Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persebara n Wilayah Rawan Banjir Kecamatan Telanaipura Tahun 2012 Persebara n wilaya h rawan banjir Kecamatan Telana ipura diperoleh dengan melak uka n scoring dan overlay terhadap paramete r ya ng berpengaruh terhada p banjir yaitu kemiringan lere ng, p eng gunaan lahan dan kera pa tan salura n. Pene ntuan nilai kera wana n banjir dilakukan dengan scoring, yaitu memberika n skor terhadap satua n pemetaan pa rameter suatu parameter banjir. Masing-masing parameter memili ki penga ruh yang berbeda t erhadap banjir sehingga akan ada pembobot unt uk masing- masing parameter. Semakin besar nilai bobot maka semakin besar pengaruhnya terhadap banjir. Hasil overlay dan skoring d ianalisis be rdasarkan satuan meda n. Berikut deskripsi dan para meter dan unit analisis yang digunakan da lam p enentuan nilai kera wanan banjir Kecamatan Telanaipura t ahun 2012 :

a. Satuan Me dan Daerah Penelitian Satuan medan ada lah kelas medan yang menunjukan suatu bentuklahan atau komplek bentuklahan yang sejen is dalam hubungannya dengan kara kteristik medan dan komponen-kompone n medan yang utama (Van Zuidam 1 979 dalam UPI 2006: 7). Satuan medan dalam penelitian ini diperoleh dengan menumpangsusunkan (overlay ) pa rameter fisik berupa peta ket inggian dan peta kemiringan lereng. Satuan medan dipilih sebagai sa tuan pemetaan karena se tiap satuan medan mencerminkan a danya pengaruh k eting gian t empat dan k emiringa n lereng terhadap wilay ah rawan banjir. Parameter penyusun satuan satuan medan Kecamatan Telanaipura disajikan pad a penjela san b erikut :

1) Parameter Penyusun Satuan Me dan

a) Ketinggian Ketinggian tempat me rupakan fa ktor fisik yang sangat berpeng aruh terhadap ke rawanan b anj ir. Wi layah de ngan ketinggian yang rendah mudah untuk te rjadi banjir. Sifat dasar ai r ya ng mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah a kan mengakib atk an terjadinya akumulasi air diwila yah ya ng lebih re nda h. Akumul asi air ya ng tidak dapat dialirkan oleh saluran drainase akan menjadi air genangan. Dibandingkan dengan wilayah

lainnya yang lebih tinggi, maka w ilaya h ini a kan lebih dul u me nga lami banjir, lalu perla han-lahan ban jir meningkat ke tempa t yang le bih tinggi jika debit banjir besa r. Informasi ketinggian Kecamatan Telanaipura d apa t disa jikan pada Tabel berikut :

Tabel 23. Ke tinggian Kecamatan Telanaipura

No.

Wil ayah Ketinggian (dpl)

Sumber : Peta Ketinggi an Kec amatan Telanaipura, D PU Kota Jambi Tabel 23 men unjukkan bahwa wil ayah de ngan ket inggi an 2-10 mdpl dan 10-20 mdpl de ngan luas masing-masing yaitu 8,5 km2 (27,96%) dan 11,74 km2 (38,64%) lebih dominan dibandingkan daerah keting gian lainnya. Wilayah ketinggian ini memungkinkan untuk terge nang ba njir kare na merupa kan wila yah dengan ketinggia n yan g paling ren da h di lokasi peneli tian. Peta Ketingg ian Kecamatan Telanaipura disajika n pada Peta 3.

b) Kemi ring an Le ren g Kemi ring an lereng be rka itan e rat dengan l aju pe resapan air kedala m tanah dan perger akan aliran permukaa n. Semakin curam suat u lereng maka la ju peres apan air aka n semak in rendah karena air limpasa n akan mengalir menuju tempat yang lebih rendah, sedangkan semaki n landai

sua tu lere ng maka laju peresapan akan semakin tingg i karena pergera kan a ir limpasan akan lamba t bah kan cenderung d iam dan lama ke lamaan aka n menimbulkan genangan jika wilayah tersebut. klasifikasi yang digunakan yaitu metode bakosurtanal (1999). Informasi ke miringa n lereng lokasi penelitia n disajikan pada Tabel beri kut :

64

Tabel 24. Ke mirin gan Le reng Ke camatan Telanaipura

No.

