Hasil Penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Identitas Responden dan Karakteristik Usahatani Pembesaran Ikan Mas.
a. Identitas responden Identitas responden merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi petani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen yang masih aktif dalam usahatani pembesaran ikan mas pada saat penelitian. Responden dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Identitas responden yang dikaji meliputi: usia responden, lama pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, jumlah tenaga kerja luar keluarga, lama mengusahakan pembesaran ikan dan luas karamba pembesaran. Data mengenai identitas responden usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Identitas Responden Usahatani Pembesaran Ikan Mas pada
periode Desember 2011-Maret 2012
1. Usia (tahun)
45
2. Lama Pendidikan Formal (tahun)
10
3. Jumlah anggota keluarga (orang)
4. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang aktif (orang)
5. Jumlah tenaga kerja luar keluarga (orang)
6. Lama mengusahakan pembesaran ikan mas (tahun)
7. Jumlah Petak Karamba Pembesaran ikan mas (buah)
6,42
8. Luas karamba pembesaran ikan mas (m 2 )
324,44 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1
Tabel 18 menunjukkan bahwa rata-rata usia petani adalah 45 tahun dimana usia tersebut termasuk ke dalam usia produktif yang akan berpengaruh terhadap proses produksi karena dalam usahatani
44
commit to user
petani pembesaran ikan mas dapat mengelola dan terus menjalankan usahatani pembesaran ikan mas dengan baik.
Lama pendidikan rata-rata petani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu 10 tahun. Berdasarkan lama pendidikan yang ditempuh petani tersebut, dapat dikatakan bahwa petani pembesaran rata-rata berpendidikan rendah yaitu masih mengayom sampai pada tingkat SLTA sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh petani pembesar masih rendah. Pendidikan Formal tidak menjadi syarat utama yang diperlukan dalam usahatani pembesaran, tetapi berpengaruh terhadap pola pikir petani pembesaran dalam mengambil keputusan terkait dengan pengelolaan usahatani pembesaran ikan mas yang dijalankan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh petani pembesar, maka pola pikir yang dimilikinya akan semakin rasional dalam menetapkan keputusan dan strategi usahatani yang akan diambil, sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan diperoleh oleh petani pembesar.
Petani pembesar yang ada di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen mendapatkan pengetahuan tentang usahatani pembesaran ikan mas dari beberapa sumber. Sebagian besar petani pembesaran memperoleh pengetahuan dengan cara belajar sendiri (pengalaman) dan mengamati secara langsung petani pembesar yang sudah terlebih dahulu menjalankan usahatani pembesaran ikan mas kemudian. Selain itu, prtani mendapatkan pengetahuan setelah mengikuti penyuluhan dari Dinas Perikanan Kabupaten Sragen.
Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif yaitu 4 orang dimana tenaga kerja keluarga yang aktif dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu 1 orang dan rata-rata jumlah tenaga kerja luar keluarga yaitu 1 orang. Penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga tergantung dari kebutuhan petani pembesar dalam usahatani pembesaran ikan mas.
commit to user
menjalankan usahatani pembesaran ikan mas sendiri, hanya beberapa petani yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga yaitu sebanyak 10 orang petani (26,31%) dari total petani responden. Hal ini karena petani memiliki skala usaha yang lebih besar sehingga membutuhkan tenaga dari luar keluarga. Besarnya skala usaha terlihat dari besarnya biaya yang dikeluarkan. Biaya menghasilkan dalam usahatani pembesaran ikan mas dapat dilihat pada Lampiran 10.
Jumlah rata-rata petak karamba yang dimiliki oleh petani pembesar ikan mas yaitu sebanyak 6,42 petak. Luas rata-rata karamba yang dimilki oleh petani pembesar ikan mas yaitu 324,44 m 2 ( sebanyak
13 orang petani pembesar memiliki luas karamba lebih besar dari 324,44 m 2 dan 25 orang lainnya memiliki luas kurang dari 324,44 m 2 . Luas petak karamba yang digunakan dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sudah memenuhi
syarat ideal luas petak karamba pembesaran yaitu 36 m 2 . Beberapa alasan petani pembesar menjalankan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Alasan Petani Menjalankan Usahatani Pembesaran Ikan Mas No
Alasan Usaha
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
1. Mudah dibudidayakan
27 71,05
2. Tidak punya Pekerjaan Lain
4. Menambah Penghasilan
Sumber : Analisis Data Primer
Tabel 19 menunjukkan alasan petani pembesaran menjalankan usaha pembesaran ikan mas di Kecamatan sumberlawang Kabupaten Sragen ada 3 alasan. Alasan pertama, sebanyak 27 orang (71,05%) menjalankan usahatani pembesaran ikan mas karena mudah dibudidayakan. Budidaya pembesaran ikan mas membutuhkan
commit to user
ombo menbantu petani untuk melakukan budidaya dengan adanya waduk mempermudah petani dalam melakukan budidaya. Alasan kedua, sebanyak 8 orang (21,05%) menjalankan usahatani pembesaran ikan mas karena usahatani pembesaran ikan mas menguntungkan. Nilai jual ikan mas relatif lebih tinggi dan stabil yaitu Rp 14.000/kg sementara ikan lele Rp 10.000/kg, ikan mujaher 12.000/kg dan ikan nila 13.000/kg. Oleh karena itu, petani memilih usahatani pembesaran ikan mas. Alasan ketiga, sebanyak 3 orang petani (7,90%) menjalankan usahatani pembesaran ikan mas untuk menambah penghasilan. Hal ini disebabkan karena upah yang diperoleh petani dari pekerjaan utama seperti PNS dan pedagang belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder maupun primer. Oleh karena itu, petani pembesar perlu menjalankan usahatani pembesaran ikan mas untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna mencukupi kebutuhan lainnya serta untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam usahatani dapat dibagi menjadi usaha utama atau usaha sampingan, demikian juga dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Penentuan status usaha, baik usaha utama maupun usaha sampingan dalam penelitian ini berdasarkan besarnya penghasilan yang diperoleh. Status usaha pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Status Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode Desember
2011-Maret 2012 No
Status Usahatani Jumlah (orang) Prosentase (%)
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 1 Tabel 20 menunjukkan usahatani pembesaran ikan mas menjadi
usaha utama untuk 30 orang petani (78,95%) dan usaha sampingan bagi
commit to user
utama karena usahatani tersebut mampu memberikan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari petani pembesar. Usahatani pembesaran ikan mas dikatakan sebagai usaha sampingan karena petani sudah bekerja di sektor lain seperti PNS dan pedagang, sehinggga usahatani pembesaran ikan mas dijadikan sebagai usaha sampingan. Rata- rata penghasilan petani sebagai PNS yaitu sebesar 3,5 juta sedangkan rata-rata penghasilan petani sebagai pedagang yaitu sebesar
4 juta.
b. Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas Dalam usahatani pembesaran ikan mas ini tentu memerlukan modal untuk membeli peralatan dan sarana produksi yang digunakan dalam proses produksi. Modal yang digunakan petani pembesar dalam menjalankan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Sumber Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode
Desember 2011-Maret 2012
No Sumber Modal
Jumlah (orang)
2. Modal sendiri
4. Modal sendiri + bank
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3
Tabel 21 menunjukkan sebagian besar petani pembesar menggunakan modal sendiri dalam mengembangkan usahanya yaitu sebanyak 33 orang (86,84%). Hal ini dilakukan karena petani tidak berani meminjam uang ke bank yang bunganya cukup tinggi dan harus diangsur setiap bulan sementara ikan mas dapat di panen setelah berumur 4 bulan. Oleh karena itu petani pembesar berusaha untuk memutar modal yang dimilikinya supaya usaha tetap berjalan. Sumber modal dari modal sendiri di tambah modal dari bank ada sebanyak 5 orang (13,16%) petani. Petani pembesar menambah modal dengan
commit to user
petani dapat mempertahankan usahanya. Prosentase sumber modal sendiri ditambah modal dari bank yang terbesar yaitu dari modal sendiri ( modal sendiri 57,56 persen dan modal dari bank sebesar 42,44 persen).
c. Sarana Produksi Usahatani Pembesaran Ikan mas Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu benih, pakan dan obat-obatan. Penggunaan sarana produksi yang digunakan selama 4 bulan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Rata-rata Penggunaan Saprodi Usahatani Ikan Mas Periode
Desember 2011-Maret 2012
No
Saprodi
Rata-rata Penggunaan per UT Rata-rata per m 2
1. Benih (kg)
735,53
2,27
2. Pakan (kg)
- Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 6
Tabel 22 menunjukkan jumlah benih yang digunakan dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebanyak 735,53 kg per 324,44 m 2 dan 2,27 kg per m 2 . Benih yang digunakan dalam usahatani pembesaran ikan mas ini yaitu jenis majalaya dimana usia benih yang digunakan antara 2-3 minggu. Rata-rata pemberian pakan selama
periode produksi (4 bulan) yaitu sebanyak 26.598,68 kg per 324,44 m 2 dan 81,98 kg per m 2 . Jenis pakan ikan mas yang digunakan berupa pellet. Penggunaan obat pada saat penelitian belum ada karena kondisi ikan tidak sakit.
d. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembesaran Ikan Mas Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen meliputi tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja usahatani pembesaran ikan mas dapat dilihat pada Tabel23.
commit to user
Mas periode Desember 2011-Maret 2012
No
Kegiatan
Rata-rata Jumlah Tenaga Kerja per UT
Rata-rata Jumlah Tenaga Kerja per m 2
TKD (HKP)
TKL (HKP)
TKD (HKP)
TKL (HKP)
1. Persiapan Karamba
2. Pemasukan Benih
3. Pemberian Pakan
53,1900 26,0800
0,1630 0,0800
4. Pengendalian Penyakit
0,1703 0,0842 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4
Tabel 23 menunjukkan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani pembesaran ikan mas untuk luas rata-rata luas karamba 324,44 m 2 dalam HKP (Hari Kerja Pria). 1 HKP = 8 JKP (Jam Kerja Pria). Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga digunakan untuk kegiatan persiapan karamba, pemasukan benih, pemberian pakan, dan pemanenan yaitu sebesar 13,8700 HKP (0,1703 HKP per m2) sedangkan penggunaan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 6,8500 HKP (0,0842 HKP per m2) . Pada proses pengendalian penyakit tidak ada jumlah tenaga kerja karena pada saat penelitian tidak dilakukan pengendalian penyakit.
e. Peralatan Usahatani Pembesaran Ikan Mas
1. Ember Kecil
Ember kecil merupakan tempat/wadah untuk pakan ikan mas yang digunakan pada saat memberi makan ikan. Jumlah pakan dalam
1 ember bisa memuat 2-3 kg Pellet sehingga mempermudah dalam memberikan pakan. Rata-rata jumlah ember kecil yang digunakan oleh petani pembesar dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebanyak 1 buah.
commit to user
Drum merupakan alat yang berfungsi mengapungkan petak karamba pembesaran ikan mas dengan diameter ±50 cm dan tinggi ±100 cm. Drum diikat di pinggir petak karamba dan diikat pada bambu. Jumlah drum dalam 1 petak karamba ukuran 7mx7m yaitu sebanyak 12 buah. Rata-rata jumlah drum yang digunakan oleh petani pembesar ikan mas untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 79,57 buah.
