32 | Frederick Engels

32 | Frederick Engels

batas-batas maksimal moral, tetapi juga batas-batas maksimal yang semurninya fisikal dari hari- kerja ... Modal tidak peduli akan panjangnya hidup tenaga kerja itu ... modal mengakibatkan kehabisan-tenaga dan kematian yang sebelum-waktunya, ia menjalankan perpanjangan waktu- kerja selama suatu periode tertentu dengan memperpendek hidup si pekerja.[Hal. 264-65.]

Tetapi, apakah ini tidak bertentangan dengan kepentingan-kepentingan modal itu sendiri? Tidakkah modal, dalam jangka panjangnya, mesti menggantikan ongkos dari keausan yang berlebihan ini? Mungkjin memang demikian secara teoritis. Secara praktis, perdagangan budak yang terorganisasi di pedalaman Negara-negara bagian Selatam telah mengangkat praktek menghabiskan tenaga-kerja budak dalam waktu tujuh tahun menjadi suatu azas ekonomi yang diakui; secara praktis, modal Inggris bergantung pada suplai kaum pekerja dari distrik-distrik agrikultur (daerah-daerah pertanian).

Ia melihat suatu kelebihan-penduduk yang konstan, yaitu, suatu kelebihan-penduduk kalau dibandingkan dengan kemampuan modal untuk menyerap kerja yang hiidup, sekalipun kelebihan- penduduk inii terbentuk oleh suatu arus tetap dari generasi-demi-generasi orang yang timpang, yang cepat melayu, yang mendesak pengganti-pengganti mereka dan direnggut sebelum dewasa. Jelaslah, bagii seorang pengamat yang tidak berminat, pengalaman sebaliknya akan menunjukkan betapa cepat produksi kapitalis, sekalipun berasal, kalau kita berbicara seccara historis, baru kemarin, telah menyerang akar vital dari kekuuatan nasional, betapa degenerasi penduduk indus- trial hanya diperlambat oleh teruus-menerus diserapnya unsur-unsur agrikultural, dan betapa bahkan kaum pekerja agrikultural ini, walaupun adanya udara segar dan azas seleksi alamiah yang begitu istimewa kuatnya di kalangan mereka, sudah mulai merosot. Modal, yang mempunyai motif-motif utama sepertii itu untuk menolak penderiitaan kelas-kelas pekerja yang ditengah- tengahnya ia (modal) gberada, modal akan terganggu dalam kegiatan praktikalnya sesedikit atau sebanyak menurut prospek degenerasi bangsa manusia di masa depan dan pada akhirnya depopulasi (kelangkaan penduduk) yang tidak terelakkan, seperti kemungkinan jatuhnya bumi ke dalam matahari. Dalam set5iap penipuan patunngan-saham terbatas, setiap peserta mengetahui bahwa badai-halilintar cepat atau lambat akan tiba, tetapi setiap orang mengharapkan bahwa halilintar akan menyambar kepala tetangganya, setelah ia sendiri mendapatkan waktu cukup untuk mengumpulkan hujan emas dan menyimpannya dengan aman. Après moi le déluge menjadi seruan- perang setiap kapitaliis dan setiap bangsa kapitalis. Oleh karenanya, modal nekad (seenaknya saja) dengan kesehatan dan nyawa pekerja, kecuali jika masyarakat memaksanya untuk bertindak sebaliknya. Dan, dalam keseluruhannya, pengabaian terhadap pekerja itu tidak bergantung pada iktikad baik atau buruk sang kapitalis individual. Dan, dalam keseluruhannya, pengabaian terhadap pekerja itu tidak bergantung pada iktikad baik atau buruk sang kapitalis individual. Persaingan

Tentang Das Kapital Marx | 33

bebas memberlakukan hukum-hukum imanen dari produksi kapitalis atas setiap kapitalis individual dalam bentuk hukum-hukum pemaksaan yang luar-biasa. (hal. 269-70.)

Penentuan hari-kerja normal adalah hasil berabad-abad pergulatan antara pemberi-kerja dan pekerja. Dan sungguh menarik memperhatikan kedua arus berlawanan dalam pergulatan ini. Mula-mula, undang-undang itu bertujuan memaksa kaum pekerja bekerja lebih lama (jam-kerja yang lebih panjang/banyak); dari undang-undang kaum buruh pertama (ke 23 Edward III, 1349) hingga abad ke XVIII, kelas-kelas yang berkuasa tidak pernah berhasil memeras sepenuhnya jumlah kerja yang mungkin dari kaum pekerja. Tetapi dengan diperkenalkannya uap dan mesin modern, semuanya berubah. Sedemikian cepatnya pemberlakuan kerja perempuan dan anak-anak merobohkan semua ikatan tradisional dalam hal jam- jam kerja, sehingga abad ke XIX diimulai dengan suatu sistem kerja- lebih yang tiada duanya dalam sejarah dunia, dan yang, sudah sejak 1803, memaksa lembaga pembuat undang-undang mengundangkan pembatasan-pembatasan jam-jam kerja. Mr. Marx memberikan suatu risalah lengkap mengenai sejarah perundang-undangan pabrik Inggris hingga Undang-undang Pabrik-pabrik tahun 1869, dan menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut darinya:

1) Mesin dan uap menyebabkan kerja-lebih (kerja lembur), pada awalnya, di cabang-cabang industri di mana mereka diterapkan, dan pembatasan- pembatasan legislatif adalah, oleh karenanya, mula-mula diterapkan pada cabang-cabang ini; tetapi dalam kelanjutannya kita mendapati bahwa sistem kerja-lembur ini telah menyebar juga ke hampir semua bidang, bahkan di mana tidak diipergunakan mesin, atau di mana cara-cara produksi yang paling primitif masih berlaku/ada. (Lihat Children’s Employment Commission’s Reports.)

Dokumen yang terkait

Strategi Pemenangan Pilkada Langsung di Kota Batu Periode 2012-2017 (Studi Tentang Strategi Pemenangan Pilkada Langsung Pasangan Calon Edi Rumpoko Dan Punjul Santoso)

2 49 40

MANAJEMEN SIARAN PADA VOICE OF AMERICA (VOA) INDONESIA (Studi Tentang Pengolahan dan Penyebaran Program Acara Radio dan Televisi Oleh VOA Indonesia)

3 48 23

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Pandangan Islam Tentang politik pendidikan

0 29 69

Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi (Studi Deskriptif Tentang Eksistensi Diri Penari Jaipong di Kota Sukabumi)

4 40 1

Konstruksi Makna Gaya Blusukan (studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Makna Gaya Blusukan Gubenur Joko Widodo Bagi Masyarakat Jakarta Pusat)

1 65 112

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jalanan Atas Eksploitasi Dan Tindak Kekerasan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Jo Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1 15 79