Klasi fikasi

Kemiringan Lereng

2 Landa i

4 Agak Curam

Sumber : Peta Kemiringan Lereng K ecamatan Telanaipura Skala 1: 35.000 Klasifikasi dan sebara n kemiri ngan Lereng Keca matan Telanaipu ra disajikan pad a Peta 4.

2) Satuan Me dan Satuan medan diperoleh de nga n tekn ik overlay peta keti nggia n dan kemiringan lereng. Berdasarkan hasil ana lisis overlay atau tumpangsusun pet a ketinggian dan kemiringan lere ng dihasilkan 13 satuan medan yang tersebar di

daerah penelitian. Satuan medan di gunakan seba gai satua n analisi s sehin gga setiap satuan medan yang a da dilakukan pengamatan di lapangan.

Sifat dan kara kteristik se tiap satuan me dan dijelaskan seca ra singka t pada urai an beriku t :

a) Ketinggian Tempat 2 -10 mdpl Kemiringan Lereng 0%-3% (A-1) Satuan medan ini terbentuk sebagai hasil dari proses f luvial dengan

bukti berupa ditemukann ya dataran banjir di bagian utara satuan medan ini. Wilayah ini merupakan datara n rendah ya ng datar dengan ketinggian 2-10 mdpl dan kemi ringan lereng 0%-3%. Pe ng gunaan lahan di satuan medan in i adalah permukiman, belukar, industri, k ebun, hutan, lad ang, sawah da n tanah kosong. Satuan meda n ini meliputi sebagian Kelurahan Telan aipura, Kelurahan Legok, Kelurahan Buluran Ken ali, Kelurahan T eluk Kenali, Kelurahan Penyengat R endah dan Kelurahan Sungai Putri. Luas satua n

medan ini secara keseluruhan adalah 11,67 km 2 (38,41%).

b) Ketinggia n Temp at 2 -10 mdpl Kemiringan Leren g 3%-6% (A-2) Satuan medan ini memilik i lu as 0,03 km 2 (0,11%) dan b erada di bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvia l denga n ketinggian tempat 10-20 mdpl da n kemiringan lereng 3% -6%. Penggunaan Lahan di satu an meda n ini ad alah belukar, kebun, ladang, permukiman, sawah dan ta na h kosong. Satuan me dan ini meliputi sebagian Kelurahan Legok, Ke lu rahan Sungai Putri, Kel uraha n Bulura n Kenali dan Kelurahan Telanaipura.

c) Ketinggian Temp at 2 -10 mdpl Kemiringan Le reng 6%-9% (A-3) Satuan medan ini berada di ba gia n selatan Danau Sip in , memiliki ketinggian tempat 10-20 mdpl da n kemiri nga n le ren g 6% -9%. Pe nggunaan Lahan di sa tuan medan i ni ad alah belukar. Sa tuan medan ini meliput i sebagian Kel urahan Telana ipura.

d) Ketinggian Temp at 10-20 mdpl Kemiringan Leren g 0%-3% (B-1) Satuan medan ini memiliki luas 8,51 km 2 (34,88%) dan berada di bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvia l denga n ketinggian tempat 10-20 mdpl da n kemiringan lereng 0%-3%.

