dapat melihat melalui sejauh manakah pemerintahan sebelumnya mengakomodir segenap aspirasi dari masyarakat. Ketika publik menganggap ada semacam
kegagalan strategi yang berujung pada kekecewaan publik, maka dapat dipastikan masyarakat akan melakukan penolakan secara parsial atas kebijakan tersebut.
Upaya untuk mengembalikan kepercayaan publik jika sudah terjadi kekecewaan tidaklah mudah.
Berdasarkan uraian di atas, variabel-variabel yang diduga mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam pilkada dalam penelitian ini adalah
popularitas calon, status sosial ekonomi, dan kondisi sosial politik masyarakat.
E. VARIABEL-VARIABEL PARTISIPASI POLITIK dan MODEL ANALISA
1. Popularitas Calon
Popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Adanya relevansi kepopulisan seorang calon terhadap
akseptansi publik, maka kita mendapatkan kondisi sejauh manakah masyarakat mengenal dengan baik para calon yang ada. Ketika publik mengenal sosok dan
kiprah seorang calon dengan baik, maka akan dapat dipastikan setengah dari kepercayaan telah terbangun, apalagi diikuti oleh pengalaman serta track record
sang calon sehingga memberikan daya bius tersendiri kepada publik. Popularitas seorang calon selain dipengaruhi oleh track record, maka disana ternyata ada
sebuah elemen vital yang ikut serta membangun atau mendongkrak kepopuleran seseorang. Faktor tersebut tak lain adalah visi misi yang selanjutnya dianggap
sebagai jargon kampanye
25
. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejauh mana sinergisitas visi misi calon terhadap aspirasi masyarakat. Sang calon dapat
melakukan studi konvergensi dengan menganalisa realita sosial yang berkembang di masyarakat. Dapat juga dilihat dari pengetahuan masyarakat terhadaap calon,
sampai sejauh mana hubungan antara calon dan masyarakat. Apakah masyarakat mengenal calon jauh sebelum masa kampanye atau hanya pada saat pencalonan
saja. Jika calon-calon yang maju dalam pilkada adalah orang-orang yang telah dikenal oleh masyarakat maka akan timbul keinginan dari masyarakat untuk
memenangkan calon yang telah dikenalnya yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu jika pelaksanaan pilkada sesuai dengan apa yang dicita-citakan
masyarakat maka partisipasi masyarakat juga akan meningkat pula.
2. Status Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Biasanya status tersebut diukur melalui indeks yang merupakan
kombinasi dari dua atau tiga komponen utama status sosial, yaitu pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Pendidikan adalah pemindahan pengetahuan atau nilai-nilai secara formal dan non formal. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Jenis pekerjaan dalam penelitian ini diklasifikasi menjadi 2 yaitu pekerjaan utama dan sampingan.
Sedangkan pendapatan adalah jumlah daya beli yang diperoleh seseorang secara teratur dalam jangka waktu tertentu.
25
Loc.cit., hlm. 268.
3. Kondisi Sosial Politik