Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan penelitian lain yang dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain:
Penelitian yang dilakukan Tatag Prayogo (2013) yang ber judul “Perbedaan hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model guided discovery (penemuan terbimbing) dan model pemecahan masalah melalui pendekatan pedidikan matematika realistik di SD Negeri 12 dan SD Negeri 03
Kutowinangun Salatiga”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dalam pembelajaran dengan siswa yang menggunakan model pemecahan masalah dalam pembelajaran. Penelitian tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan atau kelas eksperimen dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah 91,05 sedangkan menggunakan model pemecahan masalah hasil rata-rata adalah 76,87. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen (model guided discovery) dan kelas kontrol (model pemecahan masalah) dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dengan siswa yang dalam pembelajaranya menggunakan model pemecahan masalah. Rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini berarti pembelajaran melalui model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Penelitian yang dilakukan Bambang Supriyanto (2014) yang berjudul “Penerapan discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI B
mata pelajaran matematika pokok bahasan keliling dal luas lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember”. Penelitian ini
bertujuan untuk untuk mendiskripsikan penerapan Discovery Learning pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran, dan untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus 1 aktivitas siswa secara klasikal adalah 61,86%. Pada siklus 2 mencapai 74,99%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 30,30%, yakni dari siklus 1 mencapai 60,60% dan pada siklus 2 mencapai 90,90%, dengan hasil yang dicapai tersebut dapat dinyatakan tuntas.dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas VIB SDN Tanggul Wetan 02 dengan menggunakan penerapan Discovery Learning.
Penelitian yang dilakukan Fransiskus Redi (2012) yang berjudul “Pengaruh penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery)
terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas III SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dalam pembelajaran dengan siswa yang menggunakan model konvensional dalam pembelajaran. Penelitian tersebut dapat diketahui bahwa rata- rata prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan atau kelas eksperimen dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah 74,85 sedangkan menggunakan model konvensional atau kelas kontrol, hasil rata-rata adalah 62,93. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen (guided discovery) dan kelas kontrol (konvensional) dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dengan siswa yang dalam pembelajaranya menggunakan model konvensional. Rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini berarti pembelajaran melalui model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD.
Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Prayogo (2012) mengkaji tentang perbedaan penggunaan model guided discovery (penemuan terbimbing) dengan model pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa, penelitian yang dilakukan Bambang Supriyanto (2014) fokus pada penerapan discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian yang dilakukan Fransiskus Redi (2012) mengkaji tentang penggunaan model pembelajaran penemuan (guided discovery) terhadap hasil belajar matematika. Penelitian di atas memiliki fokus kajian masing-masing mengenai perbedaan hasil belajar metematika melalui model pembelajaran penemuan (discovery) dan model pemecahan masalah, penerapan discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran penemuan (discovery) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tatag Prayogo (2012), Bambang Supriyanto (2014), Fransiskus Redi (2011) di atas menunjukkan Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Prayogo (2012) mengkaji tentang perbedaan penggunaan model guided discovery (penemuan terbimbing) dengan model pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa, penelitian yang dilakukan Bambang Supriyanto (2014) fokus pada penerapan discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian yang dilakukan Fransiskus Redi (2012) mengkaji tentang penggunaan model pembelajaran penemuan (guided discovery) terhadap hasil belajar matematika. Penelitian di atas memiliki fokus kajian masing-masing mengenai perbedaan hasil belajar metematika melalui model pembelajaran penemuan (discovery) dan model pemecahan masalah, penerapan discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran penemuan (discovery) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tatag Prayogo (2012), Bambang Supriyanto (2014), Fransiskus Redi (2011) di atas menunjukkan
Dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan diperoleh persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada variabel bebas yaitu pembelajaran penemuan (discovery learning). Namum discovery learning dalam penelitian ini berfungsi sebagai metode ataupun setrategi pembelajaran untuk melibatkan siswa aktif atau antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada penelitian sebelumnya discovery lerning digunakan sebagai model pembelajaran. Perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu hasil belajar Matematika. Berdasarkan persamaan dan perbedaan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat persamaan yang dapat diyakini bahwa hasil belajar dapat mengalami peningkatan melalui berbagai macam metode dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat menimbulkan antusias atau melibatkan siswa secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu pembelajaran penemuan (discovery learning).