METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penel itian Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Tel anaipura Kota Jambi Provinsi Jambi. Sec ara ad ministrasi wilaya h ini te rbagi ke da la m 11 kelurahan, ya kni: Kelurahan Telanaipu ra, Kelurahan Solok Sipin, Keluraha n Murni, Ke lurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Selamat, Kelurahan Tel uk Ke nali, Kel urahan Buluran Kenali, Kelura han Legok, Ke lurahan Sunga i Putri, Kelurahan Penye ngat Rendah, dan Kelurahan Pematan g Sulur.

Luas Kecamat an Telanaipu ra adala h 30,39 km 2 denga n jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 77.20 3 jiwa, ke padatan penduduk 2.440 jiwa/km 2 . Jumlah pendu duk laki-laki 38.856 ( 50,33 %) dan perempu an 38.346 (49,67 %) dengan sex ratio 101. (Sumber: Kecamatan Telanaipura Dalam A ngka 2010).

Kecamatan Te lanaipura dilalui oleh sungai besar yaitu sungai Batanghari dan dana u tapal kuda yakni Danau Sipin. Kondisi demikian memb uat Kecamatan Telanaipura sangat rawan banj ir k arena lu apa n air sungai da n danau tersebut.

2. Waktu Penel itian

Penel itian tentang analisis banji r dan prioritas penanganan banjir ini dilaksana kan p ada Bulan Februari tahun 2012 sampai dengan Bulan September tahun 2012. Adapun jadwal penelitian dapa t dilih at pa da Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Penelit ian

Jenis Kegiatan

Penyusun an Proposal Penel itian Penyusun an Instrumen Peneliti an Pengumpulan Data

Anali sis Da ta

Penyusun an Laporan Penel itian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penel itian ini menggunakan metode de skriptif kualitatif. Metode penelitian ini dipi lih karena penelitian yang akan dilakukan lebih mengarah pa da pe ngungkapan sua tu ma sala h atau k eadaa n sebagaimana a dan ya dan men gungkapkan fakta- fakt a yang ada, walaupun kad ang-kadang memberikan interpreta si ata u analisis. Metode deskriptif yang di gunak an dalam penelitian ini meliputi ke giatan pengumpulan dat a dan penyusuna n data, pengolahan da ta dan se lanjutnya dianalisis dan dideskripsikan.

Strategi penelitian merupa kan cara -cara yang digunakan untu k me ncapai tujuan penelitian. Pemil ihan strategi yang salah dapat be rdampak terhad ap hasil peneli tian menjadi kurang rele van dan tidak sesuai dengan ke inginan peneli ti sehingga ditun tut stra te gi yang sesuai agar penelitian da pat berja lan dengan lancar.

Strategi peneli ti an yang digunakan adalah penelitian surv ei. Penelitian survei yaitu

peneli tian yang mengambil sa mpel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data ya ng pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995: 3). Unit analisa dala m pe nel it ian ini ada lah satuan medan yaitu kelas me dan yang menunjuka n suatu bentuklahan atau komplek bentuklahan yang sejenis dalam hubungannya dengan karakteristik medan dan kompone n-komponen medan yang utama (Van Zuidam 1979). Satuan medan dalam pene litian ini dipe roleh dengan menumpangsusunkan (overlay) parameter fi sik beru pa peta ketinggian dan peta kemiringan lereng.

C. Wilayah Kajian

Wilayah yang d ikaji d alam pe nelitian ini ada lah se luruh Wilayah Kecamatan Telanaipura Kota Ja mbi Provi nsi Jambi yang terdiri at as 11 kelura han, yakni : Kelurahan Telan aipura, K elu rahan Solok Sipin, Kelura han Murni, Kelurahan Simpang IV Sipin , Kelurahan Selamat, Kelurah an Teluk Kenali, Keluraha n Buluran Kenali, Kelura han Legok, Ke lurahan Sunga i Putri, Kelurahan Penye ngat Rendah, dan Kelurahan Pematan g Sulur.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumb er data dalam penelitian deskrip tif ku alitat if dapat ber upa manusia , kejadian atau peristi wa ya ng terjad i di masya rakat, dokumen, dan benda benda l ain. Dalam pene litian ya ng akan dilakukan, d ata yang dibutu hkan serta jenis dan sumbernya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Data yang Dibutuhkan