3. Jaring
Jaring merupakan alat yang digunakan pada dasar petak karamba dengan kedalaman 7m pada ukuran 7mx7m dan kedalaman 6m pada ukuran 6mx6m yaitu untuk menyangga ikan mas supaya tidak keluar. Penggunaan jaring untuk 1 petak karamba yaitu seberat
25 kg untuk ukuran 7mx7m dan 20 kg untuk ukuran 6mx6m. Rata- rata berat jaring yang digunakan oleh petani pembesar untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu seberat 166,57 kg.
4. Bambu besar
Bambu besar merupakan alat yang digunakan sebagai penguat drum dan sebagai tempat mengikat drum. Jumlah bambu besar yang digunakan dalam 1 petak karamba pembesaran ikan mas yaitu sebanyak 5 buah. Rata-rata jumlah bambu yang digunakan petani
pembesar untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak
33,55 buah.
5. Bambu kecil
Bambu kecil merupakan alat yang digunakan sebagai penguat petak karamba pembesaran ikan mas dan sebagai tempat untuk berjalan petani pembesar. Jumlah bambu kecil yang digunakan dalam 1 petak karamba yaitu sebanyak 15 buah. Rata- rata jumlah bambu yang digunakan petani pembesar untuk luas rata-rata
karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 100,65 buah.
commit to user
Seser merupakan alat yang berfungsi sebagai jaring untuk menangkap ikan mas pada saat panen. Seser yang digunakan berbatang besi stainless berongga yang ringan sehingga kuat menangkap ikan mas yang berbobot ±0,6 kg/ ekor dengan diameter lingkaran kira-kira 50 cm dan jaringnya dari tali kenur plastik, panjang gagang ±70 serta kedalaman kira-kira 50 cm. Rata-rata penggunaan seser yang digunakan oleh petani pembesar untuk luas
rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 2 buah.
7. Perahu
Perahu berfungsi sebagai alat transportasi untuk mengantarkan benih dan pakan dari daratan ke karamba pembesaran serta mengantarkan hasil panen ikan mas ke daratan. Perahu yang digunakan petani yang ukuran petak karamba 7mx7m sudah menggunakan mesin dengan solar sebagai bahan bakarnya sedangkan perahu yang digunakan petani yang ukuran petak karamba 6mx6m belum menggunakan mesin (manual). Rata-rata penggunaan perahu yang digunakan oleh petani pembesar untuk luas
rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah.
8. Ember besar
Ember besar merupakan tempat/wadah dikumpulkannya ikan mas setelah ikan di ambil dari air. Ukuran ember besar yaitu dengan diameter ± 70cm dan tinggi ± 100cm. Rata-Rata penggunaan ember besar yang digunakan oleh petani pembesar ikan mas untuk luas
rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah.
9. Gayung
Gayung merupakan alat yang digunakan pada saat memberikan pakan pada ikan mas. Pakan dimasukkan ke dalam gayung, kemudian pakan di tebar menggunakan tangan. Gayung yang digunakan terbuat dari plastik dengan diameter ±20cm, tinggi ±20 cm dan panjang gangang ±15 cm. Rata-rata penggunaan gayung
commit to user
324,44 m 2 yaitu sebanyak 2 buah.
10. Timbangan besar
Timbangan besar merupakan alat yang digunakan oleh petani pembesar untuk menimbang ikan mas hasil panen dalam partai besar (0-100 kg), dimana biasanya digunakan jika yang membeli ikan adalah pedagang besar sehingga waktunya lebih cepat. Rata- rata penggunaan timbangan besar yang digunakan oleh petani
pembesar ikan mas untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu
sebanyak 1 buah.
11. Timbangan kecil
Timbangan kecil merupakan alat yang digunakan untuk menimbang ikan mas hasil panen dalam partai kecil (dalam 1 x dapat menimbang sampai 50 kg ikan mas), dimana biasanya digunakan jika yang membeli ikan adalah pedagang kecil. Rata-rata penggunaan timbangan kecil yang digunakan oleh petani pembesar
untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah.
12. Besi sikon
Besi sikon merupakan alat yang digunakan sebagai penguat dari petak karamba. Penggunaan besi sikon dalam 1 petak berjumlah 9 buah. Rata-rata penggunaan besi sikon yang digunakan oleh petani pembesar ikan mas untuk luas rata-rata karamba 324,44
m 2 yaitu sebanyak 58,21 buah.
13. Rumah
Rumah merupakan tempat untuk menyimpan pakan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk budidaya pembesaran ikan mas. Rumah terbuat dari kayu, drum, seng dan papan yang diapungkan diair dengan ukuran berbeda-beda. Semakin besar usahanya ukuran rumah akan semakin besar Rata- rata penggunaan rumah yang digunakan oleh petani pembesar ikan
mas untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah.
commit to user
Lampu teplok digunakan oleh petani sebagai alat penerangan pada malam hari. Penggunaan bahan bakarnya berupa minyak tanah. Rata-rata penggunaan lampu teplok yang digunakan oleh
petani pembesar untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah karena tidak semua petani menggunakan lampu teplok sebagai alat penerangan.
15. Aki
Aki merupakan alat yang digunakan petani sebagai penerangan pada malam hari dengan menyerap tenaga matahari. Rata-rata penggunaan aki yang digunakan oleh petani pembesar
untuk luas rata-rata karamba 324,44 m 2 yaitu sebanyak 1 buah.
f. Proses Produksi Usahatani Pembesaran Ikan Mas
Usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dilakukan di karamba. Dalam satu kali periode pembesaran ikan mas berlangsung selama kurang lebih 4 bulan, sehingga dalam 1 tahun dapat melakukan 3 kali periode produksi. Proses produksi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen antara lain :
Gambar 2. Proses Produksi Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen
Persiapan karamba
Pemasukan Benih
Pemberian Pakan
Pengendalian Penyakit
Pemanenan
4-7 hari
1 hari
3,5 bulan
3-6 hari
commit to user
Persiapan Karamba ini meliputi pengangkatan jaring dan pembersihan air karamba. Jaring yang telah dipakai selama periode sebelumnya diangkat lalu menjemur di bawah panas matahari selama kurang lebih 3 hari. Hal ini supaya jaring tidak mudah rusak karena terlalu lama direndam dalam air. Kemudian setelah kering, jaring di pasang kembali dengan memasukkan ke dalam air sampai kedalaman 7 meter untuk ukuran karamba 7mx7m dan kedalaman 6m untuk ukuran karamba 6mx6m. Cara membersihkan air dalam petak karamba yaitu dengan mengambil kotoran yang masih mengapung di atas permukaan air dengan menggunakan seser. Pembersihan air pada petak karamba yang akan digunakan berfungsi untuk membersihkan air dari kotoran.