Penggunaan Laha n di satuan medan in i adala h belukar, hu tan, ind ustri, kebun , ladang, makam, permuk iman, sawah, ta ma n dan tanah kosong. Satuan me dan ini meli puti sebagian Kelurahan P enyengat ren da h, Kelurahan Simpang IV Sipin, Keluraha n Legok, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Pematang Sulur, Ke lurahan Teluk Kenali, Keluraha n Sunga i

Putri, Kelur ahan Buluran Kenali, Kelurahan Murni dan Keluraha n Telanaipura.

e) Ketinggian Temp at 10-20 mdpl Kemiringan Leren g 3%-6% (B-2) Satuan medan ini memiliki luas 1 ,30 km 2 (4,26%). Satua n medan ini memiliki ketinggian tempat 10-20 mdpl da n kemi ringa n lere ng 3%-6%. Penggunaan Lahan di satuan med an ini adalah belukar, hutan, ke bun, ladang, makam, permukiman, sawah, taman da n t anah kosong. Satuan

medan i ni meliputi sebagian Kelurahan Penye ngat rendah, Kelu rahan Legok, Kelur ahan Solo k Sipin , dan Ke lurahan Mu rni.

f) Ketinggian Temp at 10-20 mdpl Kemiringan Leren g 6%-9% (B-3) Satuan medan ini memiliki luas 0,14 k m 2 (0,46%). Satua n medan ini memi liki ket inggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 06%-9%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah be lukar, kebun, ladang, makam, permukiman,ta ma n da n tanah kosong. Kelurahan Legok, Keluraha n Solok Sipin, Kelurahan Sungai Putri, da n Kel urahan Telana ipura.

g) Ketinggian Tempat 10-20 mdpl Kemiringan Leren g 9%-12% (B-4) Satuan medan ini me miliki luas 0,0 1 km 2 (0,03%) dan berada di bagian selatan Danau Sipin. Sat uan medan ini memi liki ketin ggian tempa t 10-20 mdpl dan k emirin gan lereng curam yaitu sebesar 9%-12%. Penggunaan Lahan di satua n medan ini adala h belukar, kebun, permuki man, taman dan tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Legok, dan Keluraha n Solok Sipin.

h) Ketinggian Temp at 20-30 mdpl Kemiringan Leren g 0%-3% (C-1) Satuan meda n ini me miliki luas 5,50 km 2 (18,10%) Satuan medan ini merupakan datara n aluvial dengan ketinggian te mpat 20-30 mdpl dan kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan med an ini ad al ah belukar, huta n, indust ri, kebun, ladang, makam, permukiman, sawah, tama n dan ta nah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Keluraha n Penyengat rendah, Kelurahan Selamat, Kelu rahan Simpan g IV S ipin, Kelurahan Legok, Kelura han Solok Sipin , Kelurahan Pematang Sulur, Keluraha n Sunga i Putri, Kelurahan Mu rni dan Kel urahan Tela naipura.

i) Ketinggian Temp at 20-30 mdpl Kemiringan Leren g 3%-6% (C-2) Satuan medan ini memiliki luas 1,0 1 k m 2 (3,33%). Satua n medan ini memiliki ketinggi an tempat 20 -30 mdpl dan kemi ringan lereng yang landai yaitu 0%-3%. Penggunaa n Lahan di satu an meda n ini adalah be lukar, huta n, industri, kebun, ladang, makam, pe rmukima n, taman dan tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Penyengat ren dah, Kelurahan Simpang IV Si pin, Kelu rahan Legok, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Pemat ang Sulur, Kelura ha n Sun gai Putr i, Kelurahan Selamat, dan Kelurahan Telana ipu ra.

j) Ketinggian Temp at 20-30 mdpl Kemiringan Leren g 6%-9% (C-3) Satuan medan ini memiliki luas 8,51 km 2 (34,88%) dan berada di bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvia l denga n ketinggian tempat 10-20 mdpl da n kemiringan lereng 6% -9%. Penggunaan Lahan di satua n medan ini adalah bel ukar, kebun, permukiman, taman dan tanah kosong. Satuan meda n ini mel iputi se bagian Kelurahan Legok, Kelura han Solok Sipin, K elu ra han Sungai Putri , dan Kelurahan Telanaipura.