No

Jenis Data

Jenis

Sumb er Data

1 Data Penduduk Kec. Telanaipura Kota Jambi tahun 2012

DS

BPS

2 Data Sejarah Terj adinya Banjir di Kec. Telanaipura Kota Jambi

DS

Bappeda

3 Administrasi Kecama ta n Telana ipura bersumber dari Peta Administrasi Kota Jambi tahun 2012

DS

BPN Jambi

4 Data C urah Hujan di K ec. Telanaipura Kota Jamb i tahun 2012

DS

Stasiun klimatologi Sultan Thaha Jambi

5 Lereng Kecamatan Te lanaipura bersumber dari Peta Lereng Kota Jambi Skala 1:35.000

DS

Citra SRTM SUma tera

Penggunaan la han Kecamatan Te lanaipura b ersumbe r dari Peta Pen gunaan lahan Kota Jambi Tahun 2012 Skala

DS

BPN, Bappeda

Kerap atan saluran Ke cama tan Telanaipura b ersumber dari Peta Kerapatan Saluran Drain ase Kota Jambi Skala 1:35.000

DS

DPU Jambi

8 Karak teristik banjir Kota Jambi, meliput i: Intensitas, Lama Kejadian dan k etinggian air

DP

Wawancara dan Observasi l apangan

Keterangan : DS = Data Sekunder DP = Data Prime r

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumenta si Dokumenta si merupaka n teknik pe ngumpulan data yang digunaka n untuk mendapatka n data atau informasi secara t ertulis atau dalam bentuk gambar atau pet a yang didapat dari kanto r atau i nstansi t erkait , perpustakaan, ar sip pe rseorangan yang berkompeten dan da pat menunjang kel anc aran peneli tian. Da lam p en elitian ini sumber d ata sekunder diperoleh dari kantor Departemen Pe kerjaan Umum (DPU) berupa data salu ran dr ai nase, dari kantor Perta nahan Kota Jambi berupa data pengg unaan lahan Kecamatan Telanaipura, da n dari kantor Bapp eda be rupa data pengg unaan lahan Keca ma tan Te lanaipura serta seja rah ba njir Kecam ata n Telanaipura.

2. Observasi Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan dat a dengan me lakukan penga matan dan penc atatan langsung secara sistemati k t erhadap geja la atau fenomena yang terjadi di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneli ti dalam me ngumpulka n da ta pri mer tentang karakte rist ik medan dan daera h- daerah yang sering te rjad i banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Data observasi yang akan diperole h merupakan d ata karakteristik medan b erupa kondisi topografi dan penggu naan lahan. Alat bantu yang di gunakan yaitu dafta r isian dan kamera digital untuk ke perluan foto dokumentasi

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengu mpulan data be rupa komu nikasi verbal atau percakapan antara dua pihak, yaitu pewanc ara dan orang yang diwawancarai, yang bertujuan untuk mempe roleh info rmasi mengenai suatu hal atau peri st iwa. K egiatan ini di lakukan dengan mengada kan tanya ja wa b seca ra lisan denga n info rman yang berasal da ri masya rak at Kecamatan Telanaipura dan berkompeten serta menget ahui pe rist iwa yang se dang diteliti. Dalam hal ini da ta hasil w aw ancara berupa data karakt eristik banjir, meliputi: lokasi banjir, batas banjir, intensit as, la ma kejadia n, dan ketinggian banjir. Pertanyaan yang diajukan kep ada informan sesua i dengan isi pe rt anyaan d alam ped oma n wawancara.

F. Teknik Sampling

1. Popul asi

Popul asi adalah

keseluruh ele men, atau unit ele ment er, atau u nit penelitian,

atau unit ana lisis yang memi li ki ka rakteristik te rtentu ya ng dijadikan seba gai objek peneli tian. Popula si dal am penelitian ini adalah se luruh masyarakat yang be rmukim di wila yah administrasi Kecamatan Telanaip ura K ota Jambi, dengan jumlah 77.203 orang. Penel itian ini menggunaka n sat uan analisis berup a satuan medan, sehingga satuan medan di Kota K ecama tan Telana ipura juga d ijadikan populasi. Be rdasarkan

hasil overlay peta kemiringan lereng da n p et a k etinggian, popula si satuan med an dalam penelitian ini ada 13 sa tua n medan.