2. Pemasukan benih
Karamba pembesaran yang telah dibersihkan dan jaring sudah dimasukkan dalam air. Selanjutnya benih ikan mas yang berumur 2-
3 minggu dimasukkan dalam petak karamba ukuran 7mx7m sebanyak 100-150 kg benih ikan mas/ petak sedangkan untuk ukuran 6m x 6m sebanyak 50 kg benih ikan mas/petak. Dalam 1 kg terdapat kurang lebih 100-150 ekor benih ikan mas dengan ukuran kurang lebih 5-7 cm/ ekor.
3. Pemberian pakan
Pakan yang diberikan untuk ikan mas yaitu berupa Jatra (pellet). Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam satu hari yaitu pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB dan pada sore hari sekitar pukul
15.00 WIB. Semakin besar ukuran ikan maka pemberian pakan juga semakin banyak. Dalam 1 petak karamba ukuran 7m x 7m pemberian pakan dalam 1 periode (4 bulan) mencapai 3-5 ton pellet sedangkan untuk ukuran 6m x 6m pemberian pakan mencapai 1,75 ton pellet. Rata-rata pemberian pakan yang diberikan petani
commit to user
karamba 324,44 m 2 mencapai 26.598,68 kg pellet.
4. Pengendalian Penyakit
Penyakit melepuh merupakan salah satu penyakit ikan mas yang muncul akibat serangan virus herves dikarenakan perubahan musim yang biasanya terjadi bulan Juli-September. Virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ikan mas menghilang. Gejala awal serangan penyakit itu, nafsu makan ikan menurun. Bila ikan ini ditangkap, akan tampak tubuhnya seperti memar, melepuh, kehilangan banyak lendir, sehingga kalau diraba terasa kasar atau tidak licin. Petani pembesar ikan mas hanya dapat mencegah penyakit tersebut dengan memberikan menggunakan campuran pakan, belerang dan supertetra kemudian diberikaan sebagai makanan ikan mas. Pemberian obat ini hanya dapat mencegah penyakit pada ikan mas.
5. Pemanenan
Ikan mas yang akan dipanen memiliki umur kurang lebih 4 bulan dengan ukuran antara 20 – 30 cm, dimana dalam 1 kg jumlah ikan berkisar 2-3 ekor tergantung permintaan. Bobot ikan mas dapat mencapai 300-500 kg/ekor. Pemanenan ikan mas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu masih rendah yaitu
antara 27-28 0 C. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada ikan mas yang di panen. Cara pemanenan ikan mas yaitu ikan yang ada di permukaan air langsung ditangkap dengan menggunakan seser selanjutnya jaring yang ada di bawah air perlahan diangkat supaya ikan naik ke atas kemudian ditangkap lagi dengan menggunakan seser dan memasukkan ikan mas ke dalam ember besar kemudian ditimbang sesuai permintaan dari pembeli. Pemanenan ikan mas harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka pada ikan.
commit to user
a. Biaya usahatani pembesaran ikan mas Konsep biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep biaya menghasilkan. Biaya menghasilkan dalam usahatani pembesaran ikan mas dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rata-rata Biaya Menghasilkan pada Usahatani Pembesaran
Ikan Mas Periode Desember 2011-Maret 2012 No
Biaya Menghasilkan
Rata-rata Biaya
per UT
Rata-rata Biaya per m 2
1. Alat-alat luar
184.981.596
570.157
2. Tenaga kerja dalam keluarga
2.352.397
7.251
3. Bunga modal sendiri
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10
Tabel 24 menunjukkan bahwa biaya menghasilkan yang paling besar dikeluarkan oleh petani pembesar yaitu untuk biaya alat-alat luar sebesar Rp 184.981.596 per 324,44 m 2 (Rp 570.156,56 per m 2 ). Biaya tenaga kerja keluarga sebesar Rp 2.352.397 untuk per 324,44 m 2 (Rp 7.251 per m 2 ), biaya bunga modal sendiri sebesar Rp 13.827.141 per 324,44 m 2 (Rp 42.618 per m 2 ) . Biaya menghasilkan dalam usahatani pembesaran ikan mas yang harus dikeluarkan oleh petani pembesar yaitu sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ).
1. Biaya alat-alat luar
Biaya alat-alat luar yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani pembesar ikan mas untuk melakukan proses usahatani pembesaran ikan mas. Biaya alat-alat luar dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu pakan, benih, penyusutan peralatan, tenaga kerja luar, bunga modal dari luar, transportasi, perbaikan perahu, pajak dan minyak tanah. Rata-rata biaya alat-alat luar usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 25.
commit to user
Mas Periode Desember 2011-Maret 2012
Rata-rata per m 2
Prosentase (%)
1 Biaya pakan
153.978.947 474.599 83,240
2 Biaya benih
4 Biaya tenaga kerja luar
1.399.908
4.315 0,756
5 Biaya Modal dari luar
1.073.684
3.309 0,580
6 Biaya transportasi
539.474
1.663 0,291
7 Biaya perbaikan perahu
218.816
674 0,118
8 Biaya Pajak
173.947
536 0,094
9 Biaya minyak tanah
63.421
195 0,034
Biaya alat-alat luar (Rp)
184.981.596 570.157 100,000
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10
Berdasarkan Tabel 25, biaya pakan menempati urutan yang pertama dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 153.978.947 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 474.599 per m 2 ) atau 83,240% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Rata-rata jumlah pemberian pakan ikan mas yang digunakan per 4 bulan mencapai 26.598,68 kg dengan harga Rp 280.000-300.000/kg sehingga biaya pakan menjadi paling besar.