k) Ketinggian Temp at 20-30 mdpl Kemiringan Leren g 9%-12% (C-4) Satuan medan ini memiliki luas 0,0 7 k m 2 (0,24%). Satua n medan ini memiliki ketinggian te mpat 20-30 mdpl dan kemirin gan leren g cu ram yaitu seb esar 9%-12%. Penggunaa n Lahan di satuan medan ini adalah

belukar, kebun, permukiman, tama n d an tanah k oso ng. Satu an medan in i meliputi sebagian Keluraha n Leg ok, dan Kelurah an Solok Sipin.

l) Ketinggian Temp at 30-40 mdpl Kemiringan Leren g 0%-3% (D-1) Satuan medan ini memiliki luas 1,88 k m 2 (6,18%). Satua n medan

ini merupakan datara n aluvial dengan ketinggian te mpat 30-40 mdpl dan kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan med an ini adalah belukar, industri, kebun, lada ng, makam, permu kiman, taman da n tanah kosong. Satuan medan ini melipu ti sebag ian Keluraha n Sel amat, Kelurahan Simpang IV Sipin , Sungai Putri, Ke lurah an Buluran Ken ali, dan Kelurahan

Telanaipura. m) Ketinggian Temp at 30-40 mdpl Kemiringan Leren g 3%-6% (D-2) Satuan medan ini memiliki luas 0,25 k m 2 (0,84%). Satua n medan ini merupakan datara n aluvial dengan ketinggian te mpat 10-20 mdpl dan kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan med an ini ad al ah belukar, industri, ke bun, la dang, pe rmukiman , taman da n tanah ko song. Satuan medan ini meliputi sebagian Keluraha n Sel ama t, Ke lura han Simpang

IV Sipin, Kelurahan Solok Si pin, da n Kelurahan Sungai Putri. Ma cam, simbol, dan luas dar i masin g-masing satuan medan di da erah penelitia n disajikan pa da Tabel, Sedangkan sebaran satuan meda n disajikan pada Peta 5.

71

Tabel 25. Satuan Medan Kecama tan Telanaip ura

No.

Satuan Medan

1 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl -Kemi ring an Lereng 0%-3%

2 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl -Kemi ring an Lereng 3%-6%

3 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl -Kemi ring an Lereng 6%-9%

4 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemi ring an Lereng 0%-3%

5 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemi ring an Lereng 3%-6%

6 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemi ring an Lereng 6%-9%

7 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemi ring an Lereng 9%-12%

8 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemi ring an Lereng 0%-3%

9 Ketinggian Tempat 20-30-mdpl Kemi ringan Lereng 3%-6%

10 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemi ring an Lereng 6%-9%

11 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemi ring an Lereng 9%-12%

12 Ketinggian Tempat 30-40 mdpl-Kemi ring an Lereng 0%-3%

Ketinggian Tempat 30-40 mdpl-Kemi ring an Lereng 3%-6%

Sumber : Anali sis Peta Satuan Medan K ec amatan Telanai pura

b. Identifika si Saluran Draina se Drainase merupakan ulitilitas perkotaan s ebagai media penyalu r air hujan sehingga wilayah kota terhindar dari acama n banjir. Kondisi e ksist ing drainase Kecamatan Telanaipura terdiri at as sungai-sunga i yang berpe ran seba ga i saluran

drai na se prime r. Salu ran tersier di sepanjang jal an berfungsi menampun g aliran buang an dae rah sekit arnya dan sist em sekunder menampung alir an dari salura n system te rsie r dan da erah sekitarnya .