2. Sampel Sampel a dalah se bagia n dari obj ek a tau individu-indi vi du yang me wa ki li sua tu populasi. Teknik penga mbilan sampel pada pen elitian ini Purposive Sampli ng . Tujuan penggunaan purposive sampling adalah menangkap ke lengkapan da n kedala man d ata , sampel mewakili informasi yang mendalam dan generalisasinya mengarah pada gene ral isasi teoritis. Sampel pada penelitian ini ada dua j eni s, yaitu sampel penduduk dan sampel med an. Juml ah sampel pe nduduk (informan) yaitu sebanyak 35 or an g dan ter sebar di seluruh wil aya h gen anga n banjir, tep atnya di Kelurahan Penye nga t Renda h, Kelurahan Leg ok, Kel urahan Bul uran Kena li, Kelurahan Teluk Kenali. Samp el me dan yaitu seba nyak 13 satuan medan.

G. Validitas Data

Untuk menetapkan ke absa han d ata diperlukan teknik pemeriksaan. Me nggun aka n t eknik t riangulasi data yang dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk kepe rlua n pengec ekan atau pembanding data tersebut. Triangulasi dilakukan dengan pemeri ksaan melalui su mber lain, dal am hal ini me lakukan pembandingan antara da ta yang didapat dari sumber be rbeda mau pun pengecekan dokumen de nga n data hasil observasi. Cont ohnya adalah menggun akan dat a banjir dan peta genangan banj ir dari DPU untuk mengetahui daera h ra wan banjir.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian i ni a da lah seba gai beri kut:

1. Persebara n Wilayah Rawan Banjir Persebara n wila yah rawan ba njir diketahui d engan melakukan scoring dan

overlay

dari seti ap p arame ter . Parameter tersebu t adalah kera pat an saluran, penggunaan lahan, dan ke miri nga n lereng. Hasil skoring dianalisi s menggunakan satuan medan. Masing-masing parame ter dija ba rka n sebagai berikut :

a. Satuan Me dan Daerah Penelitian Satuan medan Me rupakan unit analisis dalam penelitian ini. Diperoleh denga n menumpangsusunka n (overlay) parameter fisik berupa peta ketinggi an dan peta kemiringa n lereng. Seti ap satuan medan dilakukan pe nge nal an karakte ristik lingkungan fisik dengan me nggunakan data primer dan da ta sekunde r.

b. Kerap atan Saluran Kondisi drainase Kecamatan Telanaipura Kota Jamb i be lum men galami pembangunan dan perkemban gan yang memadai. Menurut Asdak (1995 : 22) Kerap atan saluran adalah panjang aliran sungai per kilometer persegi luas DAS seperti tercantum dala m rumus:

Dimana : Dd = kerapatan saluran (km/km 2 )

L = panjang a lira n sungai (km)

A = luas DAS (km 2 )

Klasifikasi kera patan saluran (Dd) men gikut i pedoman Linsley (1994), sebagai berik ut:

1) Dd < 1 mil/mile 2 , ko ndisi daerah kurang baik, peng atusa n k urang se hingga mengalami genangan.

2) Dd 1 . 5 mil/ mile 2 , kondisi daerah baik, pengatusan cukup sehingga tida k pernah tergenang terlalu lama.

3) Dd > 5 mile/mile 2 , kondisi daerah kurang baik, pe ngatusan kua t sekali sehingga mengalami kekeringa n.

Me nyesuaika n dengan kon di si pada daerah penelitian, maka dil akuka n perubahan berdasarkan klasifikasi Rahman (2002) sebagai berik ut:

1) Dd< 0,62 km/km 2 , da erah te rsebut sangat kura ng baik, pengatu san sangat kurang baik, se ring te rjadi genangan yang l ama.

2) Dd 0,62 1,44 km/km 2 , daerah t erse but sangat kurang b aik, pengat usa n sangat kurang baik, se ring te rjadi genangan yang l ama.

3) Dd 1,45 2,27 km/km 2 , termasuk da erah tergenang ya ng agak lama

4) Dd 2,28 3,10 km/ km 2 , terma suk dae rah yang tidak pe rnah te rgena ng te rlalu lama.

5) Dd > 3,10 km/km 2 , termasuk daerah yang mempunyai pe nga liran san gat ce pat sehingga sering mengalami kekeri ng an.