Biaya benih menempati urutan kedua dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 24.272.368 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 74.813 per m 2 ) atau 13,121% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Rata-rata jumlah benih yang digunakan oleh petani petani pembesar mencapai 735,53 kg dengan harga Rp 33.000/kg sehingga biaya benih menjadi biaya terbesar kedua.
Biaya penyusutan peralatan menempati urutan ketiga dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 3.261.030 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 10.051 per m 2 ) atau 1,763% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode
commit to user
pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen antara lain : ember kecil, drum, jaring, bambu besar, bambu kecil, seser, perahu, ember besar, gayung, timbangan besar, timbangan kecil, besi sikon, rumah, lampu teplok dan aki. Peralatan yang digunakan oleh petani pembesar tersebut memiliki umur ekonomis ± 4 tahun.
Biaya tenaga kerja luar keluarga menempati urutan keempat dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 1.399.908 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 4.315 per m 2 ) atau 0,756% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Biaya tenaga kerja luar keluarga termasuk biaya yang kecil karena tidak semua petani menggunakan tenaga kerja dari luar dimana hanya 10 orang dari total petani responden (38 orang) yang menggunakan tenaga kerja dari luar. Petani menggunakan tenaga kerja dari luar karena petani yang memiliki skala usaha yang lebih besar (jumlah petak karamba lebih banyak), sehingga membutuhkan bantuan tenaga dari luar.
Sistem upah yang diberikan untuk tenaga kerja dari luar keluarga di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu upah budidaya produksi ikan mas (upah pokok) dan upah panen ikan mas. Upah panen diterima oleh tenaga kerja hanya 1 x 4 bulan dimana besarnya tergantung jumlah ikan hasil panen. 1 kg ikan mas hasil panen dihargai sebesar Rp 100. Upah panen dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah hasil produksi (kg) dengan Rp 100 , kemudian dibagi jumlah tenaga kerja yang bekerja pada saat panen.
Biaya bunga modal dari luar menempati urutan kelima dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 1.073.684 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 3.309 per m 2 ) atau 0,580% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Bunga modal berasal dari bunga pinjaman petani
commit to user
modal dari luar menjadi biaya terbesar kelima.
Biaya transportasi menempati urutan keenam dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 539.474 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 1.663 per m 2 ) atau 0,291% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Biaya transportasi merupakan biaya untuk membeli bahan bakar perahu. Biaya transportasi termasuk dalam biaya yang kecil karena bahan bakar banyak digunakan hanya pada saat panen. Selain itu, petani pembesar tidak mengeluarkan biaya transportasi dalam pemasaran ikan mas karena pembeli langsung datang ke tempat petani pembesar ikan mas (karamba pembesaran).
Biaya perbaikan perahu menempati urutan ketujuh dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 218.816 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 674 per m 2 ) atau 0,118% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Biaya perbaikan perahu cukup kecil karena tidak setiap hari perahu harus diperbaiki. Perahu digunakan oleh petani pembesar sebagai alat transportasi ke karamba pembesaran. Selain itu, perahu juga berfungsi untuk mengangkut sarana produksi ke karamba pembesaran dan mengangkut hasil panen ikan mas ke daratan. Semakin besar usaha petani pembesar maka biaya perbaikan perahu akan semakin besar karena lebih sering digunakan untuk proses produksi.
Biaya pajak menempati urutan kedelapan dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 173.947 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 536 per m 2 ) atau 0,094% dari total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Biaya pajak merupakan biaya yang tidak besar dikeluarkan oleh petani karena pembayaran pajak tidak seperti pembayaran pajak umumnya. Sistem pembayaran pajak yang dilakukan oleh petani
commit to user
oleh petani dalam satu kali periode (4 bulan). Apabila petani pembesar mampu menghasilkan 1 ton produksi ikan mas maka petani harus membayar pajak sebesar Rp 10.000. Biaya pajak ini akan digunakan untuk memperbaiki jalan yang rusak yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan dari musyawarah anggota kelompok tani.
Biaya minyak tanah merupakan biaya alat-alat luar yang paling sedikit dikeluarkan dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar Rp
63.421 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 195 per m 2 ) atau 0,034% total biaya alat-alat luar selama satu kali periode produksi (4 bulan). Biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli minyak tanah relatif kecil karena minyak tanah hanya digunakan sebagai bahan bakar lampu teplok yang digunakan petani pembesar sebagai penerangan pada malam hari untuk menjaga karamba. Penggunaan minyak tanah dalam 1 minggu hanya mencapai kurang lebih 1 liter dengan harga Rp 8.000.
2. Biaya tenaga kerja keluarga
Biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dalam keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani pembesaran ikan mas. Rata-rata tenaga kerja keluarga yang aktif dalam usahatani pembesaran ikan mas hanya 1 orang yaitu petani responden sendiri. Rata-tara biaya tenaga kerja keluarga dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar
Rp 2.352.397 untuk karamba pembesaran seluas 324,44 m 2 (Rp 7.251 per m 2 ) selama satu kali periode produksi (4 bulan).