Saluran draina se eksisting Kecamatan Telanaipura digunakan sebagai bahan analisis untuk menghitung nilai kerapatan salurann ya. Hasil anali sis akan di

sajikan dalam bentuk peta da n berfungsi sebagai parame ter untuk menghitung nilai kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura. Menurut Asdak (1995 : 22) nilai kera patan sal uran ada lah panja ng aliran sungai per kilometer p ersegi DAS. dapat dike tahui de ngan menggunakan rumus :

Dd : Kerap atan Saluran (km/km 2 ) L : Panjang Sunga i (km)

A : Luas DAS (K m 2 ) Klasifikasi kerapatan saluran (Dd) men gikut i pedoman Linsley (1994), sebagai berik ut:

1) Dd < 1 mil/mil e 2 , ko ndisi daerah kurang baik, peng atusa n k urang se hingga mengalami genangan.

2) Dd 1 5 mil/mile 2 , kondisi daerah baik, pen gatusan cuk up sehingga tidak pernah tergenang terlalu lama.

3) Dd > 5 mile/mile 2 , kondisi daerah kurang baik, pe ngatusan kua t sekali sehingga mengalami kekeringa n. Me nyesuaika n dengan kon di si pada dae rah penelitia n, maka dilakukan perubahan berdasarkan klasifikasi Rah man (2002) sebagai berik ut:

1) Dd< 0,62 km/km 2 , da erah te rsebut sangat kura ng baik, pengatu san sangat kurang baik, sering terjadi gena nga n yang lama.

2) Dd 0,62 1,44 km/km 2 , daerah t erse but sangat kurang b aik, pengatusan sangat kurang baik, se ring te rjadi genangan yang l ama.

3) Dd 1,45 2,27 km/km 2 , termasuk da erah tergenang ya ng agak lama.

4) Dd 2,28 3,10 km/ km 2 , terma suk daerah yang tidak pernah t ergenang terlalu lama.

5) Dd > 3,10 km/km 2 , termasuk daerah yang mempun yai pengaliran sangat cepa t sehingga sering mengalami kekeri ng an.

Kerap atan saluran Kecamatan Telanaipura di klasifikasikan b erdasarkan kera patan saluran (draina ge density) menurut Linsley (1949) dengan pe rubahan.

Peta kerapatan saluran digunaka n sebagai pa rameter kerawanan banjir. Tiap unit kera patan sa lu ran diberi ka n skor sesuai denga n besaran pen ga ruhnya te rhada p banjir. Asumsi yang digunakan ya itu kerapatan salura n berpengaruh te rhada p tingka t pengaliran d an penampun gan air permukaan disuatu wilayah DAS. Wilayah dengan nilai ke ra pata n tinggi a kan lebih ce pat mengali rkan da n menampung air permukaan sehingga kemungkinan terjadinya banji r sangat kecil. Sedan gka n wilayah dengan nilai k erapatan sal uran ya ng renda h, tidak memiliki cukup saluran untuk mngalirka n dan mena mpung air permuka an sehingga kondisi ini rentan me nimbulkan banjir. B erd asa rkan asumsi tersebu t, maka semakin besar nilai skor (semakin j ar an g tin gka t kera patan saluran) mak a semakin tinggi pegaruhnya terhad ap banjir. K lasifik asi dan scoring kera patan saluran Kecamatan Telanaipura da pat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Klasi fikasi dan skorin g kerap atan salura n drainase Kecamatan Telanaipura

No.

Kerapatan Saluran

Luas

Km Skor 2 %

1 Sangat Rapat

2 Rapat

3 Sedan g

5 Sangat Jarang

Jumlah

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

75

Tabel 26. diatas menunjukkan bahwa kondisi drainase Kecamatan Telanaipura tidak cukup b aik . Kondi si dra inase yang masih jarang deng an luas wila yah 51.20% bera da pa da ba gia n Uta ra wila yah Kecamatan Telanaipura dimana terdapat Sungai Bat ang hari seba gai muara dari sungai-sunga i saluran drainase primer

kota . Kondisi ini d apat me ni mb ul kan masala h genangan yan g parah, sebab kera patan saluran yang jarang t ida k cukup me miliki d rainase untuk dapat mengalirkan dan menampun g air permukaan. Selain itu keberadaan Sungai Batanghari a kan menambah parah genangan apabila Sungai Batanghari mengalami peningkatan debit sehingga a kan terjadi backwater. Wilaya h bagian selatan