Kondisi kerap atan saluran Kecamatan Te lanaipura dihitung dengan membagi panjang sunga i per luas wila yah pengaliran sistem drainase kota yang dipe roleh dari peta sa luran dra inase . Berdasarkan hasil perhitungan, maka dap at dilakukan skoring seperti pada Tabel 4 . beri kut ini. Tabel 4. Klasifikasi dan Skori ng Kerapatan Saluran Drainase

No

Kerapatan Saluran

Dd (km/km 2 )

Skor

1 Sangat Rapat

3 Sedan g

5 Sangat jarang

Sumber: Agust inus (2009: 38)

c. Penggunaan Lahan Data Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura diperoleh dari Bappe da Kota jambi dan di klasifikasikan berdasa rkan klasifikasi oleh Suta nt o dkk dalam Rahra tmoko (2005 : 27). Klasifikasi p enggu naa n lahan kota sebagai berik ut:

1) Pemukiman, diba gi menjadi 4 kelas keteraturan, yaitu:

a) Pemukiman teratur, dici rikan dengan pola jaringan jalan teratur, bentuk dan ukuran rumah seragam, letak rumah teratur, jarak antar rumah sedang, dan masing-masing mempunyai jala n terhubung ke jalan yang langsung terleta k di dep an seti ap rumah , dengan kata lain semu a rumah menghad ap ke jala n.

b) Pemukiman se dang atau agak teratu r, pola j arin gan jalan t ida k te ra tur, tata letak rumah agak tera tu r, bentuk dan ukuran ruma h tidak seragam, a rah dan jarak rumah tidak tera tur, tidak semu a rumah meng had ap ke jalan.

c) Pemukiman tidak tera tur, pol a jaring an ja lan tidak tera tur, ja lan penghu bung ke tiap rumah tidak me madai (jumlah dan lebarnya), tata letak rumah tidak

teratur, bentuk, ukuran dan arah rumah ti da k teratur/sera gam, tidak se mu a rumah menghadap ke jalan, bahan atap beraneka (ada at ap gen teng atau seng), cukup padat.

d) Pemukiman khusus, dalam kategori dapa t di masukka n sebaga i jenis ruma h mukim khusus yang dipandang penting, misalnya rumah bangsawan, asrama, rumah pe nampungan kelompok penduduk terte ntu, pola jaringa n jalan teratur, bentuk umu mnya persegi panjang untuk beberapa ru ma h (kopel). Be berapa pe mukiman khusus biasanya te rletak disekita r perkantoran, daerah industri atau kan tor k husus, ada fa silitas tersendi ri misalnya: masjid, gereja, lapan gan o lah raga atau seko lah.

2) Perdaganga n Perdaganga n dapat dibeda kan menjadi pasar, pusat pe rbelanjaa n, pert okoan, rumah maka n, dan apotik.

3) Pertanian Pertanian dapat dibedakan menjadi sawah, tega l, kebun, dan sebagainya yang secara admini strative termasuk kota.

4) Industri Dibed akan menjadi pabri k dan pembangkit tenaga listri k.

5) Transportasi Dibed akan menja di jalan ra ya, rel k ereta api, stasiun kereta api, lapangan terbang, dan terminal bus.

6) Jasa Me liputi: perkantoran, fasilitas pendidikan , fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadata n.

7) Rekre asi Me liputi: l apangan olah raga, ge dung olah ra ga, stadion, kebun

bina tang, kolam renang, dan gedun g pertunjukkan.

8) Lain-lain Me liputi: kuburan, lahan kosong, dan lahan sedang diban gun. Pemberia n skor pa da masin g- masing tipe penggunaan lah an berdasarkan pada penilaian te rhada p kemampuan pengg unaan la han dala m me loloskan air. Nila i skor terdiri atas skor 1 hingga skor 5. Sema kin besar nilai skor mak a kemampuan penggunaan lahan dalam meresapkan ai r semakin rendah . B erikut skoring penggunaan lah an Kecamata n Telana ipura pada Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi dan Sk oring Penggunaan Lahan

No.