3. Biaya bunga modal sendiri
Bunga modal sendiri usahatani pembesaran ikan mas yaitu pada bulan Desember 2011- Maret 2012. Bunga modal sendiri dihitung dengan cara mengalikan jumlah modal sendiri dengan suku
commit to user
- Maret 2012 sebesar 2% per bulan. Rata-rata biaya bunga modal sendiri usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu Rp 13.827.141 untuk karamba pembesaran
seluas 324,44 m 2 (Rp 42.618 per m 2 ).
b. Penerimaan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Penerimaan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen diperoleh dari hasil penjualan ikan mas dengan cara mengalikan jumlah produksi ikan mas yang dihasilkan dengan harga ikan mas/kg. Rata-rata produksi dan penerimaan total usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Rata-rata Produksi dan Penerimaan Total Usahatani Pembesaran Ikan Mas Desember 2011 – Maret 2012
No
Uraian
Rata-rata per UT Rata-rata per m 2
1. Produksi ikan mas (kg)
17.451,64
53,79
2. Harga/kg
14.000,00
14.000,00
3. Penerimaan total (Rp)
244.323.026,00
753.061,00
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 11
Tabel 26 menunjukkan rata-rata produksi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sebesar 17.451,64 kg per 324,44 m 2 dan 53,79 kg per m 2 . Harga ikan mas per kg sebesar Rp 14.000. Harga jual ikan yang diberikan oleh petani pembesar sama/seragam yaitu sebesar Rp 14.000/kg baik untuk pedagang besar maupun pedagang kecil. Hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan kelompok agar harga jual ikan mas di tingkat petani tetap stabil. Rata-rata penerimaan total usahatani pembesaran ikan mas yaitu
sebesar Rp 244.323.026 per 324,44 m 2 (Rp 753.060,74 per m 2 ).
c. Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas .
commit to user
Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Rata-rata Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas
Periode Desember 2011- Maret 2012
No.
Uraian
Rata-rata per UT Rata-rata per m 2
1. Penerimaan Total (Rp)
244.323.026
753.061
2. Biaya menghasilkan (Rp)
201.161.133
620.026
Keuntungan (Rp)
43.161.893
133.035
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 12
Tabel 27 menunjukkan rata-rata keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dalam 4 bulan masa pembesaran bulan desember 2011-maret 2012. Rata-rata keuntungan usahatani pembesaran ikan mas untuk karamba
pembesaran yaitu sebesar Rp 43.161.893 per 324,44 m 2 (Rp 133.035 per m 2 ), dimana rata-rata penerimaan total yang diperoleh petani pembesar yaitu sebesar Rp 244.323.026 per 324,44 m 2 (Rp 753.061 per m 2 ). Rata-rata biaya menghasilkan yang dikeluarkan sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ). Berdasarkan hal tersebut maka usahatani pembesaran ikan mas sudah memberikan keuntungan bagi petani pembesar sehingga layak dijalankan.
d. Tingkat Profitabilitas Usahatani Pembesaran Ikan Mas
Tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat diketahui berdasarkan keuntungan dan biaya mengahasilkan usahatani pembesaran ikan mas. Tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Tingkat Profitabilitas Usahatani Pembesaran Ikan Mas
Periode Desember 2011-Maret 2012
No.
Uraian
Rata-rata per UT Rata-rata per m 2
1. Keuntungan (Rp)
43.161.893 133.035
2. Biaya Menghasilkan (Rp)
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 13
commit to user
pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Rata-rata keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar Rp 43.161.893 per
324,44 m 2 (Rp 133.035 per m 2 ), dimana rata-rata biaya menghasilkan yang digunakan petani pembesar yaitu sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ). Tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar 0,21, artinya setiap penerimaan sebesar Rp 100,00 dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 21,00.
e. Efisiensi Usahatani Pembesaran Ikan Mas Efisiensi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya menghasilkan yang dikeluarkan dalam usahatani pembesaran ikan mas. Efisiensi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Efisiensi Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode Desember
Rata-rata per
UT
Rata-rata per m 2
1. Penerimaan total (Rp)
244.323.026
753.061
2. Biaya menghasilkan (Rp)
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 14 Tabel 29 menunjukkan efisiensi usahatani pembesaran ikan mas
di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar 1,21. Rata-rata penerimaan total usahatani pembesaran ikan mas untuk
karamba pembesaran yaitu sebesar Rp 244.323.026 per 324,44 m 2 (Rp 753.061 per m 2 ), dimana rata-rata biaya menghasilkan yang digunakan petani pembesar yaitu sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ). Efisiensi usahatani pembesaran ikan mas = 1,12 (> 1)
commit to user
Kabupaten Sragen yang dijalankan sudah efisien.
f. Resiko Usahatani Pembesaran Ikan Mas Resiko usahatani pembesaran ikan mas merupakan kemungkinan merugi yang dihadapi usahatani pembesaran ikan mas yang dapat diperhitungkan terlebih dahulu. Resiko usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan resiko yang harus ditanggung oleh petani pembesar juga semakin juga semakin besar. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal yang terendah yang mungkin diterima oleh petani pembesar. Kemungkinan munculnya resiko dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Keuntungan, Simpangan Baku, Koefisien Variasi dan Batas Bawah Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode Desember 2011-Maret 2012
No.
Hasil Produksi
Rata-rata per usahatani
1. Keuntungan total (E) (Rp)
43.161.893,00
2. Simpangan baku (V) (Rp)
85.557.317,00
3. Koefisien Variasi (CV) (Rp)
1,98
4. Batas bawah keuntungan (L) (Rp)
-127.952.742,00 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 15
Tabel 30 menunjukkan rata-rata keuntungan yang diterima petani pembesar ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar Rp 43.161.893. Besarnya simpangan baku (V) usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sebesar Rp 85.557.317 dengan nilai koefisien variasi (CV) sebesar 1,98. Batas bawah keuntungan (L) dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sebesar minus Rp 127.952.742.
commit to user
Kegiatan usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen khususnya di Kecamatan Sumberlawang merupakan salah satu sumber
penghasilan petani. Usahatani pembesaran ikan mas ini dilaksanakan di karamba pembesaran. Hal ini karena di Kecamatan Sumberlawang memilki potensi yang mendukung, dimana dengan adanya waduk kedung ombo maka persediaan air sangat banyak, sehingga petani memilih untuk melakukan usahatani pembesaran ikan mas. Karamba pembesaran yang digunakan oleh petani pembesar sudah menjadi milik sendiri karena akan digunakan dalam jangka waktu panjang.
