ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
5.1 Analisa Peruangann
5.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan pada perencanaan wadah 3E ( education, entertainment, and expression ) bagi Remaja ialah :
Remaja Remaja merupakan target pengguna pada bangunan ini yamg paling utama, karena wadah ini direncanakan sebagai tempat aktifitas bagi remaja. Remaja disini dibagi menjadi kedalam 2 jenis, yaitu individu dan kelompok/ komunitas. o Individu
Yang dimaksud disini ialah remaja yang datang ke wadah ini seorang diri untuk melakukan beberapa kegiatan.
o Kelompok/ Komunitas
Yang dimaksudkan ialah remaja yang datang dengan kelompok teman sebaya atau komunitas mereka untuk melakukan aktifitas di wadah ini.
Pengunjung lainnya Yang dimaksud ke dalam kategori pengunjung lainnya ialah mereka yang tidak masuk ke dalam ketegori remaja. Mereka yang masuk ke dalam kategori pengunjung lainnya ialah kelompok umur anak-anak, dewasa, dan orang tua. Wadah 3E ini direncanakan dengan pendekatan dari psikologi perkembangan pada remaja namun tidak menutup kemungkinan bagi kelompok umur lainnya untuk berkunjung ke wadah ini.
Pengelola Yang dimaksudkan pengelola ialah orang-orang yang bertanggung jawab dalam pengoprasian ruang 3E bagi remaja ini. Berdasarkan aktifitasnya pengelola dibedakan menjadi 4, yaitu diantaranya : o Administrasi o Perawatan o Operasional o Keamanan dan parkir
5.1.2 Analisa Jenis Kegiatan Untuk data tentang kegiatan pada pelaku utama di dapat dari aktifitas remaja yang di dasari oleh minat remaja itu sendiri yang telah dibahas pada tinjauan tentang remaja. Disini jenis kegiatan pada remaja dikelompokan menjadi 3, yaitu kelompok kegiatan education, entertainment, dan expression.
a. Kelompok kegiatan education ( pendidikan )
Melakukan diskusi-diskusi antar kelompok teman belajar ataupun diskusi antar komunitas. Melakukan kegiatan membaca. Membaca merupakan salah satu metode di dalam pembelajaran. Bahan bacaaan yang ada juga dapat menunjang kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Kenyamanan pada ruang baca juga merupakan tuntutan yang utama. Melakukan kegiatan belajar bersama seperti mengerjakan tugas dengan kelompok teman belajar. Hal ini dituntut kenyamanan pada ruang belajar. Melakukan kegiatan belajar melalui media audio visual. Metode pembelajaran lainnya yaitu berupa menonton, memahami, dan mendiskusikan film-film ataupun rekaman video tentang pendidikan. Melakukan interaksi social. Saling berinteraksi social merupakan pembelajaran di dalam bermasyarakat, dan juga disini diharapkan setiap individu dapat mudah saling bergaul satu sama lainnya dan mendapatkan banyak teman.
b. Kelompok kegiatan entertainment ( hiburan )
Melakukan kegiatan membaca dengan referensi buku seperti novel, teenlit, komik. Kegiatan membaca juga merupakan sebuah aktifitas hiburan. Melakukan aktifitas hang out di café, remaja bersama kelompok teman mereka yang suka berkumpul-kumpul sebagai sebuah kegiatan hiburan. Melakukan aktifitas menonton film di dalam mini bioskop. Kelompok atau komunitas remaja penyuka film dapat menikmati sekaligus diskusi dan belajar baik dalam segi konsep dan cerita dari film tersebut.
c. Kelompok kegiatan expression ( ekspresi )
Melakukan kegiatan pameran. Kegiatan pameran disini sebagai hasil dari ekspresi remaja yang ingin dimunculkan kepada umum sehingga mereka mempunyai sebuah kebanggaan atas apa yang telah mereka hasilkan.
Melakukan kegiatan di area ekspresi. Kegiatan ini berupa buah karya remaja yang bukan dalam bentuk benda, melainkan seperti sebuah ekpresi gerak ataupun lainnya seperti tarian, music, teater, dan lainnya. Melakukan kegiatan olahraga. Olahraga disini juga masuk ke dalam
kategori pendidikan, dan juga hiburan. Keberadaaan kegiatan olahraga ini dimaksudkan agar para remaja dapat menyalurkan semangat mereka yang sangat besar itu ke dalam kegiatan yang positif.
d. Kelompok kegiatan penunjang
Melakukan kegiatan diskusi, seminar, dan workshop. Menyediakan tempat untuk kegiatan workshop yang diselenggarakan pihak Melakukan kegiatan diskusi, seminar, dan workshop. Menyediakan tempat untuk kegiatan workshop yang diselenggarakan pihak
e. Kelompok kegiatan pengelola Aktifitas administrasi o General manager , aktivitasnya bertanggung jawab terhadap
keseluruhan kegiatan yang ada pada wadah 3E. o Sekretaris, tugasnya membantu General manager dan Manager.