Jenis penggunaan Lahan

7 Permukiman Teratur

8 Permukiman Tidak Teratur

9 Sawah

10 Taman

11 Tanah kosong

12 Lain-lain

Sumber: Agust inus (2009: 36)

d. Peta Kemi ring an Lereng Data kontur yang digunakan adalah d ata kontur dari pengolahan c itra SRTM (Shuttl e Rada r Topogra phy Mi ssion). SRTM adalah data elevasi resolusi tinggi me representasika n topografi bumi. Data SRTM diha silkan oleh satelit yang dilunc urk an oleh NASA (National Aeronauti cs and S pace Administration).

Pengolahan citra SRTM untuk ekstrak data kontur menggunakan software Global Ma pper. Data kontur ya ng tela h diperoleh da ri hasil pengolahan tersebut diprose s untuk menghasilkan data ke miringa n lere ng dengan mengguna kan software ArcGIS, pengolahan men ggunakan menu 3D Analyst. Dat a yang diperol eh

kemudian diklasifikasikan b erdasarkan metode dari Ba kosurtan al (1999), yaitu :

Tabel 6. Klasifikasi Kemiringan Le ren g.

No

Klasi fikasi

Kemiringan Lereng (%)

1 Datar

2 Landa i

3 Miring

4 Agak Curam

Sumber: Bak osurt anal (1999) Peta kemiring an lereng ya ng telah d iperole h da ri proses tersebut

dibe rikan skor se suai denga n hubung annya terhadap genangan/banji r. Asumsi yang diguna kan adalah wilaya h d enga n k emiringa n lereng yang datar aka n memiliki per gerakan air limpa san yang lambat untuk menuju drainase te rdeka t sehingga me mungki nka n menimbulkan genang an di bandi ngkan wilayah dengan kemiringan lereng yang le bih cura m ka rena air limpasan akan berge rak cepa t menuju drain ase. Klasifikasi dan skoring kemiringan lereng dapat dilihat di bawah ini: Tabel 7. Klasifikasi dan Skori ng Kemiringan Leren g

No

Klasi fikasi

Kemiringan Lereng (%)

Skor

1 Datar

2 Landa i

3 Miring

4 Agak curam

Sumber: Agust inus (2009: 36)

Me nentukan nilai kerawana n banjir dilakukan dengan menggunakan me tode pengh arkatan (scoring), yait u membe rikan ni lai/harkat pada setiap satuan pemeta an sua tu parameter banjir. Setiap parameter kerawanan banjir mempunyai pengaruh yang berbeda-beda t erhadap kera wanan banjir sehingga nila i fakt or penimbang/bobot

akan berbeda. Pemberian bobo t pada masing-masing parameter atau variabel dilakukan den gan memperhat ik an seberapa b esar penga ruh pa rameter-para meter tersebut terhadap ter jadinya banjir. Semak in be sar pengaruh parameter tersebut terhadap ban jir maka nilai bobo tnya juga besar, sebalikny a ji ka pengaruhnya kecil

maka nilai bobotnya j uga kecil. Pemberia n faktor peni mbang untu k klasifikasi Kerawanan Banjir Kecamat an Telanaipura Kota Jambi adalah sebagai berikut: Tabel 8. Pengharkatan Klasifikasi Kerawanan Ba njir Kec ama tan Telanaipura Kota

Jambi.

No

Paramet er

1 Kerap atan Saluran

2 Penggunaan Lahan

3 Kemi ring an Le ren g

Sumber: Agust inus (2009: 36)

Nila i ker awa nan banjir didapatk an de ngan cara menjumla hkan sko r/harka t tiap parameter kerentanan banjir yang sebelumnya tela h dikalika n dengan faktor pembobotnya terlebih dahulu. Rumus yang digunakan unt uk menentukan tingkat kera wana n banjir tiap satuan pe metaan adalah sebagai beri kut:

Kerawanan Banjir = 4*(PL) + 3 *(KS) + 5* (KL)

Dimana : PL = Penggunaa n Lah an KS = Kerapatan Sal uran KL = Kemiringan Lereng 4,3,5 = Faktor Pe nimbang/Bob ot