Konsep biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep biaya menghasilkan karena merupakan konsep biaya yang digunakan dalam analisis usahatani untuk menghitung keuntungan. Biaya menghasilkan merupakan biaya mengusahakan ditambah bunga modal sendiri. Biaya menghasilkan merupakan biaya alat-alat luar (pakan, benih, penyusutan peralatan, tenaga kerja luar, transportasi, pajak, minyak tanah, perbaikan perahu dan bunga modal dari luar) ditambah upah tenaga keluarga sendiri dan bunga modal aktiva.
Rata-rata biaya menghasilkan yang digunakan petani pembesar yaitu sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ). Biaya paling besar yang harus dikeluarkan oleh petani yaitu biaya alat-alat luar. Biaya alat- alat luar merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani pembesar ikan mas Dalam usahatani pembesaran ikan mas penggunaan pakan relatif banyak sehingga dalam biaya alat-alat luar, biaya pakan menjadi biaya yang paling besar. Besarnya biaya pakan sangat bervariasi tergantung banyaknya benih yang ada. Semakin banyaknya benih yang ditabur semakin besar jumlah penggunaan pakan sehingga biaya untuk penggunaan pakan bertambah. Biaya yang dikeluarkan untuk minyak tanah adalah biaya alat-alat luar yang paling sedikit dikeluarkan karena tidak semua petani mengeluarkan biaya untuk minyak tanah karena sebagian petani menggunakan aki sebagai alat penerangan pada malam hari.
commit to user
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja dalam keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani pembesaran ikan mas. Rata-rata biaya tenaga kerja keluarga dalam usahatani pembesaran ikan mas yaitu sebesar Rp 2.352.397
untuk luas 342,44 m 2 selama satu kali periode produksi 4 bulan (Rp 7.251 per m 2 ). Sistem upah yang berlaku untuk tenaga kerja keluarga dianggap sama dengan sistem upah tenaga kerja luar keluarga yaitu upah pokok dan upah panen. Upah pokok merupakan upah yang diberikan setiap bulan kepada tenaga kerja sedangkan upah panen merupakan upah yang diberikan hanya pada saat panen dimana besarnya upah panen tergantung dari banyaknya jumlah ikan mas yang di panen.
Biaya bunga modal sendiri merupakan salah satu biaya yang dikeluarkan dalam usahatani pembesaran ikan mas. Bunga modal sendiri diperhitungkan dengan dasar bunga yang biasanya harus dibayarkan untuk pinjaman-pinjaman Negara dan untuk penanaman modal yang aman di dalam bank pemerintah. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga BRI karena BRI merupakan bank yang banyak digunakan oleh petani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Suku bunga nominal BRI bulan desember 2011 - maret 2012 sebesar 2% per bulan. Bunga modal yang tinggi mengakibatkan bertambahnya biaya petani pembesar yang menambah modalnya dari bank.
Penerimaan usahatani pembesaran ikan mas merupakan hasil dari perkalian antara jumlah produksi ikan mas dengan harga ikan mas/ kg. Jumlah produksi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen usahatani dalam 4 bulan masa pembesaran bulan Desember 2011-Maret 2012 sebesar 17.451,64 kg dan jumlah produksi tersebut dikatakan cukup tinggi karena pada saat penelitian ikan mas tidak terserang virus sehingga resiko kematian ikan mas kecil. Besarnya penerimaan dari usahatani pembesaran ikan mas biasanya tergantung besar kecilnya produksi dan harga ikan mas. Semakin besar jumlah produksi dan semakin tinggi harga jual ikan mas maka penerimaan yang diterima petani cenderung lebih besar.
commit to user
antara satu dengan yang lainnya karena dipengaruhi oleh besarnya rata-rata penerimaan yang diperoleh dan rata-rata biaya menghasilkan yang dikeluarkan dalam usahatani pembesaran ikan mas. Keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen untuk karamba
pembesaran yaitu sebesar Rp 43.161.893 per 324,44 m 2 (Rp 133.035 per m 2 ). Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah ada di awal penelitian, yaitu usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen memberikan keuntungan sehingga layak untuk diusahakan.
Tingkat profitabilitas merupakan perbandingan keuntungan total dengan biaya menghasilkan. Tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar 0,21, artinya setiap penerimaan sebesar Rp 100,00 dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 21,00 bagi petani pembesar. Kriteria profitabilitas yaitu jika profitabilitas >
0 berarti usaha yang dijalankan menguntungkan, profitabilitas = 0 usaha impas (break event point) dan profitabilitas < 0 usaha merugi.. Usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen memiliki tingkat profitabilitas 0,21 (profitabilitas > 0) sehingga usahatani pembesaran ikan mas yang dijalankan oleh petani pembesar menguntungkan dan layak untuk dijalankan serta dikembangkan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah ada di awal penelitian, yaitu usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sudah profitabel. Tingkat profitabilitas dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan dengan penggunaan biaya menghasilkan yang efektif dan efisien sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani pembesar dapat berkurang.
Kriteria efisiensi dalam usaha yaitu RC > 1 usaha yang dijalankan sudah efisien, R/C = 1 usaha yang dijalankan break event point dan R/C < 1 usaha yang dijalankan tidak efisien. Efisiensi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar 1,21 sehingga usahatani pembesaran ikan mas yang dijalankan oleh petani pembesar sudah
commit to user
dikeluarkan dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberalawang Kabupaten Sragen akan memberikan penerimaan sebesar 1,21 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah ada di awal penelitian, yaitu usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sudah efisien.