o Manager keuangan, bertugas mengkoordinir keseluruhan kegiatan yang berurusan dengan keuangan dan bertanggung jawab untuk
melaporkan urusan keuangan kepada general manager. o Staf keuangan, bertugas membantu manager keuangan.
o Manager per unit, bertugas mengkoordinir urusan di setiap unit yang nantinya bertanggung jawab langsusng kepada General Manager.
o Staf bertugas membantu manager. Aktifitas Teknis
o Staf teknis, mengkoordinir urusan operasional di setiap fasilitas yang ada di ”wadah 3e bagi remaja”, pada staff teknis ini nanti
akan terbagi ke dalam beberapa urusan diantaranya pengadaaa, penataan, pemeliharaan koleksi buku dan arsip, pengolahan, pelayan publik, promosi, website, dan dokumentasi. Staff teknis ini bertanggung jawab langsung kepada manager di masing- masing unitnya.
Aktifitas maintenance o Staf teknisi, Memelihara dan melakukan perawatan terhadap
kondisi fasilitas yang di wadah 3e bagi remaja. Aktifitas Keamanan o Petugas keamanan bertugas menstabilkan situasi di wadah 3e bagi
remaja baik dari akses keluar masuk kendaraan, sirkulasi koleksi remaja baik dari akses keluar masuk kendaraan, sirkulasi koleksi
5.1.3 Analisa Alur Kegiatan Alur kegiatan berdasar jenis kegiatan
a. Aktifitas education
R. Peralihan
Registrasi
Pulang
R. Koleksi audio
Rak buku R. diskusi
visual Metabolisme
R. Baca
R. Audio Visual
Skema 5.1 Sirkulasi aktifitas education Sumber: analisa pribadi
b. Aktifitas entertainment
Lap. basket Datang
ibadah
R. Hobi outdoor
Lap. futsal
Parkir
R. Peralihan
R. Hobi indoor
Pulang
R. Hobi
Registrasi
Café
Mini R. koleksi film
bioskop
Skema 5.2 Sirkulasi aktifitas entertainment Sumber: analisa pribadi Skema 5.2 Sirkulasi aktifitas entertainment Sumber: analisa pribadi
ibadah
Datang
Area ekspresi
Parkir
R. Peralihan
Area pemeran
Pulang
Melihat-lihat pameran
Metabolisme
Skema 5.3 Sirkulasi aktifitas expression Sumber: analisa pribadi
d. Aktifitas penunjang
R. Peralihan
Registrasi
Pulang
Kegiatan workshop/ seminar
Metabolisme
Skema 5.4 Sirkulasi aktifitas penunjang
Sumber: analisa pribadi
e. Kegiatan pengelola Administrasi
Istirahat makan,
administrasi
minum, dan ibadah
Pulang
Skema 5.5 Sirkulasi aktifitas administrasi Sumber: analisa pribadi
Istirahat makan,
teknis
minum, dan ibadah
Pulang
Skema 5.6 Sirkulasi aktivitas teknis
Sumber: analisa pribadi
Istirahat makan,
maintenance
minum, dan ibadah
Pulang
Skema 5.7 Sirkulasi aktivitas maintenance Sumber: analisa pribadi
Security dan parkir
Istirahat makan,
pengam anan
minum, dan ibadah
dan sirkulasi Pulang
Skema 5.8 Sirkulasi aktivitas security & parkir
Sumber: analisa pribadi
5.1.4 Analisa pendekatan kebutuhan ruang Pembahasan mengenai analisa kebutuhan ruang didasarkan pada kelompok
kegiatan yang ada pada ‘wadah 3E ( education, entertainment, and expression ) bagi Remaja’.
Adapun dasar pertimbanganlain adalah :
Pola kegiatan Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas/ kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. Macam dan fungsi kegiatan Dari macam dan fungsi kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk mewadahi kegiatannya.
Tabel 5.1 Analisa kebutuhan ruang
Sumber: analisa pribadi terperinci
Kelompok kegiatan
Jenis kegiatan
Sirkulasi entertainment,
Masuk Wadah
- Rg. Parkir
kendaraan dan expressi on
‘ruang 3E bagi
- Lobby
orang ( remaja )
remaja’
- Rg. Peralihan/
Rg. Transisi/ plasa
Sirkulasi orang
Aktv. Perpus
- Locker
- registrasi
- R. daftar
- mencari
- R. Baca indoor
informasi
- R. Baca outdoor
- menitipkan
- R. Koleksi buku
barang
Koleksi umum
- melihat-lihat
Koleksi
koleksi pustaka
pelajaran
- membaca
Koleksi fiksi
- meminjam
Koleksi non-
koleksi pustaka
fiksi
- mengembalikan
Koleksi media
koleksi pustaka
cetak
- fotocopy
Koleksi karya
- R. Fotocopy
membaca koleksi
- R. Browsing
digital
internet - R. koleksi film pendidikan - R. audio visual - Lavatory - Rg. Diskusi - gudang - R. MEE
Aktifitas
- area café indoor
digunakan
berkumpul
- area café outdoor
sebagai tempat
- Makan
- dapur
pertemuan atau
- minum
- R. Cuci
para anggota
Kelompok kegiatan
Jenis kegiatan
komunitas, dan juga pengunjung lainnya.