Faktor pemb obot paling tingg i yaitu kemiringan l ere ng se be sar 5 de nga n alasan pa rameter fisik lahan ini mempunya i pengaruh ya ng paling besar te rhadap

kera wana n ba njir. Asumsinya adalah semakin curam suatu lereng maka kemungkinan ban jir akan semakin kec il karena a ir permukaannya ak an sel alu mengalir untuk mencari permuk aa n yang rend ah hi ngga dit emukan tempat yang landai. Penggunaan lahan dibe ri bobot 4, asumsinya yaitu penggu naan lah an kota pada umumnya be risi bermac am-macam bangunan denga n k ontruk si beton dan aspal untuk jalan yang mengurangi lahan-lahan terbuka sehingga kemampuan permukaan

untuk menyerap air semakin berkurang k arena te rtut up oleh b eton dan aspal. Damp aknya adala h terjadi nya limp asan yan g besar sehingga me nyebabkan banjir. Kerap atan sa lu ran diberi bobot 3 ka rena fakt or ini mempunyai pen ga ruh ya ng lebih kecil sumbangannya terhadap kerawan banj ir dibanding dua pa ramete r la innya. Di

Kecamatan Telanaipura Kota Ja mbi mempunyai kerapatan saluran drainase yang tidak begitu ba ik. Sehingga menyebabkan Kecamatan Telanaipura Kota Jambi sering dilanda banjir.

Ma sing-masing parameter kerawanan banji r dianalisis be rdasarkan satua n medan. Nilai skor kerapatan salura n te rt imbang, skor penggunaan laha n tertimbang

dan skor kemiringan tertimbang dipe roleh dengan me nggunaka n rumus :

Jumlah k elas ya ng diguna kan dalam peneli tian ini a dalah lima kelas dengan alasan untuk le bih jel as dan memudahkan dalam melihat sebaran tingkat kerawa nan. Skor kerawanan yang dihasilkan adalah penjumlahan dari tiap parameter fisik lahan yang t elah dikalikan d engan faktor penimbangnya.

Ma sing-masing kelas kerawanan memili ki rentang skor yang dite ntukan denga n menggun akan rumus nila i interval. Nila i interval ditentukan dengan pende kat an relatif ya itu dengan c ara melih at nilai maksimum dan ni lai mini mum ti ap satuan pemetaan, ke las i nterval didapatkan dengan c ara menc ar i selisih an tara data tertinggi dengan data terendah da n dibagi den gan juml ah kelas ya ng diin ginkan.

Rumus yang di gunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Kriteria nilai skor ke rawan an banjir h asil p erhitu ngan tiap -tiap p arameter dapat diliha t pada Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria Kerawanan Banjir

No.

Tingkat Kerawanan

Banji r

Tidak Rawan

2 II

22 - 31

Kurang Rawan

3 III

32 - 41

Rawan Sedang

Sangat Rawan

Sumber: Agust inus (200 9: 34)

2. Persebara n Wilayah Bahaya Banjir Bahaya banjir diperoleh dengan cara overlay peta ke rawanan ban jir da n peta pengg una an lahan int ensif di analisis d eng an dilakuk an pe ngskor an dan p embe rian bobot terhadap pa ramet er yang berpenga ruh terha dap ba haya banjir, semakin besar penga ruhnya te rhadap bahaya ban jir maka akan dibe ri skor yang lebih besar. Semakin intensif p enggunaan lah an akan semakin besar skor.

Berda sarkan parameter bahaya banjir (raw an banjir d an penggunaan la ha n) maka dapat d ijabarkan sebaga i berik ut :

a. Rawan banjir Data yang digunakan adalah data r aw an banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Data rawa n banjir merupakan ha sil perhit ungan scoring terhadap para meter penggunaan lahan, drainase, dan kemiringan le reng. Da ta yang tela h dipe roleh di klasifikasikan kedalam lima kelas dan diberikan bobo t skor. Semaki n tinggi pengaruhnya t erhadap bahaya ba nj ir maka ma ka di beri skor ya ng le bih besar.

