyalahkan pemerintah pusat akibat tidak dilaksanakannya tugas pokok dan fungsi pemerintah pusat dalam mekanisme pengawasan. Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah melalui sejumlah regulasi mulai mempersyaratkan CnC dalam pemberian layanan perizinan, termasuk perizinan angkut jual, surat izin ekspor SIE, surat persetujuan ekspor SPE, dan perubahan investasi. Kebijakan penataan IUP terus berjalan seiring dengan terbitnya UU Nomor 232014 tentang Pemerintahan Daerah yang menarik kewengan bupatiwalikota sebagai pemberi izin kepada gubernur. Selain itu, terbit juga Permen ESDM Nomor 432015 Tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan IUP yang memperkuat mekanisme evaluasi dan penertiban izin, dan khususnya melalui mekanisme audit CnC. Permen 432015 lahir setelah Korsup KPK merekomendasikan pentingnya payung hukum dalam penataan perizinan.

5. Update Batubara Indonesia

Indonesia merupakan negara produsen batubara urutan kelima dunia setelah China, Amerika Serikat, India dan Australia BP Statistical Review, 2016. Produksi batubara Indonesia sepanjang 2012-2015 rata-rata mencapai lebih dari 400 juta ton setiap tahun. Kendati demikian, Indonesia merupakan eksportir batubara terbesar di dunia sebelum disalip Australia pada tahun 2015. Sekitar 75-85 dari volume produksi batubara Indonesia diekspor, sedangkan sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik dengan peruntukan utama sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Namun, kontribusi batubara terhadap produk domestik bruto PDB masih sangat minim, rata-rata hanya berada di kisaran 2,5 sepanjang 2010-2015 dari kisaran 4-5 PDB pertambangan secara umum pada periode yang sama BPS, 2016. Gambar 1. Volume Produksi Batubara: Ekspor VS Domestik dalam juta ton Sumber: Laporan Kinerja Ditjen Minerba 2015-2016, Kementerian ESDM APBI 2016 2005 Ekspor Produksi Batubara Domestik 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 154 194 217 240 254 275 353 412 474 458 461 434 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 103 142 163 191 198 210 287 345 402 382 366 343.5 51 52 54 49 56 65 66 67 72 76 87 90.5 6 Berdasarkan data runut waktu, lonjakan produksi batubara mulai mengalami peningkatan pada rentang tahun 1989 hingga 1999. Volume produksi batubara pada kurun waktu tersebut meningkat dari 4,43 juta ton menjadi 80,89 juta ton dengan tingkat pertumbuhan yang sangat signiikan, tiap tahunnya hampir mencapai 30. Selanjutnya, angka volume produksi batubara Indonesia terus tumbuh hingga menyentuh rekor tertingginya di angka 400-an juta ton pada tahun 2012 hingga dua tahun setelahnya. Pada tahun 2015 dan 2016 angka produksi mengalami penurunan sebagai konsekuensi dari turunnya harga batubara dunia dan antisipasi yang dilakukan China untuk mengerem laju penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU di negaranya. Industri tambang batubara kembali bergeliat di penghujung 2016 yang ditunjukkan dengan peningkatan harga batubara dunia dan Harga Batubara Acuan HBA yang cukup signiikan. Dalam kerangka kebijakan energi nasional, komoditas batubara juga mendapatkan perhatian khusus melalui Peraturan Presiden No 222017 tentang Rencana Umum Energi Nasional RUEN. Terdapat sejumlah rencana aksi kegiatan yang dimandatkan oleh Perpres terkait batubara kepada Kementerian ESDM untuk ditindaklanjuti menjadi kebijakan nasional yang tentunya akan berdampak pada industri batubara. Poin-poin penting yang berkaitan sektor batubara antara lain: • Mengendalikan produksi batubara maksimal sebesar 400 juta ton mulai tahun 2019. • Mengurangi porsi ekspor batubara secara bertahap dan menghentikan ekspor batubara paling lambat tahun 2046, dalam rangka memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. • Menghentikan ekspor batubara pada saat kebutuhan dalam negeri mencapai 400 juta ton. • Memanfaatkan batubara sebagai andalan untuk menyeimbangkan pasokan energi primer sebesar minimal 30 pada tahun 2025 dan minimal 25 pada tahun 2050, dengan menggunakan teknologi bersih. • Moratorium pemberian Izin Usaha Pertambangan IUP dan Izin Usaha Pertambangan Khusus IUPK batubara di hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi, dan area penggunaan lain.

6. Cadangan dan Sumberdaya Batubara Indonesia

Berdasarkan data Badan Geologi tahun 2016, Indonesia memiliki sumberdaya batubara mencapai 99,2 miliar ton dengan cadangan terbukti mencapai 13,3 miliar ton dari seluruh jenis izin pertambangan batubara yang sedang berjalan. Cadangan terbukti tersebut dikontribusikan oleh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B sebesar 41,3 , IUP Penanaman Modal Asing PMA dan Badan Usaha Milik Negara BUMN sebesar 11, dan IUP Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sebesar 47,7. Dengan asumsi laju produksi batubara tetap seperti tahun 2015 461 juta tontahun dan data cadangan terbukti tetap seperti sekarang 13,3 miliar ton, maka cadangan terbukti batubara di Indonesia diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 28,85 tahun mendatang, tepatnya di tahun 2046.