KOTA SURAKARTA

BAB III KOTA SURAKARTA

SEBAGAI KOTA LAYAK REMAJA 1

3.1 Remaja dan kota Surakarta

Gambar 3.1 Peta Surakarta Sumber: Dokumen pribadi

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah, terletak di tengah antara kota/kabupaten di Karesidenan Surakarta. Luas wilayah administrasi Kota Surakarta berkisar antara 4404 Ha, yang terbagi atas 5 wilayah Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah, terletak di tengah antara kota/kabupaten di Karesidenan Surakarta. Luas wilayah administrasi Kota Surakarta berkisar antara 4404 Ha, yang terbagi atas 5 wilayah

II Surakarta seluas 4404 Ha, sebagian Dati II Sukoharjo ( Kec Kartosuro, Grogol, Baki, dan Mojolaban) seluas 3168 Ha dan sebagian Dati II Karanganyar (Kec. Jaten, Colomadu) seluas 1143 Ha. Kota Surakarta dibatasi oleh beberapa wilayah administrasi yaitu, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten Boyolali, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten karanganyar dan kabupaten sukoharjo, disebelah selatan berbatasan dengan kabupaten sukoharjo, dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten sukoharjo dan kabupaten boyolali

0 Letak geografis kota Surakarta adalah antara 110 0 BT dan 111 BT, serta antara

0 7 0 6’LS dan 8 LS, serta kondisi fisik topografi relatif datar (kemiringan 0-3%) dengan ketinggian ± 92m di atas permukaan air laut dan dilalui oleh beberapa sungai, antara

lain: sungai Pepe, sungai Anyar, sungai Janes yang kesemuanya merupakan anak sungai dari sungai Bengawan Solo. Keadaan geologi berupa dataran rendah dan perbukitan, dengan jenis tanah, antara lain : aluvium dan endapan gunung berapi (70%), batuan sedimen klasik dan sedimen gunung berapi (20%), dan grumusol atau lempung berat

(10%), serta daya dukung tanah antara 0,5-1,75 Kg/m 2 . Keadaan klimatologi kota Surakarta yaitu curah hujan pada umumnya 2000-5000 mm/tahun dengan max 500 mm/bulan pada musim penghujan, dan max 50 mm/bulan pada musim kemarau. Kelembaban udara relatif 70% dan dapat terjadi antara 55% - 100%.

Laju pertumbuhan penduduk di kota Surakarta setiap tahunnya bervariasi. Berdasar data yang di dapat dalam buku Surakarta dalam angka pada tahun 2009 laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi berada pada tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 1,5% per tahunnya. Pada tahun 2009 kepadatan penduduk di kota Surakarta

ialah 1 orang berbanding 84 m 2 . Penduduk kota Surakarta berdasar jenis kelamin dari ialah 1 orang berbanding 84 m 2 . Penduduk kota Surakarta berdasar jenis kelamin dari

54 tahun) di kota Surakarta sebesar 239.808 jiwa atau sekitar 42%. Pada tahun 2010 jumlah penduduk kota Surakarta berjumlah 503.421 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki

dan 281.821 wanita. Dilihat dari perbandingan angka antara tahun 2009 dan 2010, dapat disimpulkan terdapat penurunan jumlah penduduk pada tahun 2010.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 Sumber : BPS kota S urakarta, S urakarta Dalam Angka 2009

Juml ah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

Tahun

Jenis Kel amin

Juml ah

Laki -l aki

Wadah pendidikan formal yang ada di kota Solo dapat di katakan memenuhi di semua sektor mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta ada di kota Solo. Diantaranya sekolah yang menjadi favorit di kota Solo ialah SMAN 1 Surakarta, SMAN 3 Surakarta, SMU URSULIN, Yayasan Pondok Pesantren Assalam, Universitas Negeri Surakarta, dan Institut Seni Indonesia Surakarta.

Tabel 3.3 Jumlah Sekolah yang ada di kota Surakarta

Perguruan Tinggi

Kota Solo merupakan wilayah kotamadya Dati II Surakarta yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya.