Tabel 10. Klasifikasi dan Scori ng Kerawa nan Banjir

Tingkat Kerawanan

Banji r

Skor

Keterangan

I 1 Tidak Rawan

II 2 Kurang Rawan

III

3 Rawan Sedang

IV 4 Rawan

V 5 Sangat Rawan Sumber : Hasil Pe rhit ungan

b. Penggunaan Lahan Intensif Klasifikasi pengguna an lahan yang diguna kan yaitu klasifikasi lahan kota menurut Sutanto dkk (1981) dalam Agustinus (20 09 : 34). Pe mbe ri an skor dida sarkan pada tingkat kebe rad aan manusia dida lamnya. Semakin tinggi tingkat

keberadaan manusia maka sema kin tinggi skor.Pa da dasar nya penggunaan laha n perkotaan be risi berma cam-macam bangunan yang mengurangi daerah resapan air. Selain itu pengunaa n laha n demikian merupa kan tempat konsentrasi penduduk melakukan berbagai ke giatan. Oleh sebab itu semakin inte nsif pengguna an lahan dan semakin rawan lokasi t ersebut terhadap ban jir, maka semakin tinggi pul a

tingka t bahaya banjir kawasan tersebut. Berikut klasifikasi dan skor pen ggunaan lahan :

Tabel 11. Klasifikasi dan skor pengunaan laha n In te nsif

No

Penggunaan laha n

3 Tegalan/ladang

4 Industri

5 Taman kota

6 Kuburan / makam

7 Lahan Kosong/lapang an

Sumber : Hasil Perhi tungan

Ma sing-masing parameter kerawanan banji r dianalisis be rdasarkan satua n medan. Nilai skor p eng gunaan lah an i ntensif tertimbang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Bahaya banjir di ana lisis dengan metode overlay da n skorin g. Nilai skor bahaya banjir diperoleh dengan me njumlahkan skor tiap parameter bahaya banjir, kemudian diklasi fikasikan kedalam 3 kelas ting kat baha ya banji r. Rentang nilai dalam kelas bahaya banjir di te ntukan menggunakan rumus nilai interv al.

Rumus yang di gunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Kriteria nilai skor ke rawan an banjir h asil p erhitu ngan tiap -tiap p arameter dapat diliha t pada Tabel 12.

Tabel 12. Kriteria Bahaya Banjir

No.

Tingkat Bahaya

Banji r

Skor Bahaya

Banji r

Keterangan

1 I 2-5

Tidak Baha ya

2 II 6-9

Bahaya Seda ng

3 III

10 Bahaya

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

3. Prioritas Penan gan an Banjir Berda sarkan Un dan g Undang No mor 24 Ta hun 2007 t entang penanggu langan benc ana, prio ri tas penanganan banjir didasarkan p ada kese lamatan jiwa manusia. Analisis priori tas penang anan banjir dilakukan denga n tekni k skoring dan overlay para meter be rupa peta bahaya banjir dan peta kepadatan pend uduk.

Berda sarkan parameter prioritas penanganan banjir (bahaya banjir dan kepadatan penduduk) maka dapat dijabarkan se bagai beri kut :

a. Bahaya Banjir Data yang di gunakan adalah d ata Bahaya banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Data rawan banjir merupakan ha sil perhitungan scoring terhadap para meter rawan banjir dan pengg una an lahan int ensif . Da ta yang telah diperoleh di klasifikasikan kedalam tiga kelas dan diberikan bobot skor.

Semakin tinggi pengar uhnya terhadap k emungkinan pena nga nan maka dibe ri skor yang lebih besar .

Tabel 13. Klasifikasi dan Scori ng Bahaya Ba njir

No.

Tingkat Bahaya Banji r

Skor

Keterangan

1 I 1 Tidak Baha ya

2 II 2 Bahaya Seda ng

3 III

3 Bahaya

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

b. Kepadata n Penduduk Data yang digunakan ada lah data kep ada ta n penduduk d asimetrik Kecamatan Telanaipura.

Dat a kepa datan penduduk diperoleh dengan

membandingkan juml ah pendud uk den gan lua s permuk iman. Tingkat kepadata n pendu duk dasimetrik diklasifikasikan ke dala m tiga ke las dengan rentang nilai per kelas dihitung menggunaka n rumus sebagai b erikut :

Rumus yang di gunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Berikut klasifikasi da n skoring kepa datan pendudu k Kecamatan Telanaipura : Tabel 14. Klasifikasi dan Scori ng Kepada tan Pendudu k Dasimetrik

Tingkat Kepadat an

I 1 Rendah

II 2 Sedan g

III

3 Tinggi

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

Ma sing-masing para meter kerawanan banjir dianali sis berdasa rkan satuan medan. Nila i skor kepada tan penduduk da simetrik te rti mbang d iperoleh dengan menggunakan rumus :

Langkah dalam mene ntuka n pri oritas pe nan gan an banji r a dalah paramete r dibe rikan skor be rdasarkan b esar pen garuhnya terh ada p kemungkinan timbulnya korban jiwa. Semakin besar pengar uh yang ditimbul kan maka semaki n besar skor.