Aktifitas sinema
- registrasi
digunakan
- pemutaran film
- R. Koleksi film
sebagai tempat
- R. tunggu
kumpul-kumpul
- R. Mini bioskop
para anggota
ataupun kelompok teman.
Aktifitas olahraga - lapangan basket - lapangan futsal - area lari joging - area istirahat - lavatory
Aktifitas hobi
- ruang diskusi
Aktifitas
- panggung
expressi on
ekspresi - R. Persiapan - R. MEE
Aktifitas pameran - R. Pameran - R. Informasi - R. Persiapan - Gudang - R. MEE
Workshop
- R. Teori dan
digunakan juga
praktek
sebagai ruang
- R. persiapan
serbaguna,
- Gudang
dengan kegiatan pelatihan
Service area
- Lavatory - Gudang - musholla - tempat wudhu
Administrasi
- R. general
manager - R. sekretaris - R. Manajer dan
staf keuangan - R. manajer dan staf personalia - R. manajer dan staf operasional - R. manajer dan staf marketing - Lavatory - Rg. tamu - Receptionist - Dapur kecil - Gudang - R. rapat
Kelompok kegiatan
Jenis kegiatan
Ruang
Kete rangan
- R keamanan
Operasional
- Receptionist - R. pengelola
harian perpustakaan
- R. informasi
Maintenance
- Pos keamanan - Pos parkir - Gudang cleaning
service - R. Mechanical Electrical - R. Genset - R. pompa
5.1.5 Analisa pola organisasi dan hubungan ruang Tujuan penataan pola hubungan ruang adalah untuk mendapatkan organisasi
ruang yang terdapat pada suatu bangunan. Organisasi ruang ditunjukkan dengan pola hubungan ruang yang memperlihatkan kedekatan antar ruang serta gambaran peruangan secara umum. Dasar Pertimbangan yang menentukan adalah:
Kegiatan yang diwadahi. Sifat kegiatannya. Hubungan antar kegiatan
Adapun Pola Hubungan Ruang dari bangunan “Wadah 3E bagi remaja” adalah :
Seluruh kegiatan yang ada pada “wadah 3E bagi Remaja” yang sifatnya makro.
Skema 5.9
Seluruh kegiatan utama secara mikro.
Skema 5.10 Pola hubungan ruang kegiatan utama mikro
Sumber: analisa pribadi
Kegiatan secara mikro pada bangunan perpustakaan.
Skema 5.11 Pola hubungan ruang kegiatan perpustakaan
Sumber: analisa pribadi
Kegiatan pengelola.
Skema 5.12 Pola hubungan ruang kegiatan pengelo la
Sumber: analisa pribadi
5.1.6 Analisa Besaran Ruang Besaran ruang bertujuan untuk mendapatkan ruang gerak sesuai kebutuhan
kegiatan yang diwadahi. Dasar pertimbangan dalam pendekatan besaran ruang antara lain :
Kegiatan yang ada dalam fasilitas yang meliputi bentuk, pola dan cara kegiatan Kapasitas jumlah pengunjung Kapasitas jumlah pengunjung “wadah 3e (education, entertainment , dan expression ) bagi remaja” diasumsikan dengan perhitungan jumlah remaja (12-
23 tahun) yang ada di Surakarta yaitu 91300 jiwa x 1% = 913, ditambah dengan jumalah dewasa di Surakarta yaitu 239808 x 0.1% = 239.8 => 240. Sehingga jumlah kapasitas pengunjung “3e (education, entertainment , dan expression) bagi remaja” yang direncanakan ialah 913 + 240 = 1153 => 1200 pengunjung untuk setiap harinya, diluar perhitungan paa suatu event-event tertentu nantinya yang ada di “wadah 3e (education, entertainment , dan expression) bagi remaja” ini.