Tabel 3.4 Fungsi Kota S urakarta S u m ber : P e rd a no. 8 /1 993 d an p en gol ah an s tud i

L o ka l, R e gio na l dan Na s iona l

3. P e nd id ik an

L o ka l, R e gio na l dan Na s iona l

L o ka l, R e gio na l dan Na s iona l

Rencana pembangunan dan pelayanan kota Solo dibagi dalam 4 WP (wilayah pengembangan ) dan 10 SWP (Sub Wilyah Pengembangan). Empat wilayah tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat. Kemudian untuk 10 SWP yaitu:

SWP I

: Kecamatan

(Pucangsawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi)

Pucangsawit

SWP II : Kec. Kampung Baru (Kampung Baru,

Kestalan, keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiropradjan)

Gilingan,

SWP III : Kec. Gajahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran)

SWP IV : Kec. Sriwedari (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan mangkunegaran)

SWP V : Kecamatan Sondakan (Pajang, Laweyan,

Sondakan)

SWP VI

: Kec. Jajar (karang Asem, Jajar, Kerten)

SWP VII : Kec. Sumber ( Sumber & Banyu Anyar) SWP VIII : Kec. Jebres (Jebres & Tegalharjo) SWP IX

: Kec. Kadipiro (Kadipiro & Nusukan)

SWP X

: Kelurahan Mojosongo (Mojosongo)

Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 – 2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Fungsi Satuan Wilayah P engembangan (SWP ) Kota Surakarta Tahun 1993 – 2013

Sumber : RUTRK 1993 – 2013

Skal a Pel ayanan Kegiatan

Fungsi / kegiatan (%) Juml ah

Ling BWK

Keterangan A = Fungsi Pariwisata

G = Fungsi Adm & Perkantoran B = Fungsi Kebudayaan

C = Fungsi Olahraga

E = Fungsi Pendidikan

D = Fungsi Industri

F = F ungsi Perdagangan

H = Fungsi Perumahan

3.2 Remaja Dan Lingkungan Tempat Tinggal Pertimbangan di dalam kaitannya antara remaja dengan lingkungan tempat tinggal antara lain kondisi keluarga dan rumah layak huni. Pada kondisi keluarga masuk ke dalam psikologi sang remaja terhadap anggota keluarga lainnya. Syarat dari rumah layak huni antara lain status kepemilikan jelas, kemudahan akses air, listrik, pengolahan sampah, keamanan, dan kenyamanan lingkungan.

Kondisi terhadap status kepemilikan di Solo yang dikategorikan tidak jelas secara umumnya berada di lahan-lahan milik pemerintah dan tidak mendapatkan ijin untuk mendirikan bangunan seperti daerah bantaran sungai (bantaran sungai di kampung sewu, pucang sawit, sangkrah, semanggi, dan lainnya), wilayah sisi timur dari UNS dan wilayah lainnya. Lewat dari hal tersebut banyak perumahan di kota Solo yang memiliki sertifikat. Perumahan tersebar di setiap kecamatan yang ada di Solo, yaitu Jebres, Pasar Kliwon, Banjarsari, Laweyan, dan Serengan. Listrik yang mengalir di solo sebagian besar berasal dari arah barat dan pusat saluran listrik ada di kelurahan Jajar. Listrik mengalir dari jaringan utama ke jaringan sekunder, dan kemudian ke jaringan tersier yang memasuki ke setiap jaringan kelurahan yang ada di Solo.

Jaringan air di kota Solo yang disediakan oleh pemerintah kota Solo ialah jaringan iar yang berasal dari PDAM. PDAM mendistribusikan air bersih melalui pipa utama di bawah tanah yang ada di jalan besar. Sumber air terpusat di daerah yang adadi timur laut dari kota Solo. Di kota Solo juga terdapat pengolahan air dari PDAM salah satu diantaranya ialah di kecamatan Mojosongo. Saluran drainase di Solo juga belum menyeluruh, hal ini disebabkan banyak gang kecil di dalam permukiman yang padat, sehingga menyulitkan pemerintah kota Solo untuk menanam pipa dan membuat saluran air. Permukiman padat di kota Solo diantaranya ialah daerah Jagalan, Kampung Sewu dan lainnya. Permasalahan lainnya dari kota Solo berkaitan dengan air ialah masalah banjir. Daerah yang kerap terkena banjir ialah daerah di bantaran sungai diantaranya Kampung Sewu, Jagalan, Pucang Sawit, Semanggi, dan Sangkrah. Satu-satunya tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang ada di kota Solo ialah Putri Cempo di Mojosongo. Kota Solo juga mendapatkan penghargaan sebagai kota dengan kualitas terbaik di Indonesia bersama kota Surabaya tahun 2011.

