3. Kondisi Sosial Politik
Lingkungan sosial yang kondusif membuat orang dengan senang hati berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat termasuk dalam beraktivitas
politik. Dalam lingkungan politik yang demokratis orang merasa lebih bebas dan nyaman untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas politik daripada dalam lingkungan
politik yang totaliter. Lingkungan politik yang sering diisi dengan aktivitas- aktivitas brutal dan kekerasan dengan sendirinya menjauhkan masyarakat dari
wilayah politik. S.M Lipset
26
dalam studinya tidaklah teramat sulit mengemukakan tingkah laku politik individu pada umumnya, dan partisipasi politik pada khususnya.
Dengan mempergunakan sederet studi dan data, telah memberikan uraian tentang berbagai aspek perilaku elektoral, termasuk di dalamnya hasil jumlah yang turut
memberikan suara, petunjuk mengenai voting dan dukungan bagi gerakan-gerakan ekstrimis.
Studi ini mengemukakan, bahwa perilaku politik seseorang itu ditentukan oleh interaksi dari sikap sosial dan sikap politik individu yang mendasar. Asosiasi
antara berbagai karakteristik pribadi dan sosial seseorang seperti status sosio- ekonomis dan tingkah laku politik adalah hasil dari motivasi sadar atau tidak
sadar, atau kombinasi dari keduanya. Bagaimanapun juga lingkungan sosial ikut mempengaruhi persepsi, sikap,
perilaku seseorang dalam bidang politik. Orang yang berasal dari lingkungan
26
Lipset, Seymour Martin, Political Man Basis Sosial Tentang Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm 132
sosial yang lebih rasional dan menghargai nilai-nilai seperti keterbukaan, kejujuran, keadilan dan lain-lain tentu akan mau juga memperjuangkan tegaknya
nilai-nilai tersebut dalam bidang politik. Oleh sebab itulah, mereka mau berpartisipasi dalam bidang politik.
Orang-orang yang berwatak sosial yang mempunyai kepedulian sosial yang besar terhadap problem sosial, politik, ekonomi, sosial budaya, biasanya
mau terlibat dalam aktivitas politik. Seseorang yang tiada mempunyai pengetahuan atas informasi mengenai
suatu masalah politik atau situasi politik mungkin merasa kurang kompeten untuk berpartisipasi dalam sesuatu usaha guna memecahkan masalahnya, atau untuk
mengubah situasinya, maka kompetensi politiknya meningkat dengan bertambahnya pengetahuan. Kepribadian yang ramah, suka bergaul, dominan dan
berjiwa sosial tinggi akan lebih condong melakukan kegiatan politik. Kondisi sosial masyarakat bisa dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan
maupun sosial kemasyarakatan. Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yaang tinggi maka partisipasi masyarakatnya juga tinggi.
Kehidupan bermasyarakat di Temanggung dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial politik. Kegiatan pemilihan RTRW,
Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan di Temanggung menunjukkan keaktifan masyarakat dalam proses politik di lingkungannya. Pilkades yang
digelar serentak di 227 berjalan lancar dan sukses yang juga menunjukkan masyarakat Temanggung adalah partisipasi yang berperan aktif dalam proses
pemilihan baik di tingkat yang terkecil seperti RTRW, Pilkades maupun Pilkada.
Keterlibatan masyarakat secara aktif dapat dilihat dari peran serta masyarakat dalam organisasi politik, partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, partisipasi
dalam pembangunan desa, musyawarah desa atau rembug dusun yang kemudian disalurkan menjadi Musrenbang, aktif dalam proses kampanye maupun pada saat
pencoblosan.
4. Model Analisa