Kapasitas pengelola Kelompok pemimpin Dipimpin oleh seorang general manager, dibantu 4 orang manager, dan 5 orang sekretaris. Kelompok teknis o Pegawai perpustakaan
= 12 orang o Pegawai pelayanan teater dan galeri
= 4 orang
o Pegawai teknisi perawatan dan perbaikan fasilitas
= 4 orang o Pegawai kafe dan cinema/ mini bioskop
= 8 orang Kelompok keamanan o Petugas keamanan
= 16 orang
o Petugas parkir
= 4 orang
Total kapasitas pihak pengelola ialah 58 orang. Besarnya flow gerak pelaku kegiatan Pada ruang-ruang yang telah memiliki standard, biasanya flow gerak telah diperhitungkan dalam standard tersebut. Namun pada ruang-ruang khusus diperhitungkan sendiri. Perincian prosentase gerak adalah sebagai berikut;
: Standard minimum
: Kebutuhan keleluasaan sirkulasi
: Tuntutan kenyamanan fisik
: Tuntutan kenyamanan psikologis
: Tuntutan spesifik kegiatan
70%-100% : Keterkaitan dengan banyak kegiatan Untuk standar ruang yang digunakan diperoleh dari sumber :
Neufert Architect Data (NAD) Asumsi penulis (A) Asosiasi olahraga basket inetrnasional (FIBA)
Kebutuhan ruang transisi
Tabel 5.2 Kebutuhan ruang transisi Sumber: analisa pribadi
Ruang Asumsi
Smbr Luas(m 2 Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Kapasitas
Standart
Area gerak
1200 x
Plaza
10% = 120 0,8 m²/org
Sirkulasi 80% 138.2 Total
Kebutuhan ruang baca
Tabel 5.3 Kebutuhan ruang perpustakaan Sumber: analisa pribadi
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 )
kebutuhan
Area gerak
(1200x25%
Lobby
0,8 m²/org
27.5 30 % ± 35.75 R. daftar/ registrasi
Rak cabinet
5 5,5 m²/org
NAD
Meja
2 1.04 m 2 /org
R. baca indoor
0,8 m²/org
R. baca outdoor 130
300 m 2 /
R. Koleksi Buku
Koleksi buku umum Fiksi
Ruang Asumsi
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Kapasitas
Standart
o Karya novel
dalam negeri o Karya
Non fiksi o Karya
novel dalam negeri
o Karya novel
Social budaya Psikologi Masakan
Arsitektur, desain dan seni
Koleksi Media Cetak Surat kabar
Majalah Koleksi
buku pendidikan
Filsafat dan
Agama Bahasa
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 )
Koleksi karya
khusus Koleksi
materi
khusus dalam braille
R. browsing internet
300x10%=
1.29 m²/org
R. Fotocopy 9.93 Area Ftcpy
2 unit
1,15 m²/org
NAD
Meja Penjilitan
3 unit
1,44 m²/org
NAD
R.koleksi film
20 30% 1 26 pendidikan
5,5 m²/org
NAD
R. Audio Visual 53
1,5 m²/ unit
NAD
-1 podium
A 6 30% 1 8
minitheatre
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 )
kebutuhan
R. diskusi 59.9
Area gerak
2 0.3 m 2 /org
3 1.8 m 2 /org
2 2.66 m 2 /org
NAD
R. pengelola harian 35 35 MEE
Kebutuhan ruang café
Tabel 5.4 Kebutuhan ruang café
Sumber: analisa pribadi
Ruang
Smbr Luas(m Kapasitas 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Asumsi
Standart
Area café indoor Area gerak
(1200x15%
0,8 m²/org
NAD
)x60%=108
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 )
Area café outdoor Meja
22.5 ± 22.5 Kursi
45 meja
0.8x0.8x0.8
NAD
± 108 Rak buku
5,5 m²/org
Area gerak
(1200x15%
0,8 m²/org
0.8x0.8x0.8
dapur 24 ± 24 pantry
12 ± 12 R. cuci
0.8 0.8 Kasir
Area gerak
1 0,8 m²/org
0.5 0.5 Kursi
Meja
1 0.8x0.8x0.8
2 0.3 m 2 /org
2 1.8 m 2 /org
5.32 20% 5.33 Gudang
2 2.66 m 2 /org
NAD
24 Total
Sirkulasi 50% 211.03
Total 633.1
Kebutuhan ruang mini bioskop
Tabel 5.5 Kebutuhan ruang café
Sumber: analisa pribadi
Luas(m Ruang 2 Asumsi Kapasitas Standart Smbr ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
R. registrasi ±7 R. koleksi film
NAD 16 40% 1 ± 22,4 R. tunggu
Rak koleksi
0,8 m²/org
40% 1 ± 8,96 pengumjung
Sofa
0,8 m²/org
NAD 6,4
30 % ± 156 R. mini bioskop kursi
1200x10% 0,8 m²/org
NAD
67.2 ± 67.2 R. MEE
A 25 20% 1 25 R. pengelola harian
18 wastafel
0.6 30% 0.78 urinoir
2 0.3 m 2 /org
NAD
2 Lavatory 2 1.8 m /org 3.6 30% 4.7 wc
5.32 20% 5.33 Gudang
2 2.66 m 2 /org
Kebutuhan ruang pameran dan workshop