Sete lah itu dilakukan overlay. Nila i skor pri orit as pe nanganan b anjir diperole h denga n menjumla hka n skor t iap parameter, kemudi an diklasifik asika n kedalam 3 kelas tingka t prioritas penanganan b anjir. R en tang nilai dalam kelas prioritas penangan an ba njir dih itung me nggunakan rumus nilai interval.

Rumus yang di gunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Peta ya ng dihasilkan b erguna seba gai baha n pertimbangan wila yah yang dapat diprio rita skan penanganannya. Kriteria skor pri oritas penanganan banjir adalah sebagai berik ut : Tabel 15. Kriteria prioritas p ena nganan Banjir

No.

Tingkat Pr ior itas Penanganan Banjir

Skor Prioritas Penanganan Banjir

Keterangan

1 I 6 Prioritas I

2 II 4-5

Prioritas II

3 III

2-3

Prioritas III

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

I. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Kegia tan pada tahap ini melipu ti:

a. Studi literatur, yaitu mempelajari literatur, hasil-hasil penelitian sebelu mnya, lapora n-lapora n, majalah yang be rkaitan denga n masalah pene litian .

b. Orientasi la pangan, yaitu mengetahui je nis dan kele ngkapan dat a lainnya yang dipe rluka n dalam penelitian, dengan jalan mendatangi atau me nghubungi instansi yang berkaitan dengan peneliti an.

2. Penyusun an Proposal Peneliti an Penyusun an proposal ya itu semua renc ana penelitian ya ng akan dilakuka n meliputi penda huluan, landasan teori serta metodologi penelitian.

3. Penyusun an Instrumen Me mbuat rancangan t abulasi tentang data yang berup a pe ta a gar lebih mudah dalam mela kukan pencatata n ata u penyalinan d ata yang diperlukan. Instrumen yang digunakan da lam penelitian ini ada lah :

a. Peta genangan ba njir untuk menentukan sampel, y aitu memperoleh inf ormasi pada wila yah-wila yah gena ngan banjir mela lui wa wancara

b. Pedoman wawancara berupa pert anyaa n untuk men get ahui karakteristik banjir

c. GPS (Global Posi tioning S ystem) d igunakan untuk menge tahui koordinat dalam loka si penelitia n

4. Tahap Pengumpulan Data Kegia tan dalam tahap ini adalah me ngumpulkan data di la pangan yait u kantor atau instansi pemerintah ya ng be rkaitan dengan pen elitian, dengan c ara mencatat , me ngutip, memfotoc opy a rsip yang dipe rlukan.

a. Data Pokok

1) Peta Topografi dipe roleh dar i citra SRTM Sumatera

2) Peta Saluran Drainase diperoleh dar i DPU Kota Ja mbi

3) Peta Penggunaa n Lahan diperoleh dari B appeda Kota Jambi

b. Data Bantu

1) Peta Administrasi Kecamatan Te lanaipura Kota Jambi dari BPN

2) Peta Rupa B umi Kecamatan Tela naipura Kota Jambi dipe roleh dari Bakosurt anal .

5. Tahap Anali sis Data Teknik anal isis data yang digunaka n yaitu skoring dan overlay dan pemetaan de ngan Sistem Inf ormasi Geografi (SIG), kla sifika si dan perhitungan denga n menggunakan microsoft exc el, dan pe mbahasa n secara deskriptif.

6. Anali sis Peta Anali sis peta dilakuka n sec ara deskriptif kualit ati f yaitu menjelaskan , menguraikan serta me ncari ke nampa kan-kenampakan yang terdapat di d alam pe ta.

41

7. Tahap Penggamba ran Peta Pada tahap penggambaran peta ini meliputi kegiatan mendesaian tata l eta k, desain pe ta dasar dan desain i si peta berdasa rkan pada kaid ah-kaidah kartografi.

8. Penulisan Laporan Penel itian Me rupakan tahap akhi r setelah ta hap -tahap terdahulu selasai dilakuk an, kemudian disusun dalam be ntu k skripsi.

42