Kecamatan Telanaipura memiliki kond isi drai nase ya ng sangat rapat hin gga sedang denga n luas wilayah 26,85% dan 21,95% . Aliran permukaan pad a wilayah ini dap at disalurkan dengan baik pada saluran drainase yang ada sehin gga kemungkinan terjadinya banjir sangat kecil. Info rmasi drai na se dan kera patan saluran Kecamatan Telanaipura disajikan pada pet a 6 dan 7 .

c. Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura Jenis penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura be rvaria si antara pengg una an la han yang terba ngun dan non terb angun. Pemanf aatan r uang di Kecamatan Telanaipura umumnya masih merupakan lahan n on t erbangun ,

sehingga masih memadai untuk memenuhi kebutu han lahan permukiman di masa yang akan datang.

Pada dasarnya jenis penggun aan l ahan tertentu da pat mempengaruhi kejadian ba njir di sua tu wilayah. Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan suatu lahan untuk meloloskan air. Semakin besar kemampuan la han untu k meloloskan air maka semaki n kec il kemungkinan terakumul asinya air limpasan di lahan tersebut.

Data Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura d ipe roleh dari Bappeda Kota Jambi dan diklasifikasikan berdasark an klasifikasi ol eh Sutanto d kk dalam Rahra tmoko (2005 : 27). Selanjutn ya diberi kan skor terhadap masing -masing je ni s pengg una an lahan sesuai d engan besar p engaruhnya terha dap banjir. Klasifikasi pengg una an lahan dan scoring da pat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Klasifikasi dan Skoring Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

No.

Jenis penggunaan Lahan

Luas

Ha Skor %

7 Permukiman Teratur

8 Permukiman Tidak Teratur

11 Tanah kosong

Sumber : Hasil Pengol ahan

Tabel 27 menunjukkan bahwa je nis penggunaan la han den gan skor tin ggi memiliki pen garuh yang besar terhadap banjir. Sebaliknya, penggunaan lahan dengan nilai skor kecil memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap ba njir. pengskor an klasifikasi pe nggunaan laha n berdasarka n pada asumsi berikut :

Permukiman merupakan tipe penggunaan l aha n yan g me miliki la ndc ove r berupa bangunan. Ko ndisi de mikian berpoten si menimbulk an ba nya knya air limpasan karena tidak t erin filtrasi maksimal kedala m tanah. Air li mpasan s ulit untuk bergerak me nu ju daerah yang lebih rendah atau drainase terdekat kare na te rhambat oleh banguna n seh in gga a kan mengakiba tka n gena nga n. Pemberian Skor

permukiman teratur seb esar 3, permukiman agak tera tur sebesar 4 dan permuki man tidak teratur 5 berdasa rkan pada tingkat keteraturan, ja ra k rumah, dan kepad ata n bangu nan . Semak in padat da n rapat jarak rumah ma ka semakin kec il wilayah infiltrasi dan sema kin su lit air limpasan mengalir, sehingga skor akan semak in tinggi . Sebal iknya, se makin jarang jarak rumah d an teratur maka wila yah infi ltrasi air semakin besar sehingga skor yan g di berik an kecil.

Sawah merupa kan penggunaan la ha n yang tanahnya imper meabel terhada p air sehingga air hujan tidak da pa t terin fi ltrasi karena tanah telah jenuh ole h air. Air

huja n akan terakumulasi dala m pe ta k sawah da n ji ka air telah melebihi batas tinggi petakan maka akan men jadi air limpasan.

Penen tuan skor untuk kebun, dan tegalan/la dang didasarkan bahwa tana h bervegeta si memiliki air li mpasan y ang keci l sebab a ir lebih ba nyak t eri nfi ltrasi ke dalam tanah.