Tabel 5.6 Kebutuhan ruang pameran dan workshop Sumber: analisa pribadi
Ruang
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
R. pameran Area gerak
60% ± 288 R. informasi
1200x15% 0,8 m²/org
A 180
Area gerak
0,8 m²/org
NAD
Meja
0.5 ± 0.5 Kursi
1 0.8x0.8x0.8
0.6 ± 1.2 R. persiapan
2 0.7x0.85
40% 1 ± 8,96 Gudang
0,8 m²/org
NAD 6,4
NAD 27.5 1 ± 27.5 R. MEE
5,5 m²/org
A 24 1 24
R. teori dan pelatihan
40 40% ± 56 workshop
50 0,8 m²/org
NAD
R. persiapan 12 Total
Kebutuhan ruang kegiatan olahraga
Tabel 5.7 Kebutuhan ruang kegiatan olahraga Sumber: analisa pribadi
Ruang
Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Luas(m 2 )
± 924 Lapangan basket
Lapangan futsal
1 lapangan
20 orang
42mx22m
2 ± 840 Jogging track
2 lapangan
20 orang
28mx15m
FIBA
A ± 120 Wastafel
0.6 40 % ± 0.24 Lavatory
2 0.3 m 2 /org
3 1.8 m 2 /org
2 2.66 m 2 /org
NAD
Area gerak Area istirahat
A 25 40% 1 35 Kursi
Total 1933.72 Sirkulasi 50%
966.86 Total
Kebutuhan area ekspresi
Tabel 5.8 Kebutuhan area ekspresi Sumber: analisa pribadi
Ruang Asumsi
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Kapasitas
Standart
Area gerak A ± 30 Panggung ekspresi pengunjung
60% ± 288 R. persiapan
1200x15% 0,8 m²/org
NAD
16 40% 1 ± 22,4 R. MEE
20 org
0,8 m²/org
NAD
40% 1 ± 8,96 Total
8 0,8 m²/org
Kebutuhan ruang service
Tabel 5.9 Kebutuhan ruang service Sumber: analisa pribadi
Ruang
Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Parkir pengujung Mobil
1200x10%
3x4,5m/mbl
1x2m/mtor
Motor
1200x70% 1x2m/spd
32 40% ± 44.8 Tempat wudhu
40 0,8 m²/org
6.4 50% ± 9.6 Lavatory
8 0,8 m²/org
0.6 40 % ± 0.24 Urinoir
Wastafel
2 0.3 m 2 /org
NAD
5.4 40% ± 7.56 Wc
3 1.8 m 2 /org
NAD
5.32 30% ± 6.92 Gudang
2 2.66 m 2 /org
Kebutuhan ruang pengelola
Tabel 5.10 Kebutuhan ruang pengelola
Sumber: analisa pribadi
Ruang
Smbr Luas(m Asumsi 2 ) Flow Jml Total( m 2 ) kebutuhan
Kapasitas
Standart
Parkir pengelola
58x15%=8. 3x4.5m/mbl
58x75%=4 1x2m/mtr
58x15%=8. 1x2m/spd
8 0,8 m²/org
NAD 6,4
5 5,5 m²/org
NAD 27.5 30 % 1 ± 35,75
R. tamu A 25 20% 1 30 R. General Manager
1 A 25 20% 1 30 R. sekretaris
1 A 50 30 % 3 195 R. manajer
2 0.3 m 2 /org
NAD
5.4 40% ± 7.56 Wc
3 1.8 m 2 /org
5.32 30% ± 6.92 R. staff
2 2.66 m 2 /org
NAD
24 60% 38.4 R.rapat
20 1.2 m²/org
A 60 70 % 1 102 R. keamanan
1.2 m²/org
A 1 100 Pos parkir
Gudang cleaning 16 service
R. MEE ± 120 R. genset
64 3 ± 192 R. pompa
Total 1884.6
Sirkulasi 50% 942.3
Total 2826.9
Luas Bangunan
- Kegiatan Utama
7127.2
m²
- Kegiatan Penunjang
704.9
m²
- Kegiatan Pengelola
2826.9
m²
- Kegiatan Service
Rencana lantai dasar dengan pertimbangan kemudahan sirkulasi dan pencapaian :
- 1/3 Luas perpustakaan + Galeri & = 972.6 m²
Workshop - ½ Luas Kegiatan Pengelola
= 1157.3 m²
- Parkir pengelola
- Luas kegiatan olahraga
= 2900.6 m²
- Luas kegiatan ekspresi
= 586 m²
- ½ Luas Café + Mini Bioskop
Total untuk ke butuhan lantai dasar ialah 8706.1
8706 m²
Srkulasi Horizontal = 50% Total Luas dasar Bangunan = 8706+(50%x8706)
= 8706+ 4353 = 13059
Koefisien Dasar Bangunan = 60%
= 13059 x 60%
= 7835 m²
Luas minimal lahan yang dibutuhkan adalah :
13059 + 7835 = 20894 m 2
5.2.1 Data Fisik Site Terpilih Site terpilih ialah jalan Ki Hajar Dewantoro, kelurahan Jebres-Kecematan
Jebres, sebelah utara dari Universitas Sebelas Maret ( UNS Surakarta ). - Luas Site + - Batas – batas site :
o Utara
: tanah kosong dan permukiman warga
o Timur
: Proyek pembangunan STP (Solo Techno Park)
o Selatan
: jalan Ki Hajar Dewantoro
o Barat
: Terminal Pendaringan
- Kondisi site berkontur dengan garis kontur yang tidak terlalu curam. - Kondisi site pada saat ini merupakan lahan perkebunan pisang - Jarak site dengan pusat kota yaitu + 7 km, dan dari daerah Palur sebelah
timur dari Bengawan Solo + 1 km. Pencapaian site dari kampus UNS + 100 m dan dari kampus ISI Surakarta + 200 m.