3.3 Remaja Dan Lingkungan Sekolah Hal-hal yang harus diperhatikan antara remaja dan lingkungan sekolahnya antara lain fasilitas yang ada di sekolah sebagai penunjang dari kegiatan belajar di sekolah, pertimbangan jam masuk sekolah dan pulang sekolah, metode belajar mengajar, serta penyususnan peraturan dan tata tertib di sekolah. Pembahasan disini lebih mengarah terhadap fasilitas yang ada di sekolah serta jam masuk dan pulang sekolah.

Jam masuk sekolah di Solo berbeda-beda, untuk SMP masuk pukul 07.00 WIB, dan untuk SMU masuk pukul 07.30 WIB, namun untuk mahasiswa jam masuk lebih fleksibel. Untuk jam selesai pelajaran di masing-masing sekolah rata-rata sekitar pukul

12.30 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Pertimbangan dari perbedaan jam masuk sekolah ialah untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di kota Solo saat pagi hari. Fasilitas di sekolah seperti untuk tingkat SMP, SMA, dan Universitas merupakan sarana untuk mendukung kegiatan belajar yang ada di sekolah. Fasilitas seperti ruang bersosialisasi yang digunakan sebagai tempat berinteraksi semua siswa satu sama lain.

3.4 Remaja Dan Lingkungan Bermain Pertimbangan di lingkungan bermain dan remaja umumnya ialah kenyamanan dan keamanan di lingkungan bermain remaja. Di kota Solo ada beberapa lingkungan bermain umum yang berupa ruang terbuka umum diantaranya ialah taman Balekambang, taman Sekartaji, taman depan Tirtonadi, alun-alun utara dan selatan

kraton Solo, Gelora Manahan, alun-alun Mangkunegaran, taman Monumen Banjarsari, dan citywalk Slamet Ryadi.

3.5 Remaja Dan Pelayanan Transportasi Pertimbangan dari pelayanan transportasi terhadap remaja dalam mewujudkan kota layak remaja ialah jenis transportasi dan mewujudkan sistem transportasi yang dapat menjangkau semua kebutuhan remaja, khususnya ke lingkungan pendidikan, lingkungan rumah tinggal, dan lingkungan bermainnya. Kota Curitiba, Brazil sebagai salah satu kota percontohan di dunia yang baik di dalam memberikan pelayanan transportasi publik bagi warga kotanya. Jenis transportasi itu dilihat dari jarak dan ukuran transportasi. Di 3.5 Remaja Dan Pelayanan Transportasi Pertimbangan dari pelayanan transportasi terhadap remaja dalam mewujudkan kota layak remaja ialah jenis transportasi dan mewujudkan sistem transportasi yang dapat menjangkau semua kebutuhan remaja, khususnya ke lingkungan pendidikan, lingkungan rumah tinggal, dan lingkungan bermainnya. Kota Curitiba, Brazil sebagai salah satu kota percontohan di dunia yang baik di dalam memberikan pelayanan transportasi publik bagi warga kotanya. Jenis transportasi itu dilihat dari jarak dan ukuran transportasi. Di

Untuk bis kota yang ada di Solo, melayani rute di dalam kota hingga tujuan akhir ke terminal Palur dan terminal Kartosuro. Bus Batik Solo Trans juga melayani kebutuhan

transportasi umum waga Solo dan menjangkau ke daerah pusat kota sampai ke wilayah barat dan timur Solo, sedikit berbeda rute dengan bus kota lainnya yang ada di solo. Pelayanan transportasi di kota Solo mulai dari pukul 5 pagi hingga pukul 6 sore untuk bus kota, dan untuk angkutan umum jenis minibus beroperasi hingga pukul 9 malam.

3.6 Remaja Dan Pelayanan Kesehatan Menurut WHO, sebagian besar penyakit sumber penyakit berhubungan erat dengan lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, dan lingkungan bermain. Bahaya lain adalah kecelakaan dan kekerasan. Selain itu, permukiman yang padat, ventilasi yang buruk, dan kurang air bersih untuk mencuci, mempercepat penyebaran berbagai penyakit (UNICEF & UNEP, 1990:25).

Kota Solo mempunyai beberapa rumah sakit seperti RSUD Dr. Moewardi, RS OEN, RS PKU Muhammadyah, RS Dr. Soeharso, RS Panti Waluyo, RS Kustati, RS Brayat Mulya, dan RS Kasih Ibu. Di setiap kelurahan di kota Solo masing-masing juga mempunyai 1 PUSKESMAS, dan di Solo terdapat 51 kelurahan sehingga terdapat 51 PUSKESMAS yang ada di Solo.