Besarnya resiko kerugian yang harus ditanggung oleh petani pembesar di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu sebesar Rp 85.557.317 dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp 127.952.742. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa risiko yang ada, antara lain:
a. Resiko produksi Resiko produksi merupakan risiko yang harus ditanggung oleh petani pembesar dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Salah satu penyebab terjadinya risiko produksi dalam usahatani pembesaran ikan mas adalah keadaan cuaca dan suhu udara yang tidak menentu, sehingga dapat membuat nafsu makan ikan menurun. Nafsu makan ikan yang menurun dapat mengganggu pertumbuhan ikan mas. Kondisi cuaca yang terlalu dingin atau terlalu panas juga dapat menimbulkan serangan virus pada ikan mas. Serangan virus dapat mengakibatkan kematian pada ikan mas dimana virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ikan mas menghilang sehingga lama kelamaan ikan akan mati. Gejala awal serangan virus itu, nafsu makan ikan menurun. Bila ikan ini ditangkap, tubuhnya seperti memar, melepuh, sehingga kalau diraba terasa kasar atau tidak licin. Adanya virus ini akan mengurangi jumlah produksi ikan mas, sehingga keuntungan yang akan diperoleh petani pembesar juga akan berkurang.
b. Resiko harga Resiko harga yang dihadapi petani pembesar ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen terkait dengan harga jual sarana produksi yang mahal. Hal ini karena petani pembesar harus membeli dari luar daerah Kabupaten Sragen sehingga harga beli sarana
commit to user
pakan pada waktu penelitian mengalami peningkatan yaitu dari Rp 270.000/50kg pakan menjadi sampai Rp 300.000/50kg pakan sedangkan untuk benih mengalami peningkatan dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 33.000/kg. Pakan merupakan sarana produksi terbanyak yang diperlukan dalam usahatani pembesaran ikan mas, sehingga jika pakan ikan mas mengalami kenaikan harga maka dampaknya bagi petani yaitu semakin besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani. Peningkatan biaya ini menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diterima oleh petani pembesar karena tidak diimbangi dengan kenaikan harga ikan mas.
c. Resiko Manajemen Manajemen yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan menjalankan suatu usahatani pembesaran ikan mas. Resiko manajemen yang dihadapi petani pembesar ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu petani belum semua petani mampu menerapkan manjemen yang professional terkait dengan bagaimana mengelola modal yang efektif dan efisien dalam usahatani pembesaran ikan mas. Manajemen yang kurang baik menyebabkan petani pembesar tidak mampu bertahan bila mengalami kendala atau bencana yang sifatnya mendadak dan tidak diperhitungkan sebelumnya. Petani pembesar yang mampu menerapkan manajemen yang baik dalam usahatani pembesaran ikan mas, maka usahatani yang dijalankan cenderung berkembang dan bertambah besar.
d. Resiko Penjualan Resiko penjualan yang dihadapi petani pembesar ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu jika permintaan belum ada pada saat ikan mas sudah siap untuk dipanen. Hal ini akan menambah biaya pakan ikan mas sampai ikan terjual. Peningkatan penggunaan pakan ini menyebabkan bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani pembesar sehingga keuntungan menurun.
commit to user
Setiap usahatani yang dijalankan tentunya memiliki kendala yang dapat menghambat kelancaran usahatani tersebut, begitu pula dengan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Kendala yang dihadapi usahatani pembesaran ikan mas antara lain : keadaan cuaca, suhu, musim yang tidak menentu, musim pancaroba sehingga mengakibatkan nafsu makan ikan berkurang dan adanya serangan virus.
Keadaan cuaca merupakan kendala utama dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen karena sulit dikendalikan oleh petani pembesar. Kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan perubahan suhu udara. Salah satu akibat terjadinya perubahan suhu udara yang tidak menentu adalah nafsu makan ikan mas menurun dan tidak naik ke permukaan. Saat terjadi hujan, suhu air karamba menurun dan kandungan oksigennya berkurang, sehingga kebutuhan oksigen ikan mas tidak terpenuhi. Akibatnya, ikan mas menjadi lemas dan akhirnya mati.
Usahatani pembesaran ikan mas dihadapkan pada serangan virus yang disebabkan oleh pergantian musim kemarau dan musim penghujan Virus yang menyerang yaitu virus herves. Virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ikan mas menghilang. Gejala awal serangan penyakit itu, nafsu makan ikan menurun. Bila ikan ini ditangkap, akan tampak tubuhnya seperti memar, melepuh, kehilangan banyak lendir, sehingga kalau diraba terasa kasar atau tidak licin. Apabila ikan terserang virus maka ikan akan cepat mati karena petani belum menemukan obat untuk mengatasi virus tersebut.
Usahatani pembesaran ikan mas juga dihadapkan pada kenaikan harga sarana produksi seperti harga pakan dan harga benih ikan mas. Menurut keterangan petani pembesar, harga benih ikan mas mengalami peningkatan sampai Rp 3.000/kg sedangkan harga pakan mengalami kenaikan sampai Rp 30.000/50kg. Kenaikan harga benih dan pakan dapat menyebabkan kenaikan biaya alat-alat luar. Sementara kenaikan biaya alat-alat luar tersebut belum tentu diimbangi dengan kenaikan harga ikan mas, sehingga dapat mengurangi keuntungan petani pembesar.
commit to user
dihadapi oleh petani pembesar dimana persediaan benih ikan mas dalam daerah Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen belum ada. Pembenihan ikan mas belum dapat dilakukan karena kondisi lingkungan di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tidak cocok untuk budidaya pembenihan ikan mas. Hal ini menyebabkan petani harus membeli benih di luar daerah yaitu di Subang (Jawa Barat) dan di Pati (Jawa tengah) sehingga harga jual benih semakin mahal.