DEFENISI KONSEPOPERASIONAL VARIABEL a. Defenisi Konsep

yaitu semakin tinggi tingkat sosial ekonomi masyarakat maka semakin tinggi partisipasi masyarakat. H3: Terdapat pengaruh signifikan antara kondisi sosial politik dan partisipasi politik masyarakat dalam pilkada, yaitu semakin tinggi tingkat sosial politik masyarakat maka semakin tinggi partisipasi masyarakat. H4: Popularitas calon, status sosial ekonomi masyarakat dan kondisi sosial politik secara simultan berhubungan positif terhadap partisipasi politik masyarakat, yaitu ketiga variabel yang digunakan secara bersama-sama memberikan hubungan positif terhadap partisipasi masyarakat.

G. DEFENISI KONSEPOPERASIONAL VARIABEL a. Defenisi Konsep

Defenisi konsep dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Partisipasi politik adalah keterlibatan masyarakat dalam suatu proses politik. b. Popularitas calon adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kandidat yang akan dipilih. c. Status sosial ekonomi masyarakat adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan masyarakat. d. Faktor sosial politik merupakan basis yang membentuk demokrasi, yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat. Faktor sosial politik menyangkut sikap, kesadaran dalam beraktivitas politik, dan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum menyangkut kehidupan berdemokrasi

b. Defenisi Operasional

Variabel-variabel yang diteliti perlu didefenisikan secara operasional untuk mempermudah dan membatasinya. Pemberian skor pada masing-masing indikator didasarkan dari 4 hipotesis yang dirumuskan. Skor yang tertinggi berarti semakin mendekati hipotesis, sedangkan skor yang terendah menunjukkan makin berlawananbertentangan dengan hipotesis Adapun defenisi operasional masing- masing variabel adalah sebagai berikut: a. Partisipasi politik, yaitu partisipasi masyarakat dalam proses pilkada menggunakan skor sebagai berikut: 1 Datang ke TPS dengan kesadaran sendiri : 5 Datang ke TPS dengan ajakan orang lain : 3 Tidak datang : 1 2 Mencoblos : 5 Tidak mencoblos : 1 b. Variabel popularitas calon menggunakan beberapa dimensi, yaitu tingkat pengenalan dan pengetahuan masyarakat terhadap pasangan kandidat. Variabel ini diukur dalam skala pengukuran 1 sampai dengan 5 menggunakan pengukuran sebagai berikut: 1 Pengetahuan terhadap pasangan calon Kenal K : 5 Tidak Kenal TK : 1 2 Waktu pengenalan pasangan calon Sebelum kampanye : 5 Saat kampanye : 3 Saat pencoblosan : 1 c. Faktor sosial ekonomi masyarakat dapat diukur dengan melihat tingkat pendidikan masyarakat, pekerjaan, tingkat pendapatan masyarakat dan aktivitas bermasyarakat. Tingkat pendidikan diukur dengan skor : Pendidikan TinggiSarjana S1S2 : 5 Pendidikan Sedang SMUSMP : 3 Pendidikan Rendah SDButa Huruf : 1 Untuk pekerjaan diukur dengan : 1 Jenis pekerjaan utama 2. Pekerjaan sampingan Rp 1000.000 : 5 Rp 600.001 – Rp 1.000.000 : 3 Rp 600.000 : 1 d. Faktor sosial politik masyarakat dapat diukur dengan melihat aktivitas masyarakat dalam proses politik antara lain dalam kegiatan kampanye, proses pemilihan kepala daerah, keterlibatan dalam persiapan pilkada, pemilihan kepala desa, kegiatan RTRW, dan keterlibatan dalam rapat-rapat meliputi rapat rembug dusundesa atau musyawarah rencana pembangunan desa musrenbang. Aktivitas sosial politik masyarakat dapat diukur dengan skala pengukuran 1 sampai dengan 5 sebagaimana variabel popularitas calon dan variabel status sosial ekonomi. Skor tertinggi dalam penelitian ini adalah 5, sedangkan skor terendah adalah 1. Adapun cara pemberian skornya adalah sebagai berikut: 1. Apabila terdapat 2 alternatif jawaban, maka skor masing-masing jawaban adalah 1 rendah dan 5 tinggi 2. Apabila terdapat 3 alternatif jawaban, maka skornya adalah 1,3,dan 5. 1. Apabila terdapat 4 alternatif jawaban, maka skornya adalah 1,3,4 dan 5. 2. Apabila terdapat 5 alternatif jawaban, maka skornya adalah 1,2,3,4 dan 5. Sedangkan perhitungan indeks atau gabungan untuk masing-masing variabel pokok dalam penelitian ini, yaitu partisipasi politik dalam pemilihan kepala daerah, popularitas calon, status sosial ekonomi, dan kondisi sosial politik adalah dengan cara menjumlahkan skor indikator yang mewakili variabel yang bersangkutan. Penggabungan skor tersebut dilakukan setelah diadakan pengelompokan kategori jawaban responden ke dalam kategori baru. Berdasarkan metode ini diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Indeks partisipasi politik Indikator Skor a. Ikut pemungutan suara Datang ke TPS dengan keinginan sendiri 5 Datang ke TPS dengan ajakan orang lain 3 Tidak datang ke TPS 1 b. Menggunakan hak suara Mencoblos 5 Tidak mencoblos 1 ------------------------------------------------------------------------------- Indeks Partisipasi : Rendah = 2-6 Tinggi = 7-10 2. Indeks popularitas calon Indikator Skor a. Tingkat pengenalanpengetahuan terhadap pasangan calon Kenal K 5 Tidak kenal TK 1 b. Waktu pengenalan terhadap pasangan calon Sebelum kampanye 5 Saat kampanye 3 Saat pencoblosan 1 ----------------------------------------------------------------------------- Indeks dukungan terhadap popularitas calon Rendah = 2-6 Tinggi = 7-10 3. Indeks Status sosial ekonomi Indikator Skor a. Pendidikan Tinggi Sarjana S1S2 5 Sedang SMASMP 3 Rendah SDButa huruf 1 b. Penghasilan Tinggi Rp 1.000.000 5 Sedang Rp 600.001- 1.000.000 3 Rendah Rp 600.000 1 -------------------------------------------------------------------- Indeks Status sosial ekonomi: Rendah = 2-6 Tinggi = 7-10 4. Indeks kondisi sosial politik Indikator Skor a. Peran dalam kampanye Sebagai pelaksana parpol 5 Sebagai simpatisan 3 Lainnya 1 b. Posisi dalam kampanye PengurusKoordinator 5 Anggota 3 Lainnya 1 c. Peran dalam pelaksanaan pilkada KPPS 5 Petugas Keamanan 3 Lainnya 1 d. Menggunakan hak suara dalam pilkades Mencoblos 5 Tidak Mencoblos 1 e. Kedudukan dalam rapat desadusundan kegiatan lain Ketua 5 Anggota 3 Tidak terlibat 1 f. Kehadiran dalam rapat Selalu 5 Kadang-kadang 3 Tidak pernah 1 ---------------------------------------------------------------------- Indeks kondisi sosial politik : Rendah = 6-18 Tinggi = 19-30

H. METODE PENELITIAN