- Jalan Ki Hajar Dewantoro merupakan jenis jalan kota. - Jalan Ki Hajar Dewantoro dilalui oleh angkutan umum, yaitu angkutan
umum dan bis kota NUSA - Site ini mempunyai lingkungan pendidikan yang banyak, yaitu diantaranya UNS Surakarta, ISI Surakarta, STIKES Surakarta, dan SMK Batik.
- Bangunan yang diijinkan dibangun pada zona pendidikan di wilayah Jebres ini menurut RUTRK kota Surakarta tahun 1993-2013 ialah < 5 lantai.
5.2.2 Pencapaian Site
Tujuan Mendapatkan kemudahan pencapaian pengguna “wadah 3e bagi remaja” baik pengunjung dan pihak pengelola untuk mengakses, dan pencapaian pihak pengelola dan pengunjung yang tidak saling mengganggu. Sebagai dasar pertimbangan adalah : - Kemudahan dan kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar - Kondisi dan jalan yang mengelilingi kawasan - Gangguan yang ditimbulkan terhadapa lalu lintas jalan
Site dapat dicapai dari 3 arah pada jalan Ki ajar Dewantoro, yaitu pada jalan Ir. Sutami, jalan Tentara Pelajar, dan jalan Kolonel Sutarto. Jalan di depan site yaitu jalan Ki Hajar Dewantoro merupakan jalan dua arah dengan lebar jalan + 16 meter. Simpul antara jalan Tentara Pelajar dengan jalan Ki Hajar Dewantoro berpotensi menjadi titik gangguan lalu lintas, dan juga simpul antara jalan Ki Hajar Dewantoro dengan jalan lingkung ISI Surakarta, tepatnya di daerah depan pintu gerbang perahu ISI juga berpotensi menimbulkan kemacetan, sehingga pada titik-titik tersebut dihindari penempatan ME “wadah 3e bagi remaja”.
5.2.5 Analisa Pencahayaan
Januari, 9 am
Januari, 3 pm
Februari, 9 a
Februari, 3 pm
Maret, 9 am
Maret, 3 p
April, 9 am
April, 3 pm
Mei, 9 a
Mei, 3 pm
Juni, 9 am
Juni, 3
Juli, 9 am
Juli, 3 pm
Ag ustus, 9
Ag ustus, 3 pm
September, 9 am
September, 3 pm
Oktober, 9 am
Oktober, 3 pm
No vember, 9 am
No vember, 3 pm
Desember, 9 am
Desember, 3 pm
Gambar 5.6 Analisa Pencahayaan Sumber: dokumen pribadi
5.3 Analisa Psikologi Perkembangan Remaja Dalam Rancangan Arsitektur
Pelaku utama dalam wadah 3E ialah remaja (12-23 tahun menurut Stanley Hall). Wadah 3E dirancang dengan melihat perkembangan dari remaja terutama dalam
kegiatan dan aktivitasnya, sehingga membutuhkan perlakuan khusus. Psikologi perkembangan remaja merupakan suatu proses perubahan mental remaja baik normal ataupun abnormal yang ada di dalam remaja. Pendekatan psikologi perkembangan remaja ke dalam rancangan arsitektur yaitu dengan mewadahi suatu tuntutan remaja yang berasal dari dalam (minat) dan dari luar (kegiatan). Pendekatan perkembangan remaja ke dalam rancangan arsitektur dapat digali dengan karakteristik remaja, proses perkembangan remaja, dan juga pendekatan terhadap lingkungan sekitar remaja, yaitu kota Solo dan lingkungan sekitar site.
5.3.1 Karakteritik Remaja Remaja digambarkan sebagai sosok yang masih bingung terhadap perubahan
fisiknya, sosok yang mulai berfikir khayal, senang bereksplorasi, memiliki ketertarikan dan kepekaan yang cukup tinggi, dan sosok yang masih
bingung. Gagasan
Wadah 3E bagi remaja direncanakan menjadi lingkungan binaan yang bercirikan sebagai sosok yang tegas keberadaannya terhadap lingkungan sekitar, namun juga merupakan sosok yang tidak begitu jelas, dengan permainan bentuk, material, dan warna pada eksterior.
5.3.2 Proses Perkembangan Remaja Proses perkembangan remaja digambarkan dalam 3 tahap, yaitu remaja
tahap awal, remaja tahap madya, dan remaja tahap akhir. Pada setiap tahap, posisi lingkungan di remaja berbeda-beda. Umumnya remaja di tahap awal masih berada di SMP, remaja pada tahap madya berada di SMA, dan remaja pada tahap akhir ada di perguruan tinggi. Gagasan
Dengan perencanaan pada konsep penataan site baik sirkulasi, penataan ruang luar, bangunan yang direncanakan, dan lainnya sehingga menciptakan suasana yang berbeda namun tetap satu, yaitu sebagai wadah 3E bagi remaja.