Penggunaan lahan hutan dan beluka r sebesar 1 di dasarkan bahwa limpasa n pada wilayah hutan ke cil se kali karena b anyaknya pen ahan pe rmukaan seperti penahan oleh vegetasi dan laju infi ltra si yang be sar. Ta nah-tanah hutan ce nde rung memiliki tingkat infi ltrasi yang tinggi, karena ti mbunan dan se rasah pada la ntai huta n, pe netr asi a kar, ke dalam sistem ta nah , akti vitas organisme t anah yang tinggi dan jarang te rjadi suhu beku. Semakin lebat huta n maka semak in tin ggi laju infiltrasi dan kapasitas serapan serasah sehingga semakin sedikit air limpasan. A pabila terjadi limpasan pada kaw asan hutan, ma ka a liran ak an sangatr lambat sehingga penga kumulasi an limpasan di drai na se menjadi lambat pula .

80

Lahan kosong merupakan jenis penggunaan lahan yang peman fa atannya tidak maksimal. Tipe pengguna an lahan ini akan lebih c epat me ngalirkan air ke saluran drainase terdekat setelah diin filtrasi karena tidak a danya h ambatan dia tasnya.

Informasi penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura da pat dilihat pada peta

8.

d. Kemi ring an Lereng Data kontur se bag ai da ta utama dalam me mbuat peta kemiringan lereng dipe roleh memlalui data raster SRTM (Shuttl e Radar To pographi c Missio n). Proses anal isis kemiringan lereng men ggunakan software Globa lMapper 11 dan

ArcGIS 9.3 sehingga analisis lebih c epat dan mud ah. Klasifikasi kemiringa n lereng menggu nakan metode bakosurtanal (1999) ya itu aplikasi untuk tata ruang yang dimodifikasi sesu ai dengan kond isi dilapangan . Met ode i ni dipilih karen a kondisi lereng Kecamatan Telanaipura yang umumnya lan dai , sehingg a sed iki t perbedan kemiringan l ereng dapat be rp engaruh terhadap terjadinya g enangan.

Klasifikasi dan scoring kemiringan lereng Kecamatan Telanaipura disajikan pada tabel 28. Tabel 28. Klasi fikasi dan skorin g kemiringan leren g Kecamatan Telanaipura

No.

Klasi fikasi

Km Skor 2 %

2 Landa i

4 Agak Curam

Sumber : Hasil Pe rhit ungan

Tabel 2 8 menunjukkan bahw a kondisi k ele rengan Keca matan Telanaipura se bagian b esar berupa datar dengan luas 27,48 km 2 (90,42%) yang

menempa ti ha mpir selu ruh wilaya h Kecamatan Telanaipura. Wilayah le reng

landai sel uas 2,67 km 2 (8,79%) terdapat pad a bag ian bara t daya Kecama tan Telanaipura. wila yah lereng miring de ngan l uas 0 ,22 km 2 (0,72%) da n a gak cura m dengan luas 0,02 k m 2 (0,07%) be rad a dibagian selatan Dana u Sipin. Kondisi ini me mungkin kan untuk timbul terjadinya ba njir k arena kelere nga n yang lebih dominan yaitu datar.

Informasi kemiringan le reng Kecamatan Telanaipura mengacu pada Peta

e. Pengolahan data persebaran wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura. Wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh dengan melak uka n scoring dan overlay terhadap parameter-para meter banjir yait u kemiringan lereng, penggunaa n lahan da n kerapatan salur an. Pro ses pengolahan

data menggunakan software ArcGIS 9.3. langkah-langkah dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut :

1) Input data scoring parameter-para meter yang digunaka n da lam penentuan kera wana n banj ir. Parameter kerawanan banjir d ianalisis be rda sarka n satuan medan. Skor diperoleh denga n menghitung skor tertimbang ti ap paramete r menggunakan rumus :

Skor te rtimban g tiap parameter dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 29. Skor Tertimbang Parameter Kerawana n Ban jir

No.

Satuan Medan