Kerangka Pemikiran

C. Kerangka Pemikiran

Banjir merupakan fen om ena bencan a yang selalu terjadi di berbagai kota d i Indonesia . Frekuensi te rjadinya ban jir se makin meningk at dari tahun ke tahun dan sela lu terjadi sehingga menimbulkan anggapan ba hwa banjir t elah menj adi tradisi di Indonesia . Cont oh pada a wa l ta hun 2012 tela h t erj adi pe ristiwa banjir di berbagai wila yah Indonesia sep erti Semara ng, Sura karta, dan ibukota Jakarta.

Sela in itu peristiw a ba njir telah mengak iba tkan ban yak keru gia n yang d i alami oleh masyarakat baik dalam se gi ekonomi dan sosial.

Kecamatan Telanaipura K ota Jambi me rupakan sal ah satu wilaya h yang sela lu mengalami banjir tahunan. Banjir pada kawasan ini se lalu dipe ngaruhi oleh sistem drainase yang b uruk. Danau Sipin ad al ah salah satu drainase a lami di Kecamatan Te lanaipura yang berupa Danau Ta pal Kuda d an saa t ini digunakan masyarak at se kit ar untuk membangun ke ramba b ud idaya ikan ta war. Juml ah kera mba yan g me lebihi batas da ya tampung danau mengakibatkan banjir semakin para h. Selain itu kondi si wilayah yang memiliki keti nggia n permukaan ta na h lebih rendah daripada wilayah sekit arnya menyebabkan daerah ini menjadi sebuah cekungan tempat terkonsentrasin ya air run off. Tambah an debit air juga didapat dari sungai Batanghari ya ng menambah parah kondi si b anjir Kecama tan Tela naipura. Kebutuhan penduduk a kan lokasi permukiman yang memaksa te rjadinya perkembangan permukiman di sekitar danau menyebabkan s emakin sedikitnya da er ah resapan dan akan berakibat pada semakin banyaknya aliran permukaan menuju danau. Kond isi demikian memungk inkan terjadinya p enu mpukan ai r dan akhirnya meluap menggena ngi daerah sekita r danau dan menyeba r k e wilayah Kecamatan Telanaipura lainnya serta menggena ngi rumah masyarakat.

Data wila yah banjir ma sih berupa data da lam bent uk angka -angka ata u ta bel yang belum dipetakan. Data yang masih dalam bentuk a ngka dan tabel dalam penya jiaa nnya me mang cukup mudah diba ca ol eh pemb aca ak an tetapi data itu mempunyai kelemahan yai tu data tersebut tid ak bisa memberikan gambara n mengenai distribusi spasialnya. Pe neliti akan mengola h data tersebut ke dalam bentuk peta yang nant inya aka n lebih memudahkan pe mbac a dalam membaca dan memahami hasil penelitian yan g telah dilakukan.

Data perseba ran wilayah banj ir d apat disajikan den gan menggunakan pet a dan membe ntu serta me mp ermudah dalam pere ncana an maupun mengambil keput usan yang berkai tan de ngan penanggulangan banjir b aik keputusan untuk jangka pendek bah kan j angka panjan g.

Agihan wi layah banjir di Kecamata n Telanaipura Kota Ja mbi dapat dike tahui dari peta wilayah gen ang an ba nji r oleh DPU Kota Jambi dan hasi l observasi lapangan. Selain itu untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir dapat dipe roleh deng an cara te kn ik overlay beberapa pet a. Dari masing-masing peta yang berupa peta topografi, peta pen ggunaan lahan, peta sal uran drainase, ke mudi an

dilakukan pengskoran dan pemberian bobot terhadap parameter yang berpengaruh terhadap banjir, sema kin b esar pengaruhnya terha dap ba njir ma ka aka n diberi skor yang lebih besar. Se telah peng sko ran d an pemb erian bobot kemudia n mel akukan overlay , hasi l akhir yang didapatk an berupa peta rawan banjir. Hasil dari peme taan akan dilakukan klasifikasi kere ntanan banjir.

Penentuan prioritas penanganan banjir merupak an tindakan yang di perluka n guna mengur angi kerugian ma syara kat. Prioritas d alam hal ini berupa penyelamatan

jiwa manusia. Hal i ni sesuai dengan Undang-Undang Penanggulan gan Bencana Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggu langan Ben cana yang berisi prinsip prioritas, bahwa ke giatan penanggula ngan ha rus mendapatk an prioritas dan diut amakan pa da kegia tan penyelamatan jiwa ma nusia. Pr iori tas penanganan banjir dapat di peroleh den gan melakukan tekni k overlay beberapa peta . Peta yan g digunakan adalah peta kera wanan banjir, peta pe nggunaan lahan, dan pet a kepadatan pendu duk. Pet a kerawanan banjir dan peta pe nggunaan lahan di analisis dengan dilakukan pe ngskoran terhadap para me ter yang be rpe nga ruh te rhadap b ahaya ba njir, semakin be sar pengaruhnya terhad ap bahaya b anjir maka aka n diberi skor yang l ebih besar. Sema ki n int ensif penggunaan lahan aka n semakin be sar sk or . Setel ah pengskor an kemudian dilakukan overlay sehingga akan me nghasilkan pe ta bahaya banjir. Sela nju tnya peta bahaya banjir di overlay denga n peta kepadatan penduduk sehingga akan me nghasilkan peta p rioritas p ena nganan banjir. Peta yang dihasi lkan berguna sebagai b ahan pertimbanga n wilayah yang dapat diprioritaskan penanggu langannya.

22