5.3.3 Lingkungan Pendekatan lingkungan sekitar terhadap perencanaan wadah 3E bagi remaja
dengan maksud penyelarasan konsep site dan konsep desain bentuk terhadap lingkungan sekitar, sehingga mendapatkan skyline yang seimbang dengan lingkungan sekitar. Gagasan
Pendekatan desain bentuk yang selaras dengan lingkungan sekitar, seperti pendekatan terhadap bentuk yang selaras antara bentuk bangunan ISI, bentuk bangunan di UNS, perencanaan bentuk STP, dan juga bentuk alami
dari lingkungan sekitar. Pendekatan konsep site wadah 3E juga memaksimalkan potensi yang ada pada site dari penataan site, pencapaian ke dalam site hingga sirkulasi di dalam site.
5.4 Analisa Sistem Bangunan
5.4.1 Analisa struktur bangunan Dasar Pertimbangan:
Beban yang harus didukung. Kondisi tanah. Bentuk dan dimensi vertikal bangunan. Karakter bangunan. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
a. Analisa sub struktur Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang karena memiliki karakteristik sesuai dengan jenis tanah area site terpilih, dan dengan pengamatan terhadap bangunan sekitar (Solo Techno Park dan gedung- gedung UNS) yang bertingkat lebih dari 1.
b. Analisa super struktur Pemilihan bahan yang sesuai dengan fungsi dan karakteristik bangunan serta fleksibilitas terhadap pola peruangan membutuhkan bahan sebagai pembatas yang bersifat massif baik di dalam ataupun di luar bangunan.
Pemilihan bahan yang lebih solid juga dibutuhkan di beberapa titik yang memiliki sifat privasi.
c. Analisa upper struktur Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
1) Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi
bentuk atap lebih luas.
2) Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
3) Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk cukup
luas.
4) Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk
atap lebih luas. Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan
Tabel 5.11
Tabel sifat dan kesan penampilan material Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982
Menahan gaya
Formal, keras, kaku, kokoh
Bangunan monumental Bangunan pemerintah,
bangunan utilitas Metal
Baja
Menahan gaya
Keras, kokoh, kasar
Bangunan komersial Kaca
Efisien
Ringan, dingin
Sebagai pengisi Plastik
Tembus pandang
Dingin, dinamis, kesan ringan
Sifat, santai Kayu
Mudah dibentuk
Ringan, dinam is, informal
Rumah tinggal Batu bata
Mudah dibentuk
Hangat, lunak, alamiah
Fleks ibel, bisa untuk
Praktis
Perumahan, bangunan monumental, komersil
struktur
Batu alam
Pondasi, dinding dekoratif Marmer
Tidak butuh proses, dapat dibentuk/diolah
Berat, alamiah, kasar, sederhana
Interior-eksterior
Mewah, formal
Kekuasaan, kemewahan
5.4.2 Analisa utilitas bangunan
a. Jaringan listrik Dasar pertimbangan:
- Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN,
a) Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.
b) Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti AC, pompa dan sebagainya.
Panel skunder Distribusi
Meteran
Panel utama
Panel skunder Distribusi
Skema 5.13 Analisa Jaringan L istrik Sumber : Analisa Pribadi
b. Jaringan komunikasi Dasar pertimbangan:
Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern Ekonomis dalam perawatan Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :
Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan.
Jaringan internet Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.
Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media penyampai musik di dalam bangunan.
Telepon Lokal
PT. Telkom
Panel Kontrol
Operator
Faks Internet
SLJJ/SLI Skema 5.14
Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa pribadi
c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)
Air bersih
o Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik
pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan- bangunan.
Pompa Upper tank
Ground Water Tank
Pompa
Sumur dalam distribusi
Skema 5.15 Analisa aliran air bersih artesis Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3
o PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat.
Tangki atas
PAM Skema 5.16
Analisa aliran air bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3
Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.
Air kotor dari kamar mandi
Bak Kontrol
Bak Pengendapan
Kamar Mandi
T. pengolahan limbah
Skema 5.17
Analisa aliran air kotor cair Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3
Air kotor dari dapur
Penangkap lemak
Peresapan
Air dapur
Riol
Skema 5.18
Analisa aliran air kotor lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3
Air kotor dari WC
WC
septictank
Peresapan Riol
Skema 5.19
Analisa aliran air kotor padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3
Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan.
Air hujan dari atap Air hujan sekitar Sumur
Pipa Vertikal
Bak kontrol
Selokan
Resapan
Skema 5.20 Analisa sistem sanitasi air hujan Sumber: Analisa pribadi
d. Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
Sampah yang dapat Bak penampung
didaur ulang
sampah daur ulang
TPA Sampah yang tidak
Shaft sampah
Bak penampung dapat didaur ulang
sampah non daur ulang
Skema 5.21
Analisa sistem pembuangan sampah
Sumber: Analisa pribadi
e. Sistem pengamanan bangunan
Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat –
tempat yang diinginkan melalui ruang security.
Power
Central security
Call button
Monitor
Skema 5.22
Pemadam Kebakaran Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan, luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sistem yang biasa digunakan yaitu : o Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu
sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system .
o Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila
dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box .
o Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
o Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant .
o Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai.
o Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan bersampingan.
