Republik Indonesia di Kota Surakarta

Republik Indonesia di Kota Surakarta

a. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta

Legiun Veteran Republik Indonesia Surakarta merupakan markas cabang LVRI Surakarta beralamatkan di jalan Ir. Sutami No.73A Surakarta Telp.(0271) 647739. LVRI Surakarta berdiri diatas tanah seluas 100 dengan 2 lantai sedang markas LVRI hanya dalam 1 ruangan seluas 18 karena ruangan yang lain disewakan kepada Lembaga Pendidikan IPMI Surakarta. Gedung tersebut adalah milik Bpk. Sjatam Hadibroto yang digunakan sebagai markas cabang LVRI di Surakarta.

Jumlah Veteran Pejuang yang ada di Surakarta pada tiap Kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 5. Jumlah Veteran Pejuang Republik Indonesia di Surakarta Menurut

Kecamatan Tahun 2011

commit to user

3 Pasar Kliwon

Sumber: Data Ranting LVRI Data pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pada awal tahun 2011 jumlah Veteran Pejuang di Kota Surakarta masih banyak yaitu 113 Orang. Daftar nama-nama Veteran tersebut dapat dilihat di lampiran 9.

Sedangkan struktur organisasi LVRI Surakarta adalah sebagai berikut :

Ketua LVRI

Sekretaris Bendahara

Kabag Organisasi

Anggota Wantimcab Anggota Wantimcab

Kabag Kesejahteraan Wantimcab

Anggota

Ranting Laweyan

Ranting Banjarsari

commit to user

Bagan 1. Struktur Organisasi LVRI Surakarta Keterangan:

a) Ketua

: Sjatam Hadibroto

b) Sekretaris

: LT Juliartantyo

c) Bendahara

: R. Endang Y

d) Kabag Organisasi

: Soeprapto

e) Kabag Kesanggota

: Slamet

f) Wantimcab

: Ngadiman

g) Anggota Wantimcab

: Marjuni

h) Anggota Wantimcab

: Tugiman

i) Ketua Ranting Laweyan

: Teguh Wiyono

j) Ketua Ranting Banjarsari

: Sjatam Hadibroto k) Ketua Ranting Pasar Kliwon : Suparjoso l) Ketua Ranting Jebres

:Sakino Atmowiryono

m) Ketua Ranting Serengan

: Sarjoko

b. Kantor Administrasi Veteran Cadangan (Kanminvetcad) IV/35 Surakarta

Kantor Administrasi Veteran Cadangan disingkat Kaminvetcad adalah unsur pelaksana Babinminvetcaddam yang berkedudukan dibawah Kababinvetcaddam. Kaminvetcad dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkata Darat No: Kep/20/II/1986 tentang Organisasi dan Tugas Kantor Administrasi Veteran RI dan Cadangan TNI.

Berdasar Pasal 2 Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkata Darat No: Kep/20/II/1986 Kaminvetcad mempunyai tugas pokok

Ranting Pasar Kliwon Kliwon

Ranting Jebres Ranting Serengan

commit to user

TNI yang meliputi pencatatan, penerimaan, registrasi dan penyaringan calon Veteran RI dan Cadangan TNI, di wilayah Korem/Kodim

Sedangkan Fungsi Kaminvetcad berdasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:

1) Pengurusan Veteran RI diwilayahnya, meliputi segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang berkaitan/berkenaan dengan pengurusan administrasi, pencatatan, pengumpulan dan pengolahan data Veteran RI diwilayahnya.

2) Pengurusan cadangan TNI diwilayahnya, meliputi segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pengurusan administrasi, pencatatan, pengumpulan dan pengolahan data cadangan TNI diwilayahnya.

3) Registrasi dan penyaringan, meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaaan dengan penerimaan pendaftaran calon, registrasi, penyaringan calon Veteran RI dan cadangan TNI di wilayahnya.

Susunan Organisasi Kaminvetcad meliputi:

1) Unsur Pimpinan Kepala Kaminvetcad, disingkat Kakaminvetcad.

2) Unsur Staf Pelaksana:

a) Kelompok Tata Usaha dan Kelompok Dalam, disingkat Poktuud

b) Urusan Veteran RI, disingkat Urvet

c) Urusan Cadangan TNI, disingkat Urcad

d) Urusan Registrasi dan Penyaringan, disingkat Urregring

c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta

Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta dibentuk berasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 9 tahun 2008 tentang Panjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Sekretariat Daerah

commit to user

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Tugas Pokok Menyusun

perumusan

kebijakan

pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan pemerintah daerah di bidang pengendalian administrasi kesejahteraan, agama, pendidikan dan kebudayaan, dan olahraga.

2) Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bagian administrasi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi antara lain:

a) Perumusan kebijakan pemerintahan daerah di bidang Administrasi Kesejahteraan rakyat;

b) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah di bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat;

c) Pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat

d) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat;

e) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaaan kebijakan pemerintah daerah di bidang Administrasi Kesejateraan Rakyat;

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Struktur Organisasi

commit to user

Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Administrasi Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta

Keterangan:

a) Kepala bagian administrasi Kesra: Dicky Sigit.H.SH.MM

b) Kepala subbag kesejahteraan

: Nurul Umam S. SH

c) Kepala subbagagpendkeb

: Drs. Wahyono M.Pd

d) Kepala subbag pemuda dan OR : Drs. Sutarjo MM

e) Staf

: (1) Joko W. SH

(2) Latief Nurbana SE (3) Anita Damayanti SH (4) Agustin (5) Umar Rustini (6) Eni Kuswanti SE MM (7) Taufik Ariyanto SE (8) Joko Sutiayanto SE (9) Tunjung Angentasi

(10) Suharni SE (11) Sri Maharani

Kepala bagian administrasi Kesra

Kepala sub bagian pemuda dan olah raga

Kepala sub bagian agama, pendidikan

dan kebudayaan

Kepala sub

bagian kesejahteraan

Staf

Staf

Staf

commit to user

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah intansi yang mengurusi masalah sosial, tenga kerja dan trnsmigasi yang dulu bernama Depnaker. Dalam mengurusi masalah Kesejahteraan Rakyat Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan tugas kepada seksi kesejahteraan yang salah satu tugasnya yaitu menjadi fasilitator Para Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta.

Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan keluarga Pahlawan Nasional, Perintis Kemerdekaan Janda Perintis Kemerdekaan dan untuk meningkatkan kesejahteraan Ahli Waris Pahlawan Nasional dan Perintis Kemerdekaan, Seksi Kesejahteraan mempunyai beberapa program, antara lain:

1) Bantuan Penghargaan dan Kesehatan kepada Ahli Waris Pahlawan Nasional

2) Bantuan sosial kepada Perintis Kemerdekaan

3) Bantuan Kesehatan kepada Perintis Kemerdekaan dan Janda Perintis Kemerdekaan

4) Koordinasi penerima bantuan sosial Perintis Kemerdekaan dan Janda Perintis Kemerdekaan melalui kerjasama

5) Kementerian Sosial dan PT. Pos Indonesia (persero)

6) Ramah Tamah dengan Perintis Kemerdekaan/Janda Perintis Kemerdekaan dalam rangka HUT RI 17 Agustus gram, antara lain:

7) Ramah tamah dengan Keluarga Pahlawan Nasional dalam rangka peringgatan Hari Pahlawan 10 November

8) Anjangsana kepada Keluarga Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan

9) Bantuan Perumahan/Bantuan Perbaikan Rumah bagi Keluarga Pahlawan Nasional, Perintis Kemedekaan/Janda Perintis Kemerdekaan.

commit to user

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Mewujudkan Tanggung Jawab Negara untuk Mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan

Republik Indonesia di Surakarta

Peranan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat diatur dalam UUD

pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama

-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang K

kesejahteraan rakyat merupakan tanggung jawab negara. Kesejahteraan tersebut meliputi kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan dalam fungsi sosial. Sesuai dengan pengertian kesejahteraan menurut Undang-undang

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta dalam penyelenggaraan kesejahteraan terutama kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta, akan peneliti ulas tentang peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang baik kesejahteraan material, spiritual maupun kesejahteraan dalam fungsi sosial. Kesejahteraan Veteran Pejuang tersebut adalah sebagai berikut:

a) Kesejahteraan Material

Kesejahteraan material adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material seseorang yaitu kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba, dilihat, dan mempunyai bentuk. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal mewujudkan kesejahteraan material Veteran Pejuang, maka akan dibahas bantuan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran terlebih dahulu. Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan bantuan material

commit to user

satunya Organisasi yang menaungi Veteran. Bantuan tersebut berupa Dana Hibah yang diberikan rutin tiap tahunnya. Bantuan dana hibah tersebut berasal dari APBD Kota Surakarta. Data tentang dana hibah yang telah di berikan Pemerintah Kota Surakarta kepada beberapa Organisasi/Instansi sebagai berikut: Tabel 6. Daftar Bantuan Dana Hibah Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011 berdasarkan APBD Kota Surakarta.

No.

Nama Instansi/Organisasi

Dana Hibah/Tahun

3 DHC Angkatan 45

5 Dinsos/Janda Perintis Kemerdekaan

Rp. 40.000.000 Sumber: Kantor Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Dari data tersebut terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan dana hibah sebesar Rp. 15.000.000 dari APBD Kota Surakarta kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surakarta pada setiap tahunnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk keberlangsungan LVRI dalam berbagai kegiatannya.

Berikut ini hasil wawancara pemberian bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada LVRI dengan Drs. Wahyono, M.Pd: Kami memberikan bantuan kepada veteran berupa dana hibah yang

berwujud uang sebesar Rp. 15.000.000 untuk setiap tahunnya yang kami berikan dalam 2 termin. Karena disini bila lebih dari 10 juta harus diberikan berkala (Wawancara: Senin, 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

commit to user

bila dilihat besarnya bantuan itu mempunyai selisih sangat jauh bila

32.000.000 sedangkan Janda Perintis Kemerdekaan mendapat Rp. 40.000.000. Dalam pengoperasian dana tersebut antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan juga sangat berbeda jauh. Untuk mengetahui lebih rinci peneliti sajikan dalam tabel berikut: Tabel 7. Perbedaan Pengoperasian Dana Hibah Antara Veteran Pejuang dan

Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia. No. Pembeda

Veteran

Janda Perintis Kemerdekaan

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surakarta

Dinas Sosial

operasi LVRI dan diberikan untuk 5 ranting masing- masing

mendapat

Rp.

1250.000 tiap tahun yang akhirnya digunakan ranting untuk biaya operasionalnya

Semua dibagi 7orang janda perintis Kemerdekaan

Dari tabel diatas terlihat adanya ketimpangan yang jauh antara Veteran Pejuang Kemerdekaan dan Janda Perintis Kemerdekaan.

Adanya perbedaan yang cukup besar antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan karena hal itu tergantung dari instansi yang membawahi yang mengajukan dana tersebut. Kalau para Janda Perintis Kemerdekaan kan dibawah Dinas Sosial jadi mungkin lebih bisa terorganisir dalam pembuatan proposal pengajuan dana.

(Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. Wahyono, M.Pd pada tanggal 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

commit to user

dengan Janda Perintis Kemerdekaan adalah pada instansi/organisasi yang menaungi dalam pembuatan proposal pengajuan. Proses dalam mendapatkan dana hibah Rp. 15.000.000 tersebut pada awalnya organisasi LVRI mengajukan proposal kepada Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta. Dalam proposal pengajuan tersebut dicantumkan pula estimasi dana yang telah dibuat oleh LVRI. Kemudian Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dengan dibantu Kepala sub bagian kesejahteraan rakyat, Kepala sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Sub Bagian Pemuda dan Olahraga menyeleksi proposal pengajuan dengan melakukan verifikasi, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data- data yang diajukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta apakah organisasi tersebut berhak mendapatkan bantuan. Setelah proposal disetujui dengan jumlah nominal yang telah ditentukan Kepala Bagian Kesejahteraan rakyat, kemudian dana tersebut dicairkan melalui DPPKA(Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset) Kota Surakarta yang diambil dari pos belanja tidak langsung yaitu belanja hibah APBD tahun 2011.

Berdasar tata cara mendapatkan bantuan dana hibah tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya dana hibah sangat tergantung pada organisasi dalam pembuatan proposal pengajuan. Bila organisasi yang membawahi Janda Perintis Kemerdekaan langsung dibawah Dinas Sosial sedangkan Veteran Pejuang berada dibawah Organisasi LVRI berdasar Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15 yang berbunyi

Setiap Veteran Republik Indonesia berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi massa . Sejak diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun 1967 Tantang Veteran Republik Indonesia maka Veteran otomatis menjadi anggota LVRI. Sebelum dikeluarkan Undang-undang No.7 Tahun 1967 Veteran dibawah Dinas Sosial.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto:

commit to user

keluar Undang-undang No.7 Tahun 1967 maka Veteran mempunyai organisasi (Wawancara: Selasa, 10 Mei 2011 Pukul 10.00 WIB) Dari keterangan Narasumber diatas menyebutkan bahwa sebelum keluar Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Veteran berada dibawah naungan Dinas Sosial dan setelah keluar Undang-undang No 7 Tahun 1967 mempunyai organisasi sendiri yaitu LVRI.

tersebut sangat mempengaruhi jumlah dana hibah yang diterima veteran. Hal ini disebabkan karena potensi fisik yang dimiliki kedua organisasi tersebut juga berbeda. Jika Dinas Sosial mempunyai struktur organisasi dengan personil yang masih muda, pendidikan pengurus minimal sarjana, mobilitasnya masih bagus sehingga pemikirannya masih segar untuk dapat mengelola organisasi dengan baik dan dalam pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota Surakarta sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Janda Perintis Kemerdekaan. Sedangkan LVRI Kota Surakarta mempunyai struktur organisasi yang sebagian besar pengurus dari Veteran Pejuang sendiri yang rata-rata umurnya 85 tahun sehingga kemampuan fisiknya sudah menurun untuk mengembangkan organisasi dan dalam pembuatan pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota Surakarta masih kurang.

Meskipun bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta cukup banyak setiap tahunnya namun masih belum dapat memenuhi untuk memenuhi kebutuhan LVRI apalagi untuk menunjang Kesejahteraan Veteran.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto: Kami mendapat dana hibah dari Pemerintah Kota Surakarta Rp.

15.000.000 untuk setiap tahunnya diangsur 2 kali. Dana tersebut kami berikan kepada 5 ranting masing-masing ranting mendapat dana Rp. 1.500.000 juga kami angsur 2 kali, sehingga masih tersisa Rp. 7.500.000 kami gunakan untuk biaya operasional termasuk biaya transportasi bila ada undangan rapat dibeberapa tempat juga untuk mengaji pegawai yang bila dihitung masih kurang. Kalau kami menarik iuran dari anggota juga tidak mungkin. Untuk keperluan rapat saja kami dengan biaya sendiri.

commit to user

Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan organisasi LVRI pengurus sangat bergantung kepada pemerintah Kota Surakarta, karena adanya ketidakmungkinan untuk menarik iuran dari anggota yang masih banyak yang hidup dalam kekurangan. Sedangkan bantuan Hibah yang sampai ke Ranting dalam tiap Kecamatan digunakan untuk pembiayaan sarana dan prasarana markas ranting. Sedang untuk kegiatannya seperti pertemuan rutin Veteran iuran lagi, seperti yang dikemukakan dalam hasil wawancara dengan Bpk. Sugiarso salah satu pengurus Ranting Pasar Kliwon:

Bantuan dari Markas Cabang sebesar Rp. 1.500.000 tersebut kami gunakan untuk pembiayaan sarana dan prasarana di ranting sini sedang untuk kegiatan yang kami adakan rutin tiap bulan sekali kami terpaksa menarik iuran dari anggota veteran (Wawancara: Sabtu, 9 Juli 2011 Pukul 10.30 WIB)

Dari hasil petikan wawancara dengan pengurus ranting di kecamatan diatas terlihat bahwa bantuan Dana Hibah hanya bisa dipergunakan untuk merawat sarana dan prasarana di ranting. Sedangkan untuk sampai pada Veteran agar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan belum dapat tercapai.

Sebenarnya Pemerintah Kota Surakarta sudah mengetahui bahwa dana hibah yang diperuntukkan LVRI hanya sampai pada operasional saja. Hal ini terungkap dari wawancara dengan Drs. Wahyono M.Pd:

Setiap tahunya dari setiap organisasi yang mendapat bantuan dana hibah juga memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Kota Surakarta, termasuk LVRI. Hal ini dimaksudkan agar Permerintah Kota Surakarta mengetahui apakah dana tersebut sudah digunakan sebagai mana mestinya atau belum. Sejauh ini kami juga mengetahui bahwa dana hibah yang kami berikan kepada LVRI hanya sampai pada biaya operasionalnya saja dan belum sampai pada anggota, namun kami hanya memberikan motivasi melalui dana hibah agar organisasi tersebut tetap berjalan dan terserah organisasi yang mengelola. (Wawancara: Kamis, 8 September 2011 Pukul 09.00 WIB)

commit to user

Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya sudah mengetahui bahwa dana hibah yang diberikan kepada LVRI hanya dapat digunakan untuk operasional organisasi saja, namun Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat belum melakukan suatu tindakan agar bantuan tersebut dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang.

Selain dana hibah tersebut Pemerintah Kota Surakarta belum memberikan bantuan yang lain kepada Veteran pada umumnya dan Veteran Pejuang Kemerdekaan pada khususnya.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk. Drs. Wahyono, M.Pd dalam wawancara sebagai berikut: Menurut data laporan setahu saya selain Dana Hibah selama ini belum ada bantuan yang lain. Karena melalui dana hibah tersebut sudah cukup untuk m

(Wawancara: Senin, 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

Pernyataan narasumber diatas sejalan dengan pernyataan salah satu Veteran Pejuang kemerdekaan Bpk Tumin Atmowinoto dalam wawancara sebagai berikut:

Saya hanya mendapat tunjangan tiap bulan itu saja, bahkan dana kehormatan saya juga belum turun. Kalau untuk pengurusan perpanjangan saya membayar uang Rp. 60.000 untuk perpanjangan Rp 30.000 dan yang Rp 30.000 sisanya untuk biaya pertemuan rutin tiap 1 bulan. (Wawancara: Sabtu16 Juli 2011 Pukul 19.00 WIB)

Dari hasil penelitian dengan Veteran Pejuang diatas terlihat bahwa bantuan dari pemerintah belum bisa sampai kepada Veteran untuk meningkatkan kesejahteraan materialnya. Padahal bila dibandingkan dengan Para Janda Perintis Kemerdekaan yang di naungi Dinas Sosial, mereka tiap tahun mendapatkan bantuan Dana Hibah sebesar Rp. 5.000.000. Selain itu Janda Veteran juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi seperti yang dikemukakan salah satu Janda Perintis Kemerdekaan Ibu Sumirah dalam wawancara sebagai berikut:

commit to user

bertemu pak Gubernur dan diberi baju. Tanggal 18 Agustus kemarin saya juga mendapat Rp. 5.000.000 . (Wawancara: Jumat, 8 Juli 2011 Pukul 09.00 WIB)

Selain bantuan dana hibah tersebut Para Janda Perintis juga dijanjikan bantuan rumah bagi yang belum mempunyai rumah. Meski bantuan tersebut belum terealisasi namun dari Dinas Sosial tetap akan mengusahakan seperti pernyataan Bpk. Slamet Staf Dinas Sosial yang mengurusi Janda Perintis Kemerdekaan dalam wawancara sebagai berikut:

Karena pemerintah mempunyai program baru kepada janda perintis Kemerdekaan yang belum mempunyai rumah yaitu dengan memberikan rumah yang layak, maka Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengusahakan agar rencana tersebut segera terealisasi yaitu dengan membuat proposal kepada pemerintah. Namun sampai sekarang program tersebut belum juga terlaksana, kami dari dinas tetap akan mengusahakan agar Janda Perintis Kemerdekaan tersebut segera mendapat rumah dan dapat hidup dengan layak.

(Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas terlihat bahwa Janda Perintis Kemerdekaan lebih diperhatikan Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Sosial yang lebih terorganisir melaui beberapa program yang dimiliki Dinas Sosial kepada Janda Perintis Kemerdekaan.

Dari beberapa uraian dan hasil wawancara diatas diperoleh hasil tentang pemenuhan kebutuhan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran Pejuang yaitu meski sudah ada bantuan berupa dana hibah tetapi masih ada ketimpangan yang terlihat jelas antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan di Kota Surakarta yang disebabkan karena lembaga yang mengurusi berbeda. Perbedaan kepengurusan tersebut mengakibatkan dana hibah yang diberikan kepada LVRI lebih sedikit dikarenakan pengurus LVRI dalam pengajuan dana belum dapat memperhitungkan alokasi dana sehingga kesejahteraan Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan tersebut. Dan membuktikan bahwa Pemerintah Kota masih kurang memperhatikan kesejahteraan material Para Veteran Pejuang Kemerdekaan

commit to user

Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

b. Kesejahteraan Spiritual

Seperti yang telah dikemukakan bahwa kesejahteraan selain dari segi material juga kesejahteraan spiritual. Kesejahteraan spiritual adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material seseorang yaitu kebutuhan akan benda yang tidak berwujud. Kebutuhan ini tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dalam hati. Namun dalam hal kesejahteraan spiritual belum pernah ada langkah nyata dari Pemerintah Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta dalam hal spiritual memberikan kegiatan hanya secara global tidak dikhususkan kepada Veteran atau pada kelompok yang lain. Misalnya pada bulan Ramadhan diadakan Taraweh keliling dan pembagian zakat fitrah dari Pemerintah Kota Surakarta. Seperti pernyataan dari Bpk Drs. Wahyono, M.Pd Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta dalam wawancara sebagai berikut:

Pemerintah Kota Surakarta dalam hal mensejahterakan Veteran Pejuang dari segi spiritualnya tidak dikhususkan kepada Veteran atau kepada kelompok lain, kami mengadakan kegiatan hanya secara global. Kegiatan tersebut seperti Taraweh keliling ke Masjid yang ditunjuk yang dihadiri oleh Walikota Surakarta atau diwakili Pejabat Pemerintah Kota Surakarta yang lain. Juga pada hari menjelang Lebaran juga memberikan zakat fitrah kepada masyarakat Kota Surakarta.

(Wawancara: Kamis, 8 Sptember 2011 Pukul 09.00 WIB) Dari pernyataan narasumber diatas terungkap bahwa Pemerintah Kota

Surakarta belum mempunyai kegiatan kerohanian yang ditujukan kepada Veteran Pejuang. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari 7 orang Veteran Pejuang yang semuanya menjawab bahwa belum ada kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta yang bekaitan dengan Kerohanian

commit to user

wawancara dengan Bpk. Slamet sebagai berikut:

(Wawancara: Senin, 25 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB) Selain kegiatan tersebut dari Pemerintah Kota Surakarta tidak

mempunyai lagi kegiatan yang berkaitan dengan spiritual hal ini dikarenakan memang Pemerintah Kota Surakarta belum mempunyai program lain yang dapat menunjang kegiatan warganya. Sehingga Dari hasil wawancara dengan Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta dan Veteran Pejuang tersebut membuktikan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran Pejuang Surakarta belum terwujud, karena untuk pemenuhan kebutuhan spiritual diserahkan sepenuhnya kepada tiap individu sedang Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat hanya mempunyai agenda yang bersifat rutinitas dan baru menyentuh masyarakat mayoritas saja.

c. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Dalam mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang dalam hal sosialnya Pemerintah Kota Surakarta mengadakan kegiatan seperti Upacara Peringatan Pertempuran

4 Hari di Solo yang melibatkan Para Pelaku Sejarah termasuk Para Veteran Pejuang namun terbatas hanya pengurus saja. Foto Kegiatan Upacara tersebut dapat dilihat di lampiran 3.

Selain kegiatan tersebut Pemerintah Kota juga mengundang Veteran dalam Ulang tahun Pemerintah Kota. Seperti pernyataan dari Bpk. Sjatam Hadibroto Ketua LVRI dalam wawancara sebagai berikut:

Kegiatan yang kami lakukan rutin hanya pada saat ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta itupun kalau mendapat undangan dan

commit to user

Tahun Kemerdekaan RI di Stadion Maladi Sriwedari untuk Veteran yang masih mampu mengikuti.

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB) Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta

sudah memperhatikan Veteran dengan melibatkan dalam kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta, namun kegiatan tersebut kebanyakan hanya melibatkan Pengurus LVRI saja.

Sedangkan untuk Para Janda Perintis Kemerdekaan, Pemerintah Kota mempunyai agenda rutin untuk mengadakan anjangsana dirumah salah satu Janda Perintis Kemerdekaan.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk. Slamet dari Dinas Sosial dalam wawancara sebagai berikut: Kegiatan Janda Perintis Kemerdekaan tersebut berupa anjangsana

yang dilakukan seetiap tahunnya. Anjangsana adalah kegiatan yang diselenggarakan pemerintah kota untuk tetap menjalin silaturahmi dengan Veteran Perintis kemerdekaan meski para Perintis Kemerdekaan sudah tiada namun kegiatan tersebut tetap dilakukan bersama Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang masih hidup. Anjangsana dilakukan dengan mengadakan pertemuan antar Janda Veteran Perintis Kemerdekaan dengan Pemerintah Kota Surakarta yang setiap tahunnya bergilir dari rumah Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang satu kerumah yang lain. Untuk biaya penyelenggaraanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan bila acara telah usai masing-masing Janda Veteran Perintis Kemerdekaan diberikan taliasih biasanya berupa parcel buah atau yang lainnya.

( Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB) Dari keterangan narasumber diatas memperlihatkan bahwa peran

organisasi sangat penting sekali dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya. Terbukti dari Dinas Sosial mengadakan kegiatan anjangsana dengan Pemerintah Kota Surakarta, kegiatan anjangsana tersebut dapat terlaksana karena dari Dinas Sosial mempunyai

commit to user

Dinas Sosial mengajukan rencana kegiatan kemudian dari Pemerintah Kota Surakarta menyetujui kegiatan tersebut. Dari uraian tersebut memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta hanya menunggu organisasi mengajukan rencana kegiatan tidak mempunyai inisiatif kegiatan sendiri.

Menurut Drs. Wahyono M.Pd perbedaan kegiatan tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini hanya bersifat pasif saja tergantung masing-masing organisasi yang menyelenggarakan kegiatan. Hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut:

Setiap kegiatan yang diselenggarakan diluar program kami Pemerintah Kota Surakarta hanya mengikuti saja. Jadi untuk kegiatan yang bersifat momentum seperti kegiatan seperti pada peringatan pertempuran empat hari di Solo kemarin dari Pemerintah Kota Surakarta memfasilitasi kegiatan tersebut yang juga melibatkan Veteran. (Wawancara: Kamis, 8 September 2011 Pukul 09.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta belum dapat menyelenggarakan program kegiatan sendiri dan hanya menunggu bila ada organisasi yang mengajukan kegiatan. Padahal, bila dilihat tidak semua organisasi mempunyai kapasitas untuk menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan seperti organisasi LVRI.

Berdasarkan hasil-hasil temuan dan berdasarkan indikator yang digunakan untuk mengukur bagaimana peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Surakarta diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta dalam mensejahterakan Veteran Pejuang di Kota Surakarta memiliki peranan yang kurang maksimal. Kurang maksimalnya peranan pemerintah tersebut dapat ditunjukkan dari hal berikut ini:

1) Kesejahteraan Material: Pemerintah Kota Surakarta masih kurang memperhatikan kesejahteraan material Veteran Pejuang, karena satu- satunya bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran yang

commit to user

menyentuh kesejahteraan Veteran Pejuang pribadi. Dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya mengetahui bahwa bantuan tersebt belum sampai ke tiap individu Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

2) Kesejahteraan Spiritual: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan spiritual Veteran Pejuang belum pernah ada. Kegiatan yang diselenggarakan hanya secara global kepada Warga Kota Surakarta saja.

3) Kesejahteraan Sosial: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang, hanya sebatas menunggu bila ada kegiatan yang diselenggarakan Veteran yang memerlukan keterlibatan Pemerintah Kota Surakarta saja.

2. Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan

anggotanya

Pada prinsipnya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) adalah

Organisasi satu-satunya menghimpun para Veteran, baik Veteran Pejuang, Veteran Pembela, maupun Para Janda Veteran. LVRI berdiri berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15

anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya

Legiun Veteran Republik Indonesia sebagai satu-

satunya organisasi yang menghimpun massa Veteran mempunyai 3 tujuan yaitu:

d) Untuk membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan NKRI Berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

e) Mewujudkan kesejahteraan rakyat dibidang sosial ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI,

f) Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945, LVRI didirikan juga untuk ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian dunia

commit to user

LVRI Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya sesuai dengan tujuan yang kedua yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran.

organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya dalam usaha

efektivitas dapat menggunakan pendekatan menurut tujuan, yang dikemukakan James L. Gibson dkk (1985:28) yang menya tujuan: Pendekatan ini menekankan pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria

melihat bagaimana organisasi tersebut memberdayakan sumberdaya yang ada sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Selain menggunakan pendekatan menurut tujuan untuk mengukur efektivitas suatu organisasi dapat pula menggunakan pendekatan teori sistem. Pendekatan teori sistem menurut James L. Gibson dkk (1 paling sederhana, organisasi mengambil sumber daya masukan dari sistem yang lebih luas (lingkungan), sumber daya ini di prosess, dan keluar dalam bentuk yang diubah(keluaran). Senada dengan pernyataan tersebut menurut E. Mulyasa

siklus input-proses-output, tidak hanya output atau hasil, serta harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan lingkungan se efektivitas Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta terhadap peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang di Kota Surakarta, peneliti mempertimbangkan antara input yang didapatkan LVRI, proses yang berlangsung di LVRI serta output atau dampak dari input dan proses tersebut yang disesuaikan dengan tujuan LVRI yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.. Sehingga untuk mengukur efektivitas LVRI Kota Surakarta terhadap kesejahteraan Veteran Pejuang melalui tahapan berikut ini:

commit to user

Membicarakan input/masukan dalam hal meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia melalui Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) tidak luput dari peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam membantu keberlangsungan hidup LVRI Kota Surakarta yang salah satunya melalui dana hibah yang telah diberikan serta kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta yang melibatkan LVRI dan Veteran. Selain bantuan dari pemerintah, input yang dimaksud adalah fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki LVRI.

Kantor Cabang LVRI Kota Surakarta berada diatas tanah milik pribadi yang hanya berada dalam 1 ruangan luasnya 18

sedangkan inventaris yang ada di LVRI Cabang adalah sebagai berikut:

1) 4 meja kerja pengurus

2) 4 kursi kerja pengurus

3) Meja dan kursi sudut untuk menerima tamu

4) 1 buah almari untuk menyimpan arsip

5) White board sebagai papan informasi jumlah Veteran Pejuang, Veteran Pembela dan Janda Veteran yang ada di Kota Solo

6) Kertas Struktur Organisasi LVRI

7) Foto Kegiatan LVRI Dengan melihat beberapa inventaris yang dimiliki LVRI Kota Surakarta diatas terlihat bahwa fasilitas dan perlengkapan yang ada masih kurang memadai untuk mendukung terselenggaranya beberapa kegiatan. Misalnya, aula sebagai tempat pertemuan yang bisa dijadikan tempat untuk menampung bila ada kegiatan LVRI belum ada. Sedangkan kantor LVRI yang ada di ranting juga atas swadaya pengurus sendiri, ada yang berada disalah satu ruangan rumah pengurus namun ada juga yang mempunyai kantor yang justru memadai jika dibanding dengan Kantor Cabang.

Bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta dan kondisi fasilitas serta perlengkapan yang dimiliki LVRI diharapkan dapat menunjang kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang namun melihat kondisi yang

commit to user

dapat terhambat dengan kondisi tersebut.

b. Proses

Setelah ada input yang dimiliki LVRI maka selanjutnya dapat dibahas tentang bagaimana prosesnya untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang di Kota Surakarta . Jumlah Veteran Pejuang di Surakarta sebanyak 113 orang, belum termasukVeteran Pembela dan Janda Veteran. Untuk mengurusi Veteran Pejuang yang masih cukup banyak tersebut, dalam kepengurusannya LVRI mempunyai satu seksi yang mengurusi kesejahteraan anggota yaitu Kabag Kesejahteraan Anggota.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu (purn) Sjatam Hadibroto: Sebenarnya ada sie yang mengurusi kesejahteraan anggota namanya

Kabag Kesejahteraan Anggota tetapi sekarang ini tidak dapat berjalan dengan maksimal karena tidak ada dana yang mencukupi untuk menunjang kegiatan keanggotaan. Disamping itu terbentur juga dengan usia anggota Veteran Pejuang sendiri yang sudah tidak memungkinkan untuk diadakan kegiatan yang menunjang

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB) Dari hasil wawancara diatas sebenarnya LVRI sudah mempunyai

suatu seksi yang mengurusi masalah kesejahteraan anggota. Namun pada kenyataannya tugas dari Seksi Kesejahteraan itu hanya sebagai pengantar bila ada undangan dari Kantor Cabang Surakarta ke tiap Kantor Ranting di Kecamatan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kabag Kesejahteraan LVRI Kota Surakarta Bpk. Slamet dalam wawancara sebagai berikut:

yang ditujukan kepada tiap- (Wawancara: Senin, 25 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB)

Dari pernyataan Kabag Kesejahteraan Anggota di atas terlihat bahwa dalam pelaksanaan tugas meningkatkan kesejahteraan Anggota Veteran masih

commit to user

didominasi oleh Veteran Pejuang Kemerdekaan sendiri sehingga dengan usia yang rata-rata 85 tahun untuk melaksanakan tugas tersebut tidak memungkinkan lagi. Dalam kepengurusan LVRI hanya terdapat 1 orang pengurus yang bukan dari Veteran tetapi dari Pemuda Panca Marga (PPM) yaitu perkumpulan anak Veteran yang tergabung dalam sebuah organisasi yang dinamakan Pemuda Panca Marga disingkat PPM. Satu orang pengurus tersebut diperbantukan dengan diberi gaji perbulannya Rp. 350.000 yang tugasnya sebagai Bendahara di LVRI. Sehingga untuk mengadakan kegiatan yang menunjang untuk kesejahteraan Veteran belum dapat tercapai dengan maksimal.

Karena keterbatasan dana yang kami miliki kami menyerahkan setiap kegiatan kepada pengurus ranting pada masing-masing kecamatan karena diranting lebih dekat aksesnya dengan tempat tinggal Veteran. Dari masing-masing ranting mengadakan arisan rutin yang biasanya diadakan setiap bulan sekali yaitu pada minggu kedua ada yang tiap tanggal 10 ada juga yang tiap tanggal 11 namun ada juga yang tidak mengadakan kegiatan satupun disamping kurangnya dana untuk melakukan kegiatan tersebut juga kurangnya sumberdaya manusia karena baik pengurus maupun anggota sudah tidak sanggup lagi untuk mengurusi hal tersebut. Jadi kami sebenarnya memerlukan sukarelawan yang mau membantu memajukan kesejahteraan anggota. Sebenarnya kami juga mendapat bantuan tenaga dari Pemuda Panca Marga yaitu anak-anak dari Veteran yang masih hidup maupun yang sudah meninggal yang tergabung dalam Pemuda Panca Marga (PPM) namun saya rasa masih kurang (Hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto pada tanggal

30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB).

Berdasarkan hasil penelitian diatas terlihat bahwa selain faktor kurangnya pendanaan juga masih kurangnya sumber daya manusia yang membantu Para Veteran Pejuang. Sehingga kegiatan LVRI rutin hanya Upacara dan Tabur bunga pada saat Ulang Tahun LVRI, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Peringgatan Empat Hari di Solo serta pada saat Ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta. Dari semua kegiatan diatas tidak semua

commit to user

Surakarta dan Peringatan Pertempuran Empat Hari di Solo hanya pengurus LVRI saja yang ikut.

Setiap tahunnya Veteran Pejuang harus melakukan perpanjangan tunjangan Veteran (tuvet) hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah Veteran yang bersangkutan masih hidup. Sehingga bila Veteran tidak melakukan perpanjangan maka tunjangan Veteran dapat dihentikan karena dianggap Veteran yang bersangkutan telah meninggal dunia. Dalam pengurusan perpanjangan tunjangan Veteran melibatkan ranting, cabang dan Kaminvetcad. Hal ini seperti yang dikemukakan Kepala Urusan Veteran Drs. Supardi dalam wawancara sebagai berikut:

rpanjangan dimaksudkan untuk mengetahui apakah veteran tersebut masih

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas di ketemukan bahwa tujuan diadakannya perpanjangan oleh Veteran setiap bulannya adalah agar mengetahui apakah Veteran yang bersangkutan tersebut masih hidup.

Sedangkan untuk cara perpanjangan lebih lanjut Drs. Supardi mengemukakan dalam wawancara sebagai berikut:

-mula berkas dikumpulkan melalui Ranting ke Markas Cabang dari Markas Cabang lalu dikirimkan ke Kantor Administrasi Veteran IV/35 Surakarta diteruskan ke Babinminvetcaddam IV diponegoro dan

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB) Selain membantu dalam mengurus perpanjangan tunjangan Veteran,

LVRI melalui ranting juga membantu dalam pencairan Dana Kehormatan. Dana Kehormatan adalah bantuan dari Presiden Republik Indonesia untuk menghormati jasa Para Veteran baik Veteran Pejuang, Veteran Pembela, Veteran Non Tunjangan maupun Veteran Anumerta melalui ahli warisnya. Besarnya Dana Kehormatan antara beberapa Veteran diatas berbeda-beda, Veteran Pejuang mendapatkan Dana Kehormatan Rp. 250.000 setiap bulannya.

commit to user

tunjangan Veteran maupun non tunjangan Veteran dapat dilihat di lampiran 10.

c. Output

Setelah Peneliti bahas mengenai bagaimana input yang didapat oleh LVRI Surakarta dan proses dalam penanganan Veteran Pejuang di Surakarta dalam hal kesejahteraannya lebih lanjut akan Peneliti bahas mengenai output dari hasil input dan proses tersebut.

Sesuai dengan tujuan Organisasi LVRI adalah salah satunya untuk mensejahterakan anggotanya maka akan dibahas apakah segala proses dari peranan yang telah dilakukan oleh LVRI Surakarta sudah efektif dalam mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan di Surakarta.

Untuk mengetahui apakah Veteran Pejuang Kemerdekaan sudah sejahtera atau belum, sesuai dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

Berdasarkan hal tersebut maka perlunya diketahui tentang ketiga kebutuhan tersebut apakah sudah tercukupi oleh Veteran Pejuang, dan apakah LVRI sudah berperan dalam pencapaian tersebut.

Dalam menentukan kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari BKKBN untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga. Indikator tersebut sebagai berikut: Tabel 8. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

No .

Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera

Kriteria Keluarga Sejahtera

1 Makan dua kali sehari atau lebih Keluarga Sejahtera I

commit to user

memenuhi satu atau lebih dari 5 indikator KS I maka termasuk ke dalam Keluarga Prasejahtera

3 Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik

4 Bila ada keluarga yang sakit dibawa kesarana kesehatan

5 Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah

6 Melaksanakan Ibadah agama dan kepercayaan masing masing

Keluarga Sejahtera II Jika tidak dapat

memenuhi satu atau lebih dari 7 indikator KS II maka termasuk ke dalam Keluarga Sejahtera I

7 Paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur

8 Memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun

9 10 Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah

10 Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat

11 Ada anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan

12 Seluruh anggota keluarga umur 10 60 th bisa baca tulisan latin

13 Keluarga berupaya meningkatkan Keluarga Sejahtera III

commit to user

memenuhi satu atau lebih dari 5 indikator KS III maka termasuk ke dalam Keluarga sejahtera