Penangkal Petir Dasar pertimbangan: o Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan yang
efektif terhadap sambaran petir. o Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan
o Ketahanan mekanis o Ketahanan terhadap korosi o Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan ukuran
bangunan yang dilindungi o Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan
Tabel 5.12 Penangkal petir
Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
Sistem Frank lin
Sistem Faradday
Prinsip k erja
Bila terjad i petir akan terjadi Tiang-tiang faraday yang berjarak ionisasi d i awan. Loncatan ion-ion kurang lebih 20 m (antar tiang) dapat
ditahan
oleh
preventor terletak di sekeliling bangunan
mengenai untuk melindungi bangunan dari bangunan. R adius perlindungan sambaran petir. sama dengan tinggi preventor.
murah Sifat perlindungan lebih baik
dibandingkan sistem Faradday.
karena aliran listrik langsung dialirkan ke ground di tanah.
Kerugian
Bila suatu saat ion-ion pada
Lebih mahal dibandingkan sistem
preventor
tersebut
habis atau
perlindungannya jadi menurun.
5.5 Analisa Persyaratan Ruang
5.5.1 Analisa Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami Dasar pertimbangan
1) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari.
2) Sistem pencahayaan yang hemat energi Analisa : Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada siang hari ,terutama di ruang-ruang yang bersifat publik. Pencahayaan alami dapat diaplikasikan dengan skylight dan permainan pantulan cahaya matahari ( bisa dari kaca ataupun bahan yang mempunyai daya pantul yang baik).
Interior atap yang dibentuk berlubang- lubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami ke dalam ruangan.
Skylight pada hall
Pada dinding yang menggunakan material kaca dan berhadapan langsung dengan arah cahaya, dapat diberi screen maupun desain berupa sirip-sirip untuk
membelokkan
Skylight pada koridor Gambar 5.7
Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan
Sumber : Analisa pribadi
b. Pencahayaan Buatan Dasar pertimbangan
1) Kebutuhan pencahayaan
2) Jenis aktifitas
3) Jenis ruang.
4) Jenis penerangan Analisa : Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat
kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai
dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :
Fluorescent Lampu fluorescent menggunakan prinsip dari proses berpendarnya mineral. Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi (ruang baca, ruang workshop, ruang diskusi, ruang cinema dan ruang olahraga dalam ruang di malam hari). Lampu pijar Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya. Special lighting (spot light) Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.
Penggunaan
Penggunaan
Special lighting (spot
Gambar 5.8
Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan
5.5.2 Akustik Tujuan :
1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang yang dikehendaki.
2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam ruang- ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang spesifik.
- Akustik Lapangan
Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu ruang terbuka
- Akustik Ruang
Pada ruang-ruang seperti ruang baca, ruang cinema, dan lainnya, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya, seperti :
Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi spons/bahan karpet. Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer. Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan rambatan panas, penahan bocor pada atap).
5.5.3 Sistem Sirkulasi
Sirkulasi Horizontal
a. Selasar Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai 3 m atau lebih.
Kelebihan : - Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat menikmati
etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung lainnya yang melintas. - Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di atasnya.
b. Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan promosi/menyelenggarakan acara khusus.
Gambar 5.9 Selasar - Atrium Sumber : Dok.pribadi
Transportasi Vertikal
a. Eskalator Berfungsi sebagai sirkulasi vertical, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan. Bahan pertimbangan :
- Emberikan kemudahan untuk pengguna bangunan terutama untuk
bangunan lebih dari 2 lantai. - Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan. - Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta terbuka.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat bangunan dengan jumlah yang memerlukan sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º. - Lebar eskalator minimal 80 centimeter. - Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.
Gambar 5.10 Eskalator Sumber : Dok.pribadi
b. Elevator (Lift) Syarat:
- Kecepatan memadai. - Letak mudah dilihat. - Pengontrolan operasi mudah. - Sistem pengamanan memadai. - Syarat struktur :
pada
Gambar 5.11
bagian bawah.
Elevator Sumber : Dok.pribadi
Ada dua jenis lift yang digunakan: - Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang
kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton. - Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas lantai yang
dilayani dan tinggi bangunan.
c. Tangga Umum Tangga umum dimaksudkan untuk sirkulasi vertical untuk bangunan kurang dari 4 lantai dan juga menggantikan lift jika lift rusak. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum. Syarat umum : - Letak mudah dilihat/dicapai. - Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m - Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal 28,5 cm - Pengaman/Border - Kemiringan maksimum 30°
d. Tangga Darurat Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi kebakaran juga untuk area servis Syarat: - Jarak capai maksimal 30 m - Konstruksi tahan api. - Ruang tahan api. - Kedap asap. - Berhubungan ruang luar. - Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m
e. Ramp Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi, misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk jalur sirkulasi servis dan para difabel. Syarat: - Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk pedestrian
tidak boleh lebih dari 7°. - Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi
pengaman lebarnya 120 cm. - Